"Kak Ezra," panggil Angela saat melihat kakaknya yang baru saja sampai membuat papanya juga menoleh ke arahnya.
Ezra langsung melangkah menghampiri mereka dan duduk di kursi kosong samping papanya.
"Gimana acaranya kak?" Tanya Angela yang sudah dua minggu ini memutuskan mengenakan hijab.
"Alhamdulilah mereka sudah sah," jawab Ezra dengan wajah yang terlihat patah hatinya.
"Alhamdulilah, insya allah ada pengganti yang lebih baik lagi buat kak Ezra." Angela berharap perkataannya bisa menyemangati sang kakak.
Begitupun sang papa menepuk bahu Ezra menguatkan, semenjak perkataan putra angkatnya di rumah sakit saat itu, berhasil menyadarkannya akan sikap salah yang tidak dirinya sadari.
Seminggu setelahnya sang papa meminta maaf pada kedua anak angkatnya dan memutuskan kembali ke tanah air. Keputusannya itu membuat mereka menjadi lebih dekat dari sebelumnya seperti layaknya keluarga normal lainnya.
"Oh, ya gimana perkembangan kesehatan kamu Zra?" Tanya papanya.
"Alhamdulilah cukup baik pah, sekarang trauma itu perlahan mulai menghilang," jawab Ezra dimana hasil psikisnya mulai membaik dari sebelumnya. Kemungkinan dengan pria itu benar-benar sudah mengikhlaskan kepergian mamanya dan tidak menyalahkan dirinya sendiri perlahan mampu menghilangkan traumanya.
"Alhamdulilah, semoga perlahan trauma itu benar-benar hilang," ucap papanya dan di amini kedua anak angkatnya.
🥀🥀🥀
Pria yang sudah merubah statusnya seminggu lalu berjalan lesu menuruni anak tangga, lalu duduk di samping sepupunya yang duduk di sofa ruang keluarga.
"Pengantin baru wajahnya kenapa lesu begitu sih boss?" Tanya Reno penasaran seraya menepuk bahu sepupunya itu.
Arsenio membuang napas berat dalam rundukkannya "Ternyata saingan sama anak sendiri lebih berat dibandingkan dengan pria lain, Ren."
"Farzan gangguin lo bos?"
Arsenio menoleh mengangguk mengiyakan dengan ekspresi seperti anak kecil yang sedang mengadu rasa sedihnya. Reno yang pertama kali melihat ekspresi langka sepupunya itu, entah mengapa buluk kuduknya langsung berdiri begitu saja.
"Gangguin apa dia bos?"
"Dari hari H sampai malam ini Farzan maksa minta tidur sama Farza," jelasnya dimana sang putra sampai berakting menangis histeris agar di izinkan tidur bersama mama barunya.
Seketika kelopak mata Reno melebar "Yah, berarti lo gagal malam pertama dong bos?"
"Ya, bu-bukan masalah itu Ren, masalahnya banyak hal yang mau saya bicarakan hanya berdua sama Farza," jelas Arsenio sedikit terbata.
"Hmm...udah gak usah sok suci lo bos, lo udah lamakan gak dimanja-manja." Reno menyiku lengan sepupunya seraya tersenyum menggodanya.
Arsenio langsung menampar cukup keras paha Reno agar pikirannya tidak kemana-mana.
"Shit, sakit bos!" Reno mengelus pahanya yang terasa panas dan menatap kesal Arsenio.
"Sory," ucap Arsenio menepuk bahu Reno.
"Maaf...maaf..."gerutu Reno.
"Kira-kira berapa lama Farzan mau kembali tidur di kamarnya," tutur Arsenio kembali ke pembahasan awal sambil memikirkan cara dalam benaknya.
"Honey moon makanya bos," timpal Reno memberi saran.
"Farza bilang tanggung seminggu lagi Farzan libur, jadi nunggu Farzan libur dulu," jelasnya.
YOU ARE READING
NETRA (END)
Short Story🗣📢 ⚠️HATI-HATI CANDU KE-5 KALINYA ⚠️ Kecelakaan yang di alami Arsenio Fathurrahman membuatnya kehilangan sang istri sekaligus penglihatannya juga. Begitu pun sang putra mengalami trauma yang membuatnya takut untuk bertemu dengan orang lain, bahka...
EPILOG
Start from the beginning
