Bab 1

40 12 0
                                    

"Mak ! Ella dah balik ini , tengok lah apa Ella dapat !" Jerit ku dari luar rumah kayu itu sambil mengahayun gembira slip spm ditangan ku. Gembira tak terkata bila aku dapat straight A+ . Semua atas jasa mak.

Aku tergopoh gapah berlari masuk ke dalam rumah kayu itu . Kasut sudah disusun ditepi . Aku terus ke dapur apabila ku dengar bunyi Ayah menjerit . Sampai sahaja di dapur gugur hati aku melihat pemandangan dihadapan ku. Kepala mak berdarah dan mak terbaring lemah dilantai itu .  Ayah berdiri dihadapan mak sambil memegang botol kaca yang sudah pecah . Aku terus berlari mendapatkan mak.

"Ayah ! Apa ayah dah buat ni?! Ayah nak bunuh mak ke ?!" Tangan ku menggigil hebat cuba menghapuskan darah yang tidak putus mengalir keluar . Habis kotor baju sekolah ku dengan darah . Aku mencerlung memandang ayah dihadapan . Segala keberanian ku kumpul kan.

"Balik pun anak tak guna ni ! Eh mak kau ni tak nak bagi aku duit , kau tahu tak ! Hari hari meniaga , tak akan tak da duit ! Dah tepi !" Kata Ayah dengan nada yang kuat . Ayah menolak aku menjauh dari mak . Dan apa lagi yang mengejut kan aku , ayah mengambil parang lalu diacu ke arah mak . Baru hendak mengahayun kan parang itu ke arah mak , aku terus menolak kuat badan ayah .

"Argghh" Ayah mengerang kesakitan . Kepala ku rasa kosong , hanya perkataan mati yang muncul . Ada suara yang suruh aku bunuh ayah . Aku tak mahu tapi tangan ku sudah mencapai parang yang terjatuh tadi lalu aku bergerak mendekati ayah . Mata memandang ayah dengan pandangan kosong . Tangan ku menggigil. Kepala ku pening dengan suara yang tidak berhenti menyuruh aku membunuh Ayah . Segala memori ku dari kecil bermain di minda ku . Dipukul , dihina , dimarahi . Semua tersemat di hati . Bukan lah aku berdendam tapi aku ingat sampai mati .

Sampai dihadapan ayah , baru ku hendak menikam Ayah , Ada tangan yang memeluk kaki ku . Aku melihat mak sedang menggeleng kepala menanda menyuruh aku berhenti . Mak kelihatan sangat lemah . Mata nya separa terbuka . "Angan... Angan "

"Ella mintak maaf , tapi Ayah dah melampau ." Aku tidak tahu apa yang merasuki ku , aku menolak ibu ku dengan kuat lalu aku membunuh Ayah .

"Allah !" Aku tersedar secara mengejut , nafas yang laju aku cuba perlahan kan . Aku mengurut dada ku yang tidak berhenti mengepam .

"Mimpi lagi ?" Tanya ikmal dihadapan meja cermin . Dia memandang ku dari pantulan cermin dihadapan nya sambil membetul kan butang kemeja . Aku hanya mengangguk lemah . Sakit di dada tidak hilang . Ikmal datang mendekati ku lalu duduk melutut di hadapan ku.

"Kenapa tak kejut ?" Tanya ku perlahan , nafas ku kembali seperti biasa . Ikmal memegang tangan ku lalu diusap perlahan .

"By tengok awak tidur nyenyak sangat , sebab tu tak sampai hati nak kejut . Mimpi yang sama lagi ?" Jelas Ikmal seraya bertanya , dia sudah lengkap berkemeja hitam.

"Saya mimpi arwah mak dan arwah ayah ." Kata ku membuka bicara . Mata ku menunduk memandang tangan ku diriba . Tangan ikmal setia mengusap tangan ku memberikan kekuatan .

"Salah saya , semua salah saya " aku mula teresak perlahan . Dada ku kembali berasa sempit . Terhinjut hinjut bahu ku menahan tangis .

"Sayang berapa kali saya cakap , itu semua ketentuan Allah . Awak tak boleh terus salahkan diri sendiri . Awak tak boleh terus salah kan takdir . Tak suka by tengok awak sedih macam ni , dah lap air mata tu ." Pujuk Ikmal . Dia beralih duduk disebelah ku. Tangan nya mengusap bahu ku pula. Sungguh aku sayang dan cintakan nya sepenuh hati ku.

Aku mengelap sisa air mata di wajah ku. Aku memandang ikmal dengan pandangan yang menghantar seribu rasa .

"Thank you" ucap ku padanya . Aku memberi kan nya senyuman nipis . Dia membalas nya dengan senyuman yang manis . Senyum itulah salah satu sebab aku jatuh cinta pada nya . Senyum yang buat ku percaya yang aku selamat berada di sisi nya .

"Dah pergi tengok anak bujang awak tu , merajuk tak nak pergi sekolah . Penat saya pujuk , tak jalan jugak " kata Ikmal dalam nada pasrah .

Anak Kami , walau bukan dari darah daging aku dan ikmal . Aku menyayangi nya lebih dari diri ku sendiri . Aku mengambil nya dari rumah anak yatim piatu sejak Ziyadh bayi lagi .Aku terus bangun melangkah menuju ke bilik tidur Ziyadh Ibrahim . Aku melihat dia sedang duduk di atas katil lengkap memakai baju sekolah sambil memuncung kan bibir nya . Tangan nya disilang ke dada . Aku duduk disebelah nya .

"Mama dengar dari papa , yad tak nak pergi sekolah , betul ke ?" Tanya ku lembut sambil memandang kearah nya . Dia hanya mengangguk kecil .

"Boleh mama tahu kenapa ?" Tanya ku lagi . Nampak nya umpan menjadi , dia mendekati ku lalu terus memeluk tubuh ku , mulut nya masih muncung ke depan .

"Kawan yad kata dekat yad yang yad tak encem , betul ke mama ?" Dia bertanya sambil memandang ku dengan mata bundar nya . Ternyata anak kecil yang berumur lima tahun ini petah berkata kata .

"Mana ada yad tak encem , berani dia cakap anak mama macam tu . Ziyadh Ibrahim lah lelaki yang paling encem mama pernah jumpa . " Kata ku sambil mengusap pipi tembam nya .

"Yad lagi encem dari papa kan?" Tanya nya polos . Dia memandang ku dengan mata yang berharap . Aku tergelak kecil mendengar pertanyaan nya . Baru hendak menjawab , ada suara yang memotong .

"Eleh papa lagi encem lah dari yad , encem papa ni tak ada siapa boleh lawan tau , sebab tu mama jatuh cinta dengan papa " kata Ikmal bongkak berdiri di depan pintu bilik .

"Mana ada ! Mama leh jatuh cinta dengan yad je . Papa tak boleh ! No no no . " Bantah Ziyadh sambil berdiri di hadapan ku menghadap Ikmal . Baru Ikmal ingin membalas aku terus memotong .

"Dah dah , kalau yad nak mama jatuh cinta dengan yad , yad kena pergi sekolah hari ni, boleh ?" Tanya ku pada nya . Dia kelihatan seperti sedang berfikir . Tangan diletak di dagu .

"Okay deal !" Dia terus berlari mengambil beg sekolah nya berlari menuju ke ruang bawah . Aku memandang Ikmal, dia juga memandang Ku . Kami ketawa kecil melihat telatah Ziyadh .

Seketika aku melihat tie yang tergantung di leher ikmal tanpa di ikat. Ikmal yang nampak pandangan ku kemana dia terus mendekati aku .

"Ikatkan . " Pinta nya seraya memuncung kan mulut nya .

"Mengada " kata ku lalu tangan lincah mengikat tali leher suami ku.

Usai siap ikmal mencium dahi ku lalu berkata "Jangan lupa malam ni kita kena pergi rumah bonda . " Jelas Ikmal lalu berjalan menuju ke ruang bawah . Seketika muka ku berubah keruh . Bonda ..

































'CINTA'On viuen les histories. Descobreix ara