01|| Gerimis rindu

2.8K 175 30
                                    

"Sudah sangat cukup denganmu, tidak perlu yang lain

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Sudah sangat cukup denganmu, tidak perlu yang lain."

Happy reading guys ❤️

01|| Gerimis rindu

Rintik hujan mulai menyelimuti padatnya kota Jakarta. Lima tahun sudah berlalu, namun sama seperti malam-malam sebelumnya, kerinduan selalu melanda hati dan pikirannya. Nyatanya waktu akan terus berjalan, jadi ia harus bisa menerima semua kenyataan itu dan mengenang semua kenangan yang ada di dalamnya, walaupun kenangan itu selalu merongrong jiwanya. Setidaknya ia sudah mulai terbiasa dengan hal itu.

Naresh meletakkan kembali vas foto yang sedari tadi ia pandangi. Ia menaruh foto itu pada tempatnya semula, tepat di meja kerjanya.

"Papaaa..," teriakan seorang gadis kecil berhasil membuat Naresh menoleh lalu tersenyum manis.

Kiara mihika waller. Nama yang di berikan oleh Agrensi, setidaknya itulah peninggalan dari Agrensi sebelum ia meninggalkan dunia ini.

Nama itu memiliki makna yang cukup besar, Kiara dalam bahasa Korea punya arti sinar matahari sedangkan Mihika artinya tetesan embun. Perpaduan antara sinar mentari dan embun pagi membuat suasana pagi menjadi sempurna, dan Agrensi tak main-main dalam memberikan nama yang memiliki makna luas itu. Ia berharap putri kecilnya itu bersinar bagaikan mentari dan menjadi embun pagi untuk menyempurnakan keluarga kecil mereka.

Naresh melebarkan tangannya untuk mengundang putri kecilnya itu masuk kedalam pelukannya. Setelah gadis kecil itu masuk kedalam pelukannya, Naresh pun mengusap-usap puncak kepala putrinya itu. "Hai, anak Papa? Kenapa belum tidur?

"Ara belum ngantuk," balasnya.

"Tapi Ara udah belajar, kan?"

Gadis kecil itu mengangguk cepat. "Udah dong, Ara kan anak pintar."

Naresh terkekeh mendengar penuturan putrinya itu. "Anak siapa dulu nih?"

"Anak Papa, gitu loh!"

Setelah penuturan gadis kecil itu, keduanya pun tertawa bersamaan.

"Papa lagi apa?" Tanya gadis kecil itu.

"Lagi kerja," balas Naresh.

"Kenapa kerja terus sih Pah? Emang orang dewasa harus kerja terus?" Tanya gadis kecil itu. Matanya yang berbinar menatap tulus ke arah Papanya.

"Harus dong sayang, kalau gak kerja nanti gak bisa makan," balas Naresh, gadis kecil itu mengangguk paham. Namun tak hanya sampai di situ saja, gadis kecil itu kembali bertanya lagi. "kalau udah kerja di kantor emangnya harus kerja di rumah lagi?"

NARESH 2: DIA YANG BERSAMAKUOù les histoires vivent. Découvrez maintenant