it wasn't a lie that i got

Start from the beginning
                                        

"Apa masalahnya buat lo?"

Respon dari Ann tentu membuatku bertanya-tanya. Apakah Ann juga tahu kelakuan Natalie selama ini? Kenapa responnya begitu non-formal dan dingin seolah keduanya sudah saling kenal sebelumnya?

"Aduh, jangan marah dong burung jelek. Katak hijau yang unyu ini jadi takut deh," ucap Natalie seraya memasang wajah seolah-olah merasa sedih.

Ann berdecak pelan, "Berisik banget lo." Lalu ia mengambil langkah meninggalkan posisi.

"Loh, peliharaan Ace yang baru gak lo ajak pergi sekalian?"

Tapi begitu mendengar ucapan Natalie barusan, Ann langsung terhenti dan menoleh ke arahku, kemudian berganti pada Natalie pada detik selanjutnya.

"Mulut lo tuh jahat banget, tau gak?"

"Loh, gue tuh bicarain fakta. Tapi berkat lo juga, Ace berhasil dapet nilai terbaik diproyek yang dia garap. Jadi gak sia-sia sih buat lo." Lalu Natalie terkikih meremehkan.

Semua percakapan yang terjalin tentu membuatku kebingungan. Burung? Katak? Peliharaan? Apa maksud dari itu semua? Kemudian ditambah hubungan Ann dengan proyek yang digarap Kak Ace sehingga lelaki itu bisa berhasil. Apakah artinya Ann dan Kak Ace memang pernah sedekat itu dimasa lalu?

"Lo tuh cuma iri. Jadi stop nyebarin kebencian tentang Ace atau siapapun. Bukannya keren, malah kelihatan kayak pencundang, tau gak?"

Selanjutnya, Ann benar-benar pergi meninggalkan kami. Bisa aku lihat Natalie memasang raut masam seraya berkacak pinggang saat mendengar balasan Ann yang menusuk hati. Dan dua detik setelahnya, aku yang ingin menyusul langkah Ann justru kembali ditahan dengan kata-kata  oleh Natalie.

"Kalau lo penasaran, lo bisa main ke kamarnya Ace lagi. Semua bukti ada di situ kok. Dan kalau lo bingung, gue selalu siap buat menjawab."

Seusai mengucapkan hal tersebut, Natalie beranjak dari tempat, meninggalkanku seorang diri dengan benak yang kembali dibuat kacau oleh segala perkataannya.


Saat hendak kembali menuju ke arah rombonganku yang tengah bercakap-cakap tanpa ada Ann di sana, tiba-tiba saja Kak Felix muncul dari arah entah berantah sehingga itu cukup mengagetkanku yang tengah setengah melamun.

"Keira," panggilnya membuatku terkesiap. Melihatku terkejut lantas membuatnya kembali berucap, "Eh, sorry sorry, soalnya aku mau jelasin sesuatu nih."

"Eh, gakpapa. Ada apa ya Kak?"

"Habis ini kita ke hotel, karena Ian mau pulang sendiri naik kereta, dia ikut kepanitiaan ospek jurusan besok Senin ada persiapan pagi-pagi buta. Terus Dhira mau ke rumah saudaranya dan pulang diantar Om dia gitu. Kalau kita yang sisanya pulang malem gimana menurutmu? Gakpapa? Atau kamu ada kelas pagi?" Jelasnya.

"Gakpapa kok, Kak. Santai aja."

"Oke, oke, bagus. Makasih ya."

Aku mengangguk pelan seraya melanjutkan langkah hingga Kak Felix kembali menginterupsi di tengah perjalanan.

"Ohiya, Keira. Sebelum itu, aku mau lanjutin pembahasan kita waktu itu. Gimana?"

Aku yang paham dengan apa yang ia bahas lantas berpikir sesaat. Sebenarnya aku sudah penat dengan informasi yang baru aku dapatkan dari Natalie sebelumnya. Namun ketika kembali menatap sosok Kak Ace yang tengah beralih mengobrol dengan beberapa temannya yang tidak aku kenali, spontan membuatku sedikit termotivasi.

Aku harus bisa memecahkan segala hal misterius terkait lelaki itu.

"Boleh Kak."

"Oke. Tolong ikut aku," pinta Kak Felix.

if only,Where stories live. Discover now