"Tapi katanya tetap harus membeli?" Violet merusak kesenangan.

"Benarkah?"

"Setidaknya kita mendapat bonus beberapa butir." Ruby tetap bersemangat.

"Becky sudah makan dua puluh!" tuding Violet yang sama sekali tidak salah melihat sampah di wilayah Becky yang berserakan. Becky berdalih meski keduanya tetap tertawa.

"Nix, sini!" Ruby melambaikan tangan pada Onyx yang sudah melajukan troli menuju ketiganya. Kemudian lambaian itu memelan dan senyuman Ruby perlahan pudar.

"Di situ kau rupanya." Suara berat laki-laki tepat di belakang Onyx membuat semuanya menoleh.

Jason berjalan mendahului Onyx, kemudian berdiri santai di samping Ruby. "Masih suka memburu sampel, Bi?" Dia tersenyum lebar, membuat Ruby langsung membalas seringainya.

Si kembar yang tadi bersemangat, langsung menghentikan makannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Ruby mengerjap beberapa kali sebelum menjawab, "anu... aku menemani Onyx belanja mingguan. Pengasuh anak-anak sedang sakit hari ini."

Jason mengerutkan bibir dengan tangan menyelip ke saku jaketnya. Dia kemudian melirik Onyx sejenak serta troli belanjaan mereka. "Oke, belanja bersama sebelum tiga hari lagi pulang."

Apa yang Jason maksudkan ialah pulang ke Singapura. Laki-laki itu mengatakannya sambil menatap tepat ke manik mata Onyx.

Onyx menghela napas berat kemudian melajukan troli. "Anak-anak, ayo kita lihat makanan laut." Ketiganya berlalu, menyisakan Ruby dan Jason berdua.

"Kita jadi jalan-jalan? Di mana? Pulau Kemaro?"

Ruby mengangguk pelan. Dia mengeratkan tangan pada tali tas dengan bibir mengerucut ke samping. "Apakah Selene tidak apa-apa? Aku belum pernah melihat kau meneleponnya sejak datang ke mari."

Jason menegakkan tubuh dengan sorot menegang. "Aku meneleponnya ketika di hotel."

"Oh...." Ruby mengangguk lagi. "Ngomong-ngomong... bisakah sisa hari di sini aku habiskan dengan anak-anak?"

"Dengan anak-anak atau dengan ayah anak-anak?" seloroh Jason membuat Ruby bergeming. Laki-laki itu tersenyum setelahnya dan mengusap kepala Ruby dengan tangan lebarnya. "Bercanda. Kau boleh menghabiskan waktu tiga hari ini semaumu."

Ruby berterima kasih setelahnya. Jason kemudian pergi ke stan es krim untuk membelikan Ruby sundae.

Lima menit waktu yang Ruby butuhkan untuk menemukan anak-anak kembali. Mereka berdua nampak serius meneliti lobster dan kepiting yang tampaknya hanya bisa dipilih salah satunya. Wajah keduanya tak seceria tadi.

Becky dan Violet sendiri sadar jika semuanya sudah berakhir. Tidak ada lagi peluang bagi mereka. Namun, keduanya masih jengkel setiap melihat kenyataan mengenai Ruby yang akan kembali lagi pada mantan suaminya.

Untuk itu, keduanya saling bertukar pandang, bertelepati satu sama lain, kemudian meninggalkan Ruby di sana yang terjebak bersama ayah mereka.

Onyx menarik napas panjang dan melirik Ruby sekilas. "Jadi... tiga hari lagi?" tanyanya penuh keraguan.

Ruby menegakkan pandang sejenak, lalu kembali menunduk. "Yeah."

"Tidak pernah ke sini lagi?" Kali ini tenggorokan Onyx tercekat.

"Kurasa begitu." Ruby menegakkan kepala. "Mungkin kita bisa ketemu di Singapura. Kau... dan anak-anak."

Itu sebuah konklusi. Onyx mengangguk pelan, kemudian mendorong trolernya lagi. Ada sedikit denyutan aneh di dadanya dan dia merasa tak nyaman.

We Start With The End [TAMAT]Where stories live. Discover now