Bab 3

24 9 0
                                    

"Kenalkan ini Nur Sumayyah. " Puan Amna memperkenal kan pada kami atau lebih tepat pada ku seorang wanita bertudung labuh dengan perut yang membuncit sedikit .

Sumayyah hanya tersenyum memandang kami . Hati aku terasa tidak enak tentang wanita ini . Lagi lagi bila aku terpandang mata Ikmal yang seperti menyorok kan rasa gugup .

"Mulai hari ini dia akan tinggal dekat rumah ni . " Kata Puan Amna dengan teruja nya . Aku mendengar nafas Ikmal makin memberat seolah menahan marah .

"Kenapa ?" Walaupun suara nya tenang tapi aku tahu dia sedang menahan marah . Lihat lah tangan nya sedang di genggam menjadi penumbuk . Aku lihat Sumayyah sudah tertunduk memandang bawah bila Ikmal bersuara.

Puan Amna menjongket kan sebelah kening nya . Bibir nya membetuk satu senyuman yang sinis . Seperti sedang mencabar Ikmal .

Apa semua ni, mengapa semua orang berkelakuan begini . Ikmal terus bangun menuju ke dapur . Puan Amna pun menyusul sekali . Hanya tinggal aku dan Sumayyah di ruang tamu ini . Ziyadh Masih di atas dan Tuan Musa masih Belum pulang . Ayah kepada Ikmal merangkap bapa mertua ku .

Aku mendekati Sumayyah lalu aku duduk di sebelah nya . Aku memberi kan nya senyuman apabila dia memandang ku .

"Saya Bella , Bella Asyura. Isteri Ikmal ." Aku memula kan biacara . Dia memandang aku dengan pandangan keliru . Kemudian dia mula membuat isyarat tangan . Baru aku faham , dia bisu . Seperti ibuku . Tapi ibuku hanya lidah nya yang pendek .

Baru aku hendak meneruskan bicara Ikmal sudah memotong . "Sayang kemas barang , panggil Ziyadh kita balik sekarang ." Aku tidak tahu apa yang di bincang kan dua beranak itu . Tapi kedua dua nya menunjuk kan reaksi marah . Ikmal terus melangkah keluar dari rumah tapi dihentikan Puan Amna.

"Ikmal Akasyah! Selangkah you keluar , I tak akan teragak agak bagi tahu semua nya pada perempuan ni" aku tahu ada sesuatu yang mereka sorok kan pada Ku . Sumayyah menggeleng kan kepala nya pada Puan Amna. "Please just one night" kata Puan Amna seperti merayu . Ikmal melepaskan nafas yang berat lalu dia terus naik ke atas .

Puan Amna memberikan senyuman pada Sumayyah. "Mari Bonda tunjuk kan bilik Sumayyah " dengan itu tinggal lah aku seorang di ruang tamu ini masih memikir kan apa yang terjadi .

Aku melihat Sumayyah sedang termenung di tepi kolam memandang langit yang tanpa bulan itu . Aku membuat keputusan untuk mendekati nya .

Aku melambai nya dan dia membalas nya dengan senyuman yang sangat manis . Tidak pernah aku jumpa orang secantik nya . Terselit rasa cemburu dalam diri ini melihat kesempurnaan nya .

"Maaf tadi saya tak sempat kenal dengan awak . " Aku mula membuat bahasa isyarat tangan agar dia memahami ku . Dia kelihatan terkejut sedikit melihat aku pandai berbahasa isyarat .

"Awak tahu bahasa isyarat ?" Tanya nya .

"Arwah ibu saya pun sama seperti awak . Jadi saya tahu lah sikit sikit ." Dia hanya mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum nipis . " Hmm boleh saya tanya sesuatu ?" Dia menjongket kan kening nya tanda menyuruh ku meneruskan pertanyaan.

"Kenapa awak tinggal dekat sini . Saya mintak maaf andai kata kata saya menyinggung perasaan awak " Dia hanya tersenyum . Sungguh murah dengan senyuman .

"Saya hanya tinggal berdua bersama ibu saya tetapi ibu saya baru sahaja meninggal dunia . Jadi dengan baik hati nya Bonda ajak saya tinggal bersama . Sudah berkali kali saya menolak tetapi Bonda tetap memaksa jadi saya terpaksa menerima " aku memberikan sepenuh tumpuan ku untuk memahami . Kesian dia , Sama seperti ku . Baru aku hendak bertanya berkenaan tentang bayi di dalam perut nya Ikmal datang memberhenti kan niat ku .

" Sayang , kenapa duduk dekat luar ni kan dah malam . Kalau demam macam mana ? Jom masuk " Ikmal mengarah ku , Sumayyah sudah memandang kembali kolam di hadapan seperti dia pun hendak memberhentikan perbualan ini .

Akhirnya aku mengangguk lalu masuk ke dalam . Tapi Ikmal masih berdiri di luar .

"By tak masuk sekali ke ?"

"Nanti By masuk . Sayang masuk dulu , Yad dah tunggu kat atas tu . " Arah nya . Aku membuang segala keraguan yang berada di minda dan masuk ke dalam .

Aku kembali memandang ke belakang untuk melihat mereka tetapi langsir yang berada di situ terbang akibat angin menghalang permandangn ku .

"Dia suami kau Bella , tak ada apa yang nak dirisaukan " kata ku di dalam hati memberikan semngat pada diri sendiri .

"Mama pergi mana , penat tau yad tunggu mama . Merajuk lah ceni . Hump ! " Adu Ziyadh bila aq selamat masuk ke bilik Kami . Aku mengambil tempat di sebelah nya .

"Ziyadh .. " aku Cuba memanggil nya tetapi langsung dia tak pandang ke arah Ku . Aku pun memandang ke hadapan . "Haih .. kesian nya mama ni cakap seorang , tak apalah kalau Ziyadh merajuk dengan mama , mama nak carik boyfriend baru . " Baru ku hendak bangun Ziyadh menahan tangan ku .

"Ziyadh gurau je lah mama  , mama jangan lah carik boyfriend baru kesian Ziyadh nanti . " Pujuk Ziyadh dengan bibir yang dicebik .

Aku terus tersenyum lalu memeluk tumbuh kecil itu .

"Mama pun gurau je , tak kan lah mama nak carik boyfriend baru , nak jaga Ziyadh pun tak cukup tangan tau " kata Ku lalu mencubit lembut pipi tembam nya .

" Tahu pun !" Kata Ziyadh lalu mencium pipi ku bertalu talu , pecah ketawa ku.

Akibat tidak tahan aku pun bertindak menggeletek perut tembam nya . Pecah ketawa kami dalam bilik .

Penuh gelak ketawa mereka memenuhi malam yang Indah . Terus hilang kegusaran di hati . Hanya Ziyadh dan ikmal penguat hidup nya , hilang mereka hilang lah diri nya .

"Ya Allah jangan lah kau mengambil permata Ku ini ya Allah. "


























'CINTA'Where stories live. Discover now