Bumi - Keynal

887 176 12
                                    

"Bos, lo tahu anak yang punya Xara?"

"Reva Fadela Pantjoro yang culun dan kemarin ketabrak itu?"

"Dia udah masuk sekolah, penampilannya beda banget!" seru seorang cowo, cowo-cowo lain mengangguk mengiyakan.

Cowo itu mengerutkan dahi. "Maksudnya, kakinya jadi diamputasi?"

"Bukan bos! Dia jadi super keren!" seru yang lain.

"Lebih keren dari gue, Keynal Putra Tanumihardja calon pemilik brand Venal?"

"E-enggak, Bos yang paling keren."

Keynal tersenyum tipis. Dia baru pulang fashion show brand Venal di New York sehingga tidak tahu kabar saingan bisnis perusahaan orangtuanya itu saat ini.

Jujur, selama ini dia tidak masalah dengan keberadaan Adel. Dia adalah pewaris bisnis ternama paling menyedihkan di dunia. Penampilannya sangat kampungan dan tidak terawat. Entah bagaimana keluarga Pantjoro itu merawat anak sematawayang mereka.

Tetapi hal itu bagus, membuat dia tidak perlu mengeluarkan effort lebih untuk bersaing sebagai sesama anak pewaris perusahaan ternama. Dan sampai saat ini jujur saja, kedua orangtuanya masih sangat membanggakan dirinya karena memiliki kelebihan apapun yang tidak dimiliki Adel; dia tampan, terawat, keren, ranking 1 di sekolah, dan banyak orang menyukainya. Jadi, meskipun brand Venal masih kalah saing, tetapi dirinya tidak boleh kalah dalam perbandingan anak calon pewaris bisnis.

Namun, mendengar bahwa Adel sudah berubah drastis membuat Keynal tidak lagi bisa tinggal diam. Apalagi setelah beberapa orang memperlihatkan foto Adel yang bahkan menjadi trending topic nasional. Ubun-ubunnya mendidih. Dia kesal. Dia tidak terima. Dia takut kedua orangtuanya akan kecewa padanya.

"Katanya dia jadi jago matematika juga bos," ujar seseorang yang lain.

Keynal menggebrak meja. Dia merasa panas. rasanya baru seminggu dia pergi tetapi posisinya sebagai yang terbaik sudah mau diambil saja oleh orang lain.

Keynal pun berdiri dari tempat duduknya kemudian dia pergi keluar kelasnya dari kelas XI-A. Dia ingin pergi ke tempat Adel, kelas X-A.

.

.

.

"Kyaaaa!! Keynaaaal!" 

"Keynaaalll"

Beberapa siswi berteriak saat Keynal berjalan melewati mereka. Keynal tersenyum pada mereka membuat orang-orang itu makin meneriakan namanya.

Keynal memang orang yang populer. Di mata banyak orang dia sangat perfect; dia kaya, tampan, dan pintar. Sayangnya dia agak arogan. Namun arogansinya ini terpatahkan oleh kebiasaan dia mentraktir semua murid satu sekolah di kantin hampir setiap minggu. Jadi, mereka pun menghargai Keynal.

Tanpa izin, dia masuk ke kelas X-A, lalu matanya menengok kesana kemari mencari keberadaan Adel. Akhirnya dia menemukan Adel di kursi paling ujung sedang duduk bersama KAMI dan Flora.

Flora yang melihat Keynal pun membelalakan matanya, "Shit," gumam Flora. Adel mengerutkan keningnya.

"Kenapa Flo?"

"Itu Keynal! Bukannya kenapa, Adel!"

Adel melihat Flora yang nampak ketakutan. Dia nampak menutup mukanya sendiri dengan blazer yang dia pakai.

Adel semakin bingung dibuatnya.

"Lu kenapa sih Flo?"

"Ya Tuhan! Adel! Dia yang ngebully kita dari semester pertama! Lu ga inget dulu seragam lu pernah dia coret-coret pake pilok di tengah lapangan?!"

Love in UniverseWhere stories live. Discover now