15. Lies Over Lies

Mulai dari awal
                                    

Beberapa langkah sebelum eksistensinya undur dari ruangan tersebut, Sunee memutar tubuh dan tersenyum penuh arti. "Menurutmu, alasan apa yang membuatmu lebih pantas untuk bersanding dengan Jakapan dibanding pria itu?" tanyanya penuh penekanan pada satu kata sebelum melanjutkan langkah yang kian semakin jauh.

"Alasan?" Nattawin bergumam menuju udara. Gusar dalam dirinya tiba-tiba hilang tergantikan dengan satu kata yang nampak sudah begitu lama hilang dari peredaran. 

Tentang ketidakberdayaan dirinya dalam menghapus perasaan terlarang pada sang karib, tentang pedih yang ia tahan saat disadarkan bahwa ia telah mencintai seorang omega bersuami, juga tentang pemakluman yang dapat ia miliki untuk merebut Jakapan, semuanya berada dalam satu kata.

Alasan,

Alasan,

Alasan.

*

*

*

"Tuan muda!"

Anak laki-laki berusia 10 tahun yang dipanggil menyembunyikan diri dibalik semak-semak agar tak tertangkap. Samar ia dapat mendengar bagaimana pada bodyguard yang bekerja untuk keluarganya itu mulai memecah diri dan berpencar untuk mencari keberadaannya ke wilayah lain. 

Setelah ia memastikan bahwa kondisi sudah aman, alpha cilik itu segera berlari ke tepi jalan dan menghentikan sebuah taxi yang ia arahkan ke suatu tempat.

"Kita sudah sampai, nong. Apa kamu akan menemui seseorang disana? perlu paman antar?" Supir taxi yang melihat bahwa tempat pemberhentiannya tak lain merupakan sebuah pemakaman pun merasa sedikit khawatir.

"Tidak, ini bayarannya."

"Nong, ini-"

"Apa? terlalu banyak? ambil saja kembaliannya. Terima kasih sudah mengantarku."

Tak menghiraukan raut wajah penuh cemas yang ditujukan padanya, anak laki-laki itu segera turun dari mobil dan berlari melewati gerbang masuk.

Menyusuri setiap kompleks pemakaman yang sangat luas, langkah kakinya terhenti saat ia tiba di hadapan sebuah pusara berhiaskan bunga-bunga segar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyusuri setiap kompleks pemakaman yang sangat luas, langkah kakinya terhenti saat ia tiba di hadapan sebuah pusara berhiaskan bunga-bunga segar.

"Here lies,

Chana Aroon Wattanagitiphat

A son, a husband and a father that will be missed by everyone."

"Papa.. Natta rindu..." Isak tangis lolos dari anak bernama Nattawin yang disertai luruhan air mata pada kedua pipinya. Seminggu sejak kepergian sang pahlawan, tiada hari dilalui olehnya tanpa melarikan diri dari rumah demi mengunjungi pusat peristirahatan dari raga yang jiwanya berpulang.

THE VILLAIN (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang