3. Usaha

904 155 19
                                    

Happy reading 🖤
.
.
.

Aza duduk di tempat tidurnya, dirinya sedang menghitung uang koin yang dimilikinya.

Btw Aza sudah membaca dan mulai mempelajari sedikit demi sedikit daerah-daerah di dunia ini.

Aza itu tinggal di bagian tengah, dan wilayah kerajaan Elgryon.

"Yahh, tinggal sedikit" Lesu Aza.

"Gimana ya cara cari uang di dunia ini?"

Aza terus bergumam sambil berfikir, ya memang dirinya tidak pandai tentang bisnis berbisnis, tapi dirinya dulu bekerja, itu juga bekerja tanpa mikir.

"Hmm, umur gue baru dua belas tahun, terus gue kudu kerja apa dong?" Pikir Aza.

1 jam kemudian.

Aza tiba-tiba mempunyai ide, gimana kalau dirinya mencari tanaman dan meraciknya? sekalian dirinya mencari hewan peliharaan, plus jadiin kebun binatang dan bunga.

Ide yang bagus! -Pikirnya.

Aza menyimpan kembali uang koin miliknya, lalu bangkit untuk pergi memulai semuanya dari awal. Sebenarnya Aza ogah dan malas, tapi ini demi kelangsungan hidupnya apalagi umurnya baru 12 tahun.

Aza keluar dari rumahnya untuk pergi kepasar terlebih dahulu, dia tidak akan membawa kucingnya, takut merepotkan, setelah itu baru ke hutan. Berdoa saja semoga Aza tidak di ngap.

Oh ya, dan Aza dia tidak mau ikut campur urusan novel sama sekali! Aza akan diam menikmati hidupnya. Dia akan berusaha tidak peduli terhadap antagonis-antagonis yang mati tragis, dia berusaha tidak peduli dengan pemeran-pemeran lainnya yang cakep. Dan karena Aza fans nya Aurora garis keras, maka dia harus menguburnya dalam-dalam agar semuanya tidak kacau.

Aza tidak mau semuanya melenceng dan jadi kacau amburadul, kan nanti jadi beban dirinya juga. Apalagi antagonis serta haremnya Aurora banyak dan kemampuannya pun tidak main-main.

Intinya Aza harus mengingat dan menjauhinya!

Aza yang sudah sampai di pasar pun celingak-celinguk.

"Ini gue harus ngapain dulu ya?" Monolognya bingung.

Aza mendekati ke penjual bibit tanaman.

Aza melihat-lihat bibit itu dengan bingung, baiklah, Aza tidak pandai memilih bibit.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya penjual itu.

Aza hanya mengangguk kaku.

"Saya ingin membeli ini, ini, ini, ini, ini ..." Ucap Aza menunjuk acak bibit bunga di depannya.

"Baiklah, semuanya menjadi tiga keping emas" Ucap penjual itu.

Aza memberikan koin emas itu kepada penjual.

"Ini, terimakasih. Dan kemarilah lagi nona" Ucap penjual itu dengan tersenyum sumringah penuh keramahan.

Aza hanya mengangguk, lalu pergi ke tempat penjual lainnya.

"Kemana lagi ya?" Monolog Aza.

"Kita ke--"

Bruk

Aza melihat ke bawah, di sana bibit bunga miliknya berceceran.

"BIBIT BUNGA GUEEE!" Histeris Aza.

Sedangkan yang menabraknya hanya menatap Aza datar.

Aza mendongak dengan muka yang sudah memerah menatap orang menabraknya dengan tajam, dia marah.

"Heh! Kau ini apa-apaan? jalan itu liat-liat!" Ngegas Aza.

Transmigrasi AzaWhere stories live. Discover now