"Aku tau kau tak akan membalas pernyataan ku. Maka dari itu, tepat di ulang tahumu yang ke 18 tahun. Kau harus membalas pernyataan ku, Honey"

"Why should i?"

Dareen tersenyum lembut "Karena jawaban mu nanti adalah hal penentuan tentang hubungan kita kedepannya"

"Kau tak marah karena aku pergi?" Tanya Alisha

"Tentu saja aku marah. Tidak ada satupun werewolf di dunia ini yang tak marah jika matenya pergi dari sisinya. Tapi kali ini aku tak ingin egois"

Pria itu kembali mengeratkan pelukannya. Pengecup pucuk kepala Alisha dengan lembut

"Aku ingin kau menikmati hari-hari terakhirmu di dunia manusia. Karena setelah kau lulus. Kau akan menjadi milikku seutuhnya" lanjut Dareen dengan mutlak.

Dan Alisha hanya bisa terdiam mendengar itu. Lidahnya tiba-tiba keluh. Tapi entah kenapa ia tidak ada niat untuk menyangkal perkataan Dareen barusan. Seakan-akan itu memang takdir yang harus dilaluinya

•••

"Dareen aku ingin ke toilet" Ujar Alisha ketika Dareen baru saja ingin memencet tombol lift yang berada di gedung perusahaan inti Walcott Company

Yah, Alisha mulai terbiasa untuk selalu berada di samping Dareen kemanapun pria itu pergi. Lagipula Dareen juga akan selalu mengajaknya. Apalagi ini mendekati hari kepulangannya. Jadi, pria itu selalu ingin bersama dengannya sebisa mungkin

Dan tentu saja itu tidak berlaku jika Dareen tengah pergi untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang King. Dareen tidak akan pernah mengajak Alisha untuk pergi bersamanya sama sekali. Karena ia sangat tau jika Dunia immortal sangat amat berbahaya.

"Kau tau dimana toiletnya berada?" Tanya Alisha

"Diruanganku"

Alisha berdecak sebal "Aku serius tau. Kau tau toliet di lantai ini?"

"Mau aku temani?"

"Tak mau. Katanya kau terburu-buru karena ada berkas yang harus kau tangani. Jadi kau duluan saja. Aku akan menyusulmu"

"Aku berjanji" lanjut Alisha ketika melihat Dareen seperti tak setuju dengan perkataannya

"Baiklah. Aku akan menunggumu di ruanganku" Alisha menanggukan kepalanya. Dengan cepat ia berlari pergi setelah mengetahui dimana letak toiletnya berada.

Butuh waktu sekitar 7 menit bagi Alisha untuk keluar dari toilet dengan keadaan yang lebih lega.

Apa gara-gara tadi pagi gue makan pedes ya, makanya sekarang perut gue sakit. Bisa gawat kalau Dareen tau. Bakalan kagak dibolehin makan pedes lagi nih gue, Batin Alisha dengan sedikit mengerutu pelan. Sial, baru aja jam 10 tapi perut gua udah sakit banget

Kaki itu mulai berjalan menuju lift khusus untuk pemilik perusahaan. Ia sedikit merasa senang karena tak harus menunggu lift itu untuk terbuka dengan lebar, karena memang lift itu tak perlu berhenti di setiap lantai untuk mengangkut para karyawan

Dengan perlahan ia memasuki lift bernuansa hitam tersebut. Menekan tombol 71 di mana letak ruangan Dareen berada.

Ia sedikit heran, kenapa Dareen harus mempunyai ruangan yang berada di lantai atas? Karena itu benar-benar membosankan jika harus berdiri terdiam di dalam lift untuk waktu yang lumayan lama

Dan walaupun sudah kesekian kalinya ia kemari. Tapi tetap saja terasa sangat membosankan, apalagi ia hanya bisa menatap pantulan dirinya di tembok lift tersebut untuk sedikit menghibur dirinya

Ting

Alisha langsung menegakkan tubuhnya ketika mendengar deting lift tersebut. Dengan langkah yang lebar, ia pun keluar dari dalam lift menuju ke tempat dimana Dareen berada

QUEEN FOR ALPHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang