Arsenio mengangguk mengiyakan, namun wajah sendunya berubah menjadi murung.
"Ko masih panggil saya, pak?"
"Hah? I-iya aku lupa pak, eh maksudnya mas." Farzana jadi salah tingkah suaminya protes mengenai panggilannya yang masih formal.
Arsenio tertawa kecil dan gemas melihat salah tingkah sang istri, membuatnya kembali memeluknya.
"Setelah banyak luka yang kita lalui, akhirnya Allah mengizinkan kita untuk bersama dalam bentuk versi diri kita yang Insya Allah lebih baik dari sebelumnya," ujar Arsenio tersenyum penuh haru.
"Iya mas, alhamdulilah tanpa sadar ternyata kita bisa melalui semua luka itu," balas Farzana juga tersenyum haru, sungguh ia tidak menyangka akan berakhir seperti ini.
"Ya, Allah lama banget nih pengantin. Lanjut nanti juga bisa kali, para tamu udah pada ngantri nungguin pengantinnya tuh," gerutu Reno yang menemani sepupunya menjemput mempelai wanita yang duduk berjauhan dari tempat akad.
"Huuu...om Reno irikan gak ada yang meluk om Reno," goda Farzan yang berdiri di samping Reno, anak laki-laki itu juga ikut menemani sang papa.
Reno menatap kesal Farzan, lalu mencubit gemas hidung anak laki-laki itu "Udah jadi hobi kamu ya, godain om Reno."
Sepasang mempelai melepaskan pelukkan dan menoleh ke arah mereka seraya tertawa kecil melihat pertengkaran yang sudah sering terjadi diantara keduanya.
Arsenio melirik ke arah tangan Farzana dan tanpa ragu ia menggenggam tangan sang istri yang terkejut akan tindakannya itu, namun detik berikutnya pengantin wanita itu menatap sang suami dengan senyuman manis miliknya.
Kedua mempelai pun mulai melangkah menuju singgasana mereka yang sudah dihiasi bunga-bunga hidup membuat isi gedung tercium wangi semerbak bunga dan terlihat keromansaan suasana bahagia hari ini.
Tak lama Farzan berlari menyusul mereka, lalu anak laki-laki itu menggenggam tangan kiri ibu sambung yang selalu ia sebut namanya setiap memanjatkan doa dan kini ia sangat bahagia karena akhirnya salah satu doanya sudah terkabulkan.
Kebahagiaan terpancar pada wajah ketiganya dan para tamu yang berada di gedung khusus acara besar yang merupakan salah satu fasilitas hotel milik Arsenio. Mereka dapat merasakan kebahagiaan pengantin, terlebih anggota keluarga dan rekan dekat yang mengetahui bagaimana perjalanan kedua mempelai sampai berakhir dalam ikatan halal ini tidaklah mudah dan mereka sangka.
Namun beda halnya dengan perasaan dua pria yang sedang mengamati sepasang pengantin yang berjalan seraya melempar senyum bahagia mereka pada para tamu undangan.
"Masya Allah panglingnya mantan gebetan kita ya bunglon," ujar Ezra pada Davi yang berdiri disampingnya.
Polisi muda itu menghela napas berat "Padahal gue udah rajin belajar ngaji biar bisa jadi imam idamannya."
Perasaan keduanya saat ini antara bahagia dan sedih bersatu padu dalam benak mereka dan tak bisa di pungkiri melihat wanita yang mereka cinta bersanding dengan pria lain membuat hati keduanya terluka.
"Artinya mas Davi harus luruskan niatnya dulu, kalau bisa niatkan belajar ngajinya lillahi ta'ala mas," sahut Kanaya yang berdiri di samping Davi membuat kedua pria itu menoleh ke arahnya.
"Noh, dengarin bunglon apa yang katakan bu dokter," timpal Ezra seraya menyiku lengan mantan saingannya itu dan langsung mendapatkan lirikan tajam sang empu membuatnya menyengir kuda di tatap seperti itu.
"Ah, mungkin ada hikmah dibalik niat salah lo bunglon yang sebenarnya Allah sudah merencanakan agar lo dekat sama wanita yang memang ditakdirkan untuk lo bunglon," jelas Ezra seraya melirik Davi Kanaya bergantian seraya tersenyum menggoda keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NETRA (END)
Cerita Pendek🗣📢 ⚠️HATI-HATI CANDU KE-5 KALINYA ⚠️ Kecelakaan yang di alami Arsenio Fathurrahman membuatnya kehilangan sang istri sekaligus penglihatannya juga. Begitu pun sang putra mengalami trauma yang membuatnya takut untuk bertemu dengan orang lain, bahka...
EPILOG
Mulai dari awal
