CERPEN : SHARMA

Beginne am Anfang
                                    

"Emang."

"Pengen banget aku nonjok kamu!!"

Mauri dan Zian yang melihat perdebatan dua calon pengantin tersebut geleng-geleng kepala.

Hal yang membuat Sharma tercengang lainnya sebelum mereka menikah, saat mencoba bicara serius dengan Regan. "Mas, aku gak pernah lho jawab pertanyaan kamu."

"Pertanyaan apa?"

"Soal perasaan aku."

Regan tak langsung merespon, hanya menatapnya lamat. "Tanpa kamu bilang, aku udah tau."

"Sok tau!" Sharma menampar pria itu yang tanpa ekspresi. Tentu hanya pelan bahkan terkesan manja.

Regan memperbaiki posisi duduknya, menghadap ke arah Sharma yang menopang kepala, posisi sikut di sandaran sofa. Mereka saling duduk berhadapan dengan posisi miring.

"Kalau perasaanku gak terbalaskan, sudah pasti kita gak bakal duduk seperti ini. Sudah pasti waktu aku dan orang tuaku datang menemui orang tua kamu, kamu bakal ngamuk." Regan mengendikkan dagu menunjuk jari manisnya. "Sudah pasti kamu gak mau pakai cincin itu."

Sharma langsung meliarkan pandangannya. Regan mencondongkan wajahnya dan sangat dekat dengan wajahnya. Membuatnya kembali menatap pria itu. "Ya udah, biar lebih jelas. Kamu jawab pertanyaanku."

"Pertanyaan apa?" Sharma melengos. Buru-buru berdiri, hendak melarikan diri, tapi Regan menariknya hingga ia duduk di pangkuan Regan. "Mas Re!!"

Dan masih banyak hal yang mencengangkan lainnya yang terjadi sebelum mereka menikah.

Salah satunya Remy.

●•••●

Sharma mengetuk pintu kamar Remy, membuka pintu itu setengah dan mengintip. "Mommy boleh masuk?" Putranya yang sedang bermain game di iPad. Mengangguk tanpa menatapnya karena fokus bermain.

Sharma membereskan kekacauan di kamar Remy. Mainan Remy berserakan. Juga mengatur buku di meja belajar Remy. "Remy udah ngerjain tugas?"

"Udah Mom."

Anaknya itu pintar, persis Benja. Sharma jarang membantu Remy mengerjakan tugas. Hanya saja sikap malas kadang menerjang bocah itu.

"Udahan ya main game, ya?" Bujuk Sharma.

"Dikit lagi Mom."

"Ya udah, Mommy kasih waktu lima belas menit." Remy menatapnya sejenak lalu mengangguk.

Waktu lima belas menit Sharma gunakan untuk menatap putranya tersebut. Hingga Remy selesai, ia menyuruh Remy menyikat giginya. Tentu dengan aksi saling tarik menarik karena Remy beralasan sudah mengantuk.

"Mommy tidur di sini?" tanya Remy saat ia juga ikut merebahkan badannya di ranjang putranya.

"Iya." Sharma memiringkan badannya dengan tangan menopang kepala sementara tangan lainnya menepuk-nepuk pelan lengan Remy. "Remy, Mommy mau ngomong sesuatu."

"Ngomong apa?" Remy membalas tatapannya.

"Bentar lagi Mommy dan Uncle Re menikah. Kita bakal serumah dengan Uncle Re ..."

"Uncle Re bakal jadi Daddy-nya Remy, kan?" Potong Remy. Sharma mengangguk pelan.

"Siapa yang ngasih tau Remy?"

"Daddy. Kata Daddy, setelah Mommy sama Uncle Re menikah, Remy gak boleh lagi manggil Uncle Re dengan sebutan 'Uncle'. Uncle Re bakal jadi Daddy-nya Remy."

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Aug 13, 2023 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

CERPENWo Geschichten leben. Entdecke jetzt