#2. Lintang mantan Fanboys

Start from the beginning
                                    

"Hidup lo ngga ada bersyukur-syukurnya." Arda memukul pelan dahi Tirta.

"Gue bukan kagak bersyukur Ar, gue iri aja liat Tirta dapat motor sebagus ini dengan mudahnya, lah gue minta motor dari kelas x ngga di dengerin sama ibu gue."

"Itu namanya lo ngga bersyukur dodol!" Dazero menggelengkan kepalanya saat mendengar penuturan Tirta, "harus bersyukur Ta, masih punya orang tua lengkap, coba lihat gue, keluarga gue miskin banget."

"Malah adu nasib, miskin pala lo! Bapak lo pengacara terus ibu lo pengusaha, miskin yang kaya gitu?" Arda tidak habis pikir dengan jalan pikiran Tirta dan Dazero

"Kapan lagi coba adu nasib sama Tirta, ya ngga Ta?"

"Gue kalah kalo adu nasib sama lo nyet!"

"Oh iya, gue kan anak orang kaya." Dazero tertawa puas saat melihat raut wajah kesal Tirta. "Bercanda, Tirta sayang."

"Najis nyet!" Tirta bergidik geli saat mendengar panggilan sayang dari Dazero.

"Ayo kita langsung ke rumah Tirta! Kita beli bakso ibunya Tirta." Lintang menyalakan mesin motornya dan mengajak temannya yang lain agar cepat-cepat pergi ke rumah Tirta sesuai rencana mereka tadi saat jam istirahat kedua.

"Lo bawa motor gue aja Ta, gue tau lo pengen cobain motornya kan?"

"Wih makasih bro." Tirta menaiki motor Yudha dan menyerahkan kunci motor metik yang sudah buluk kepada Yudha.

Dengan tidak tahu dirinya Tirta meninggalkan mereka yang masih ada di lingkungan sekolah, mereka mengikuti Tirta dari belakang. Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai di rumah Tirta yang sederhana tapi bagi mereka nyaman.

"Eh ada kalian, masuk dulu." Ibu Tirta menyambut hangat kedatangan teman-teman dari anaknya.

"Ibu mereka mau pesan bakso kaya biasa mereka beli, Bu." Setelah berbicara dengan ibunya Tirta masuk untuk berganti pakaian dan bergabung bersama dengan teman-temannya.

Rumah Tirta memang tidak sebesar dan sebagus teman-temannya tetapi rumah Tirta memiliki suasana yang hangat tidak seperti rumah yang lainnya, maka dari itu mereka semua akan nyaman berada di rumah Tirta karena ibu dari Tirta sendiri selalu memperlakukan mereka seperti anak kandung.

"Adek perempuan lo mana Ta?" Seno bertanya dengan mata yang terus menelusuri rumah Tirta mencari keberadaan adik dari Tirta.

"Les, dia udah punya cowok Sen, masih aja lo suka sama dia." Tirta menyimpan jeruk dan manggis yang ia bawa dari dapur untuk mereka.

"Baru jadi pacar bukan suami, dia jodoh gue Sen, jadi lo nanti iparan sama gue."

"Jodoh pantat lo! Dia jodohnya Jaemin, itu yang selalu adek gue bilang."

"Iya kan, gue itu kembaran Jaemin."

"Kembar dari mana anjir? Pantat Jaemin sama muka lo aja, lebih mulus pantat Jaemin." Lintang tertawa keras diikuti Dazero dan Seno saat mendengar perkataan dari Arda.

"Ngga boleh gitu dong, ini tuh gue lagi di tahap glowing seperti Jaemin."

"Fanboys yang halunya di luar nalar ya kaya Seno gini, jadi diri sendiri aja Sen, love my self." Yudha ikut meledek Seno.

"Di antara kita selain Seno sama Dazero, siapa lagi yang suka K-Pop?" Semuanya menunjuk ke arah lintang.

"Apaan? Gue kagak suka plastik joget-joget ya."

Seno dan Dazero langsung melemparkan kulit jeruk bekas tadi mereka makan ke arah Lintang.

"Ngga suka plastik joget-joget tapi suka cium-cium layar ponsel yang nampilin Wendy red velvet." Seno mendelik ke arah Lintang.

"Bukan cuman di cium-cium aja Sen, gue pernah liat kamarnya ada poster red velvet sama twice." Dazero ikut memojokkan Lintang, "ngaku aja lo nyet!"

"Itu punya adek gue." Kilah Lintang

"Adek lo semuanya cowok Lintang." Dazero membuat Lintang tidak bisa berbohong lagi.

"Gue jadi fanboys waktu sekolah menengah pertama aja, semenjak masuk sma gue ngga suka lagi, lebih suka game sama anime."

"Nah berarti lo jangan cium-cium jodoh gue lagi, apalagi cium-cium member lain."

"Setuju!" Dazero mengangguki perkataan Seno.

"Terserah gue lah! Ponsel-ponsel gue."

Arda, Tirta dan Yudha hanya menonton perdebatan mereka yang alot tentang dunia per K-Pop an. Mereka bertiga ada di pihak netral. Walaupun tidak terlalu menyukai musik negeri ginseng itu, mereka selalu terbuka jika Seno ataupun Dazero bercerita tentang idola mereka berdua, berbeda dengan Lintang, mereka bertiga baru mengetahui jika Lintang pernah menjadi Fanboys seperti Seno dan Dazero.

∞∞∞∞

Lintang: "paparazi mulu lo! Muka gue ganteng kaya Jeno ye kan?! IYA DONG!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Lintang: "paparazi mulu lo! Muka gue ganteng kaya Jeno ye kan?! IYA DONG!

Terima kasih 🦋

DAZERO  [Bad Husband 2]Where stories live. Discover now