Aza membawa 2 orang perempuan ke arah rumahnya. Karena kasihan, pasti mereka masih syok.

Tidak terlalu jauh, hanya butuh 15 menit saja.

"Ayo sini-sini masuk dulu" Ajak Aza mempersilahkan masuk.

"Silahkan duduk" Ucal Aza ramah.

Tumben ramah, biasanya juga marah-marah.

Sebenarnya Aza sudah kepo dari tadi, kenapa bisa mereka bisa masuk jurang. Tapi dirinya tahan, karena gak enak, belum kenal nama dah nanya-nanya.

"Perkenalkan namaku Azalin Denandra" Ucap Aza.

"Wow! Namamu unik sekali" Sahut gadis berambut pirang.

"Iyaa dongs, gue gitu lohh" Sombong Aza membatin.

"Namaku Annabelle Van De Guzend" Gadis berambut pirang itu memperkenalkan diri.

"Aku Tatarayle Van De Guzend. Adik dari kak Anna" Sahut gadis berambut cokelat memperkenalkan diri.

"Owalah. Sepertinya kalian seorang bangsawan?" Tanya Aza

"Awalnya iya, tapi entah untuk sekarang" Lirih Tata sendu.

"Maksudnya?" Tanya Aza bingung.

"Kami dari Count Guzend daerah wilayah Barat kekaisaran Swaggareth. Awalnya kami hanya ingin jalan-jalan ke perbatasan wilayah utara dan selatan, hanya saja kami dikejar oleh bandit dan berakhir memasuki wilayah tengah." Cerita Anna menjelaskan.

"Awalnya kami tidak tahu aku dan kakak tersesat dimana, tapi yang pasti ini masih termasuk wilayah kekaisaran Elgryon. Dan kami baru menyadarinya kalo kami berlari sejauh ini hingga hampir terjatuh ke jurang karena monster di hutan Rag" Lanjut Tata.

Baiklah Aza mengerti. Jadi mereka dari kekaisaran tetangga. Dan kenapa selalu dirinya yang menemukan orang nyasar!.

Aza menghela nafas berat.

"Terus, apa kalian akan pulang?" Tanya Aza.

Anggaplah Aza mengusir mereka, karena nyatanya memang iya. Bukan tidak menerima orang bertamu, hanya saja kamar di rumahnya cuman 1, belum rumahnya tidak seluas tempat tinggal mereka. Jadi tidak ada alasan Aza menerimanya.

"Emm--- kami tidak tau jalan pulang" Lirih Tata.

Aza kembali menghela nafasnya.

"Terus kenapa kalian bisa sampe ke sini kalo tidak tau jalan?" Tanya Aza.

"Kami tersesat"

Baiklah, Aza tidak ada pilihan lain kecuali menyuruh mereka untuk tinggal di penginapan. Biarkan saja Aza di cap tidak sopan terhadap bangsawan, bodo amat dia.

"Kalau begitu, kalian carilah penginapan Untuk sementara hingga kalian tau jalan keluarnya" Ucap Aza mencari solusi.

"Kami tidak memiliki uang"

"Uang kami diambil semuanya oleh para bandit itu"

HWARGHHH! Ingin rasanya Aza berteriak.

Dirinya juga rakyat miskin. Masa rakyat biasa seperti dirinya menyumbang uang untuk anak bangsawan, kan gak elit.

Aza ingin memulangkan mereka, hanya saja mereka tidak tahu jalan pulang apalagi dengan dirinya yang mengenal wilayah sendiri aja belum. Dan harus mengantarkan mereka pulang? YANG BENAR SAJA!.

"Yasudah, kalian tinggal lah disini untuk sementara sehingga kita bisa menemukan jalan keluar untuk kalian kembali pulang ke wilayah kalian" Pasrah Aza dengan terpaksa.

"Biar aja lah, itung-itung dapet temen" -Ucap Aza membatin.

Bruk!

Annabelle dan Tatatrayle secara bersamaan menubruk tubuh Aza dan memeluknya dengan erat sambil terus berucap terimakasih.

"Iye, sama-sama"

"Udah sana, pada mandi. Aku siapkan dulu baju untuk kalian" Suruh Aza.

"Terimakasih, terimakasih banyak Azalin"

Walaupun Aza sering mencampur kalimat baku dan non baku karena kadang kepleset langsung celetuk, karena belum belum terbiasa. Untung saja orang-orang disekitarnya pada mengerti

...

"Ini aku hanya mempunyai gaun sederhana seperti ini, maaf kalo tidak seperti yang kalian inginkan" Sahut Aza menyimpan 2 gaun di kasurnya.

"Ak--"

"Tidak apa-apa" Sahut Tata memotong ucapan Anna.

"Oh oke, aku keluar dulu"

Sambil terduduk memincing Aza menatap dalam kakak beradik di depannya ini. Sedikit mencurigakan, bangsawan seperti mereka?.

"Berapa usia kalian?" Tanya Aza.

Setelah selesai membersihkan diri, Aza mengajak mereka bersantai di ruang tamu dan mengobrol ringan.

"Aku tiga belas dan Tata dua belas"

"Lah? gue pikir lima belas sama enam belas, ternyata hampir seumuran toh" -Batin Aza merasa heran.

Pasalnya mereka pada tinggi-tinggi, Aza aja hanya sampai telinga mereka.

Lupakan soal usia. Sekarang Aza harus mikir bagaimana mereka tidur jika kamarnya cuman satu? dan kasurnya juga cuman cukup untuk satu orang. Ya kali Aza suruh mereka tidur di ruang tengah, sedangkan status mereka bangsawan elit. Bisa di penggal kepalanya.

Terpaksa Aza harus mengalah dan tidur di ruang tengah. Masalah bagi berbagi kasur itu urusan Anna dan Tata saja, pusing Aza memikirkannya. Udah mah numpang, pengen enak lagi, JAHANNAM.

"Kalian bisa tidur di kamarku. Aku mah gampang, tidur dimana saja juga bisa" Ucap Aza kembali menghela nafas.

"Gapapa sumpah gapapa, demi Alex kagak kenapa napa" -Batin Aza merasa dongkol.

Tbc
.
.
.

Thanks next chap, jangan lupa vote, komen share. Luv🖤

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: a day ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Transmigrasi AzaWhere stories live. Discover now