Chapter 5

459 45 57
                                    

Washington DC, Amerika Serikat.

Setelah kunjungan presiden AS, Jhon Fernandes ke Indonesia dia dengan cepat kembali ke Istana Putih.

Biasanya setelah kunjungan kerja baik dari dalam luar negeri Jhon langsung menemui Istrinya untuk beradu mekanik. Tapi kali ini dia langsung mengadakan rapat dengan kabinetnya

Dia sadar bahwa Indonesia bukan negara dulu yang bisa di taklukan dengan cara embargo Ekonomi atau embargo senjata seperti biasanya dilakukan negara Amerika. Mengingat semua persenjataan yang dimiliki TNI, Jhon takut bahwa Indonesia akan menggeser Posisi Amerika sebagai Negara Terkuat saat ini.

"Saya baru saja pulang dari Indonesia, dan saya terkejut dengan Sistem persenjataan mereka" Jhon sambil menunjukkan Rekaman Parade Militer.

" Mustahil mereka memiliki semua Alutsista ini!!!" Kata Jendral Bruno dengan muka tidak percaya.

" Ya, mana mungkin pak. Mereka hanya negara tertinggal di Asia. Negara kotor dengan rakyatnya yang tidak berpendidikan. Yang hanya kita takutkan dari mereka adalah netizen yang terkenal Barbar " Jendral Smith dengan muka sepele.

" Tidak, kali ini mereka berbeda. Bagaimana mungkin mereka memiliki kapal Induk, jet, dan suit armor seperti itu" jelas Jhon.

" Palingan itu hanya barang imitasi atau mereka sengaja menggertak pak. Mereka kan terkenal suka melebih-lebihkan sesuatu " tawa Jendral George tertawa.

" Ya, saya harap itu benar. Saya akan mengirimkan Mata-mata ke negara mereka" Presiden Jhon.

Sementara mereka sedang berbincang dan merencanakan sesuatu.., di ruangan BIN Menteri Pertahanan dan Presiden Rudi sedang menyadap pembicaraan Presiden Amerika tersebut.

" Hoo, berani juga mereka mengirim Mata-mata ke negara ini. Pengen di ajak war kah" ucap Mentri Pertahan, Bima.

" Sabar jangan terpancing dulu. Ingat kita harus memperkuat dulu semua senjata kita. apalagi 20 tahun dari sekarang akan ada perang dunia ketiga" Rudi.

" Tapi pak, saya tidak suka dengan Amerika ini" Bima

" Saya tahu, tapi kita harus bersabar. Saya masih ingat perlakuan Amerika kepada bangsa kita awal mula perang dimulai. kota Kita di bombardir oleh AS. Jutaan penduduk kita terbunuh. Tapi jika kita menyatakan perang sekarang terhadap mereka maka kita akan rugi." Rudi

" Maksud bapak? Kita kan punya senjata canggih dari masa depan yang tidak dimiliki negara di dunia ini." Bima

" Saya tahu loh, kita hanya memiliki tapi tidak bisa memproduksinya sekarang. Sekarang ilmuwan kita berusaha membuat Alutsista-Alutsista tersebut berdasarkan cetak biru agar bisa diproduksi" Rudi.

" Jika kita berperang sekarang dengan Usa, oke kita bisa menang tapi kita harus membayar mahal. Pertama kita mungkin akan kehilangan Beberapa Alutsista atau mungkin semuanya.
Kedua, Amerika bisa saja pulih dengan cepat karena mereka memiliki NATO dan PBB.
Ketiga bisa saja Dunia memerangi Kita karena kita menyatakan perang ke USA. Sebelum perang kita harus memikirkan konsekuensinya dulu." Lanjutnya

" Tapiii..," Ucap Bima dengan Nada penolakan

Karena kesalnya Presiden Rudi dengan pola pikirnya Jendral Bima akhirnya presiden menembak Jendral tersebut di Ruangan Intelijen.

"Dooorrrr"
"Dooorrrr"
"Dooorrrr"

Bunyi 3 kali suara tembakan ke kepala Jendral Bima yang disaksikan oleh semua orang di ruangan itu.

" Indonesia saat ini tidak butuh orang bodoh seperti anda. Tolong bersihkan Jasadnya dan jadikan saja tumbal proyek pembangunan Tambang kita nanti di Madagaskar." Presiden.

Indonesia from the future on Earth in 2020 And To Be SuperpowerKde žijí příběhy. Začni objevovat