ℂ𝕙𝕒𝕡𝕥𝕖𝕣 015

539 94 67
                                    

"...."

"...me].."

".[Na....me]!"

"[NAME]!!!"

Matanya terlonjak hebat, badannya tidak bisa digerakkan karena tali, dirinya melihat samar-samar.

Peter Ratri

Dan suara tembakan terdengar karena orang menjijikan itu menembak bahu Vincent.

Ini mengingatkannya mengenai scene Vincent, Nigel, dan yang lainnya yang membajak sistem keamanan di Grace Field saat ingin menyelamatkan anak-anak.

"SUDAH BERAPA LAMA AKU PINGSAN?!" Pikir [Name] frustasi.

"Oh, pemberontak Orphic sudah bangun." Ucapan Peter Ratri membuat tatapan [Name] tajam.

"Oh, si jelek Ratri rupanya. Gimana kabarnya? Udah perawatan belom?" Ejek [Name] membuat Peter geram.

Flashback, [Name] di Orphic.

Kini sang gadis yang lesu itu sedang memakan makanannya dengan tenang di kamarnya, kenapa di kamar? Itu request dari Peter Ratri sendiri, karena dia ingin berbicara dengan [Name].

Dinding kamar [Name] berubah menjadi kaca tembus pandang, benar sekali, [Name] tidur juga di lihat oleh para penjaga Orphic.

"Halo, Subjek 2." Peter Ratri menyunggingkan senyum, [Name] hanya membalas senyum tipis.

"Bukankah tempat ini indah? Atau lebih indah bersama Isabella?" Tanyanya lagi. [Name] hanya mengangkat bahu.

"Apa kau yang mengelola tempat ini?" Tanya [Name]. Peter Ratri tersenyum remeh.

"Ha! Tempat seperti ini hanya bisa dibuat oleh klan Ratri yang hebat dan sempurna!" Jawabnya lantang.

"Sempurna apanya? Kau jelek gitu."

BRAK!

"Apa?" Peter menggeram, [Name] menutup mulutnya pura-pura salah bicara, dan menyunggingkan senyum.

"Seorang 'klan Ratri yang hebat dan sempurna' tidak akan marah hanya karena perkataan itu kan? Atau apakah hati kalian begitu lembek dan otak kalian sangat tumpul sampai bisa marah begitu?"

Peter Ratri masih teringat pertemuan pertamanya dengan [Name].

"Tidak sopan! Apakah Isabella mengajarimu begitu?!"

[Name] hanya memiringkan kepalanya.

"Loh? Isabella saja takut padaku." Nada bicara [Name] kini merendah, menampakkan mata tajam yang seakan bisa membunuh Peter kapan saja.

"Hii! Menakutkan!" Peter menodongkan senjatanya dengan wajah takut.

"Namun kau tidak bisa menggunakan kekuatan mengerikanmu kan?" Lanjutnya lagi, itu membuat [Name] terkejut.

Benar, sebuah kalung terpasang di lehernya, kalung besi bersinar yang sama, yang pernah dirinya lihat di leher Shin saat di kirim oleh Mama, saat mereka menuju ke gerbang.

Ternyata, kalung besi itu ada gunanya.

[Name] menggeram, merasa dirinya tidak berguna sekali lagi. Luka bekas kuku tajam dari ratu masih ada di dahinya, walau sepertinya sudah di bersihkan oleh seseorang.

Dor!

"Namun untuk mencegah kejadian tidak mengenakkan."

Peter Ratri, menembak juga [Name], membuat darahnya mengucur deras.

Kalau begini, darahnya tidak dapat digunakan sebagai kekuatannya.

Itu membuat [Name] tersenyum jengkel.

[END] ➶𝐒𝐄𝐂𝐎𝐍𝐃➴ || The Promised Neverland x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang