10: Come to Jake's school

1K 176 11
                                    

Jake itu memang kadang kekanakan, tapi ia menyeramkan jika sudah marah. Tipikal anak bungsu yang bila diganggu akan berubah menjadi singa.

Buktinya adalah saat berita tentang keluarganya menguap dan Almarhum Ibunya mendapat cercaan dari teman sekelasnyaㅡia tidak lagi banyak bicara, tapi langsung hajar. Benar-benar brutal hingga temannya itu tidak sadarkan diri. Mungkin karena sejak dulu ia memang sering ikut Papa dan kedua kakaknya boxingㅡkemampuannya dalam hajar menghajar itu cukup bagus juga.

Jaceline menahan senyumannya tatkala guru konseling Jake menjelaskan bagaimana kronologinyaㅡkatanya Jake tidak bicara sama sekali disaat menghajar kawannya, padahal biasanya anak seusianya akan balas mencaci maki sambil melayangkan pukulan.

Bahkan sehabis membuat kekacauan di kelasnya, ia malah pergi ke kantin dan mengadu pada Bude penjual mie kuotie favoritnya.

"Jake itu anak yang berprestasi, terebih di bidang matematika. Pekan depan juga ia akan mengikuti olimpiade tingkat provinsi setelah lolos tingkat kabupaten kemarin. Jadi, berdasarkan keputusan pihak sekolahㅡJake Arekha Collins hanya mendapatkan hukuman bersih-bersih sepulang sekolah."

"Baik, terimakasih Miss. Saya harap kedepannya tidak ada lagi yang mengganggu Jake."

Guru konseling itu tersenyum, "Seperti tidak asing ya, Ann?"

Jaceline tercengir, "Jake masih mending Miss daripada aku."

"Iya, soalnya kamu dulu nyampe seret temen kamu ke kolam depan."

Yap. Sekolah Jake dulunya sekolah Jaceline, jadi kejadian seperti ini seperti sejarah yang terulang. Hanya saja bila mengingat kejadian Jaceline dulu, ia lebih parah dari Jake. Papanya sampai hendak memindahkannya ke luar negeri kalau saja tidak ditahan Miss DesyㅡGuru konseling yang ada di hadapan Jacelineㅡ Karena Jaceline dulu termasuk ke dalam jajaran anak berprestasi juga, jadi sangat sayang sekali jika sekolah lepas begitu saja.

"Kalau gitu saya pamit ya Miss, sekali lagi terimakasih sudah memperhatikan Jake di sekolah." Jaceline bangun diikuti Miss Desy, dan selanjutnya Jaceline menyalami tangan guru semasa sekolahnya itu.

"Sukses selalu ya Ann."

"Haha iyaa, Miss juga sehat selaluu!"

Disaat Jaceline keluar dari ruang konseling, Jake sudah menunggu di depan pintu sambil memakan ice cream-nya.

Aih, bocah ini!

"Baguss, kamu hajar anak orang habis itu kabur ngadu ke bude sumi yaa??" Jaceline menjembel pipi Jake, menyebutkan nama penjual Mie Kuotie yang Miss Desy maksudkan.

"Aduh sissy sakitt!"

Jaceline melepaskan jembelannya itu lalu mengusap pelan pipi adiknya yang memerah.

"Eh iya, Jammarion mana?" Tanya Jaceline, mencari tunangannya yang tadi ikut bersamanya namun lebih memilih menunggu di luar.

Jake menyodorkan sesendok ice cream ke hadapan Jaceline lalu menjawab, "Lagi main basket sama temen-temenku."

"Adehhh si Jamal.." Jaceline lantas merangkul Jake dan pergi ke lapangan basket yang berada di bagian selatan sekolah.

"Eh kok sissy tau sih lapangannya dimana?" Heran Jake.

"Ini sekolahan sissy dulu, emangnya kamu gatau?"

"Enggak..."

"Kirain Papa cerita juga."

Jake menggelengkan kepalanya.

Karena sekarang sedang jam istirahat, koridor sekolah cukup ramaiㅡdan jelas saja keberadaan Jaceline di tengah-tengah itu menyita perhatian, tapi Jake malah sengaja menempeli Sissy-nya itu dengan cara merangkul pinggangnya setelah ice cream-nya habis.

"Jake! Oi!" Salah satu teman Jake memanggil.

"Hmmm??"

"Dih sok cool banget." Cerca temannya itu, tapi Jake tidak mempedulikan dan berlalu bersama Sissy-nya.

"Jakeee!!! Hehe, Halo Kak Ann!!" Ada lagi yang memanggil, tapi yang ini sampai berlari dan mencegat.

"Haloo." Balas Jaceline.

"Gausah SKSD."

"Dihhhhh???"

Jaceline tertawa, "Jake nya lagi sensi banget, kayanya mau PMS ya?"

"aKU COWOK???"

Teman Jake yang memanggil itu kan memang perempuan, ia pun berkata, "Kalo butuh tampon call me yaa." Bermaksud meledek.

"Lau diem deh ya, w lagi gk mut." Kata Jake.

"Wekk, awas aja kalo nanti minta yupi gak gue kasii! Eh by the wayy Kak Annn! Nice to meet you! Kak Ann cantik sekali!"

"Nyinyinyiii." Ledek Jake.

"Thankssss, siapa nama kamuu?"

"Wina!"

"Wintong." Koreksi Jake.

"Jaki!" Balas anak itu.

"Ih ayo ah Ann pergi yuk!" Jake menyeret Jaceline pergi dan ia pun menoleh hanya untuk memeletkan lidahnya pada Wina.

Sesampainya mereka di lapangan basket, bisa mereka lihat Jammarion sedang bermain bersama kawan-kawan Jake. Bahkan kelihatannya tunangan Ann Jaceline itu sangat menikmatinya.

"MAU IKUTANNN!!" Rusuh Jake, dia berlari ke tengah lapangan sambil mengangkat kedua tangannya.

"Dasar bayiii." Kata Jaceline yang memperhatikan, ia pun duduk di bangku yang ada di tepi lapangan.

Jammarion yang tadinya sibuk bermain itu kini menepi, menghampiri Jacelineㅡdan membiarkan Jake menggantikannya.

"Huhhh, capek juga ya ternyata."

Jaceline mengeluarkan tissue dari dalam tas-nya dan mengelap peluh yang ada di dahi Jammarion, "Kamu udah tua sihh."

"Yee tuaan kamu!"

"Iya lagi..."

"Oh iya, aku jadi inget. Kamu dulu sekolah disini kan?"

"Yaaap."

Terdiam sejenak, Jammarion kelihatannya sedang mencari bahan untuk bertengkar dengan Jaceline.

"Dulu kamu pas sekolah punya pacar gak?"

"Enggak."

"Gak percaya."

"Lah? Tanya si Atuy deh. Anak laki di sekolah juga mau deketin aku mikir dua kali."

"Kenapa?"

"Backing-an aku serem."

"Siapa?"

"Apa sihh, ya si Atuy!"

"Oooh, Atuy suka ya sama kamu?"

"Mana gue tauuu Jamalll." Balas Jaceline sebal.

Jammarion mengerucutkan bibirnya, "Kenapa ya kita gak ketemu pas SMA aja?"

"Percuma, aku pas SMA gak suka adik kelas."

"Ya kalo adik kelasnya aku mah mana bisa nolak, kan?"

"Sama aja tuhh."

Sebelum protes, Jammarion sudah diteriaki oleh Jake, "ABANG AYO MAIN LAGII, JANGAN PACARAN MULUU!!!"

***
BROTHERS OUT OF NOWHERE
9 January 2023
12:05
***

brothers out of nowhere.Where stories live. Discover now