Chapter 8

250 29 27
                                    

Naruto Milik Masashi Kishimoto

XxX

Genshin Impact Milik Mihoyo

Chapter 8

Dini hari diterangi hangatnya api pembakaran jasad. Prajurit Milelith berbaris dengan rapih menghormati rekan mereka yang gugur kemarin demi melindungi tanah air mereka dari serangan Lawacurl.

Kring kring

Suara lonceng menambah suasana duka di lapangan dingin nan sunyi ini. Pemimpin upacara bergerak dengan anggun diikuti suara lonceng dan tebaran bunga plum yang menggambarkan kegigihan dan usaha untuk terus menjadi lebih kuat.

Terdengar Isak tangis dari keluarga korban. Siapa yang tak sedih ditinggal keluarga ke alam selanjutnya.

Itu juga yang dirasakan oleh tokoh utama kita hari ini sedih sekaligus bangga akan keberanian prajurit untuk melindungi warga. Naruto yakin bahwa tekad prajurit untuk melindungi akan terus tertanam di hati prajurit Milelith lainnya.

Kring kring

Naruto melihat Hu Tao yang bergerak begitu anggun di upacara pemakaman ini. Suara lonceng dan tebaran bunga plum disertai wajah cantik ayu Hu Tao menambah keanggunan dan wibawa.

Hu Tao yang hiperaktif, Hu Tao yang aneh, Hu Tao yang jahil yang selalu tersenyum tanpa beban. Naruto tak melihat Hu Tao seperti itu disini saat ini. Sekarang dia melihat Hu Tao yang berwibawa anggun yang menuntut hormat.

"Jasa kalian akan terus diingat Liyue. Tekad kalian akan akan tertanam hati kami pergilah dengan tenang dan bahagialah".

Kring kring kring kring
Suara lonceng yang ditemani duka

.
.
.

Aura dingin berkoar-koar dari tubuhnya mata biru tajam layaknya hewan buas menatap musuhnya dengan tajam. Jari jemarinya bergerak ke sana kemari menggambar segel/stigma yang ditujukan pada musuhnya!

"Seiring dengan es yang melahirkan dingin membeku pedangku menggetarkan langit dan bumi. Dengarkan panggilan ku, wahai pedang jiwa!" Rapalan mantra sekaligus pelepasan segel yang diukir!

SLEB SLEB SLEB

Suara pedang es raksasa yang menusuk roh- roh jahat yang mempunyai energi demonic/iblis.

"Hancurlah" teriak pemuda berambut biru muda tersebut.

Roh-roh yang tertusuk pedang es/cryo mati meninggalkan asap hitam kemerahan.

"Misi sukses tak sia-sia aku menunggu 4 hari di gua ini." Ucap pemuda tersebut. Pedang besarnya (Claymore) disimpan menjadi butiran cahaya.

"Waktunya pulang" pemuda berambut biru muda itu berjalan keluar dari gua. Pemuda tersebut tak sabar untuk nongkrong bersama Xinqiu dan Hu Tao. Tapi sebelum itu "tidak ada waktu yang sia-sia waktunya berlatih Chongyun." Ucap Chongyun untuk pengingat dirinya sendiri.

Dash dash dash

Chongyun berlari dengan cepat sembari merapal mantra!.

Petualangan Shinobi Di TeyvatWhere stories live. Discover now