Perkenalan

29 5 0
                                    


Nama ku adalah Aretha, Aretha Dira Kalyani. Aku lahir di Bandung 1999. Udah kaya judul film ya "Dilan 1990" haha. Saat ini aku berusia 19 tahun, duduk di kelas 12 SMA. Aku bersekolah di SMA 2 bersama 2 sahabat terdekatku. Aku tinggal di rumah orang tuaku tentu saja, tidak memiliki seroang kakak dan adik. Aku anak tunggal satu-satunya.

Ayahku bekerja di pelayaran, pulang hanya sesekali jika ia sedang berlayar ke Indonesia. Sangat jarang sekali ayahku pulang, makanya aku selalu kesepian. Tapi Ayah selalu tau cara menebus waktu yang hilang dengan keluarganya. Entah itu dengan quality time bersama, atau sekedar video call tiap hari. Tetap saja aku mencintai cinta pertamaku itu.

Sedangkan Ibuku adalah seorang dosen di salah satu Universitas yang ada di Bandung, kesehariannya tidak sesibuk ayahku. Ia selalu ada di rumah tiap malam, hanya sesekali saja ia tidak pulang, itu pun karena harus mengerjakan pekerjaannya di Kampus.

Aku tinggal berdua dengan Ibuku di rumah, tidak ada orang lain. Apalagi asisten rumah tangga, aku tidak sekaya itu btw haha. Aku dan Ibuku selalu bergantian mengerjakan pekerjaan rumah, atau saling membantu satu sama lain. Meskipun kadang aku suka mager untuk beres-beres rumah.

Kisah percintaan ku cukup bagus sejauh ini, mendapat laki-laki yang tidak pernah keluar jalur. Mereka selalu baik, tapi malah aku yang ternyata buruk. Katanya sih aku kurang bersyukur dalam menerima kasih sayang dari seorang laki-laki.

Pernah suatu waktu aku memiliki pacar, waktu itu aku baru menginjak kelas 10 SMA. Awal mpls aku digoda kakak kelas ku dan ternyata dia beneran mencoba mendekati ku katanya, tapi aku malah sering jalan keluar dengan laki-laki lain.

Di kelas 11, semuanya berjalan sesuai rencana, mendapat pacar yang begitu baik juga perhatian. memiliki sahabat yang sangat solid juga lingkungan yang sangat membawa pengaruh positif.

Hingga pada akhirnya aku menginjak kelas 3, jomblo tidak punya siapa-siapa, sahabat sudah mulai cuek karena sibuk dengan pacarnya masing-masing. Sedangkan aku malah tidka punya siapa-siapa untuk dibanggakan. Sampai pada akhirnya seseorang mulai menemuiku di salah satu sosial media.

Ya, itu adalah Facebook pada zaman nya.

Facebook, salah satu dari sekian sosial media itu mempertemukan kami. Perkenalan singkat, hingga berubah menjadi teman curhat. Berlanjut menjadi saling nyaman lalu jadian. Biasanya begitulah fase bucin virtual, hingga akhirnya menjalin hubungan pacaran.

Begitu juga dengan kami, berawal dari dia yang sengaja mengirimi ku sebuah messenger di Facebook berlanjut menjadi seperti sekarang.

"Assalamualaikum,"

Ucapan salam pertama yang ia kirim melalui messenger kepada ku, yang awalnya ku kira hanya iseng-iseng biasa saja. Ternyata siapa yang tau bahwa ternyata kami satu frekuensi.

"Kamu temennya Neisya?" tanyanya.

Awalnya aku heran kenapa dia menanyakan Neisya, untuk apa?

"Ya, kenapa?"

"Boleh tau ga, dia gimana di kelasnya?"

Hah? ini apa lagi? kenapa dia menanyakan keseharian Neisya. Apakah dia salah satu fans nya? ah aku rasa tidak mungkin.

"Bentar, ini siapa nya Neisya ya?"

"Pacarnya."

Ah pantas saja, ternyata dia ingin menjadikanku mata-matanya untuk mengawasi Neisya sepertinya.

Setelah hari itu, kami berkomunikasi lebih intens. Bukan lagi melalui Messenger tapi berpindah pada BBM (Blackberry Messenger) pada waktu itu.

Sebetulnya aku merasa bersalah karena selalu memberitahunya mengenai Neisya, tapi apa boleh buat pacarnya selalu menanyakannya dan aku tidak mungkin berbohong bukan?

Hingga pada suatu hari aku mengetahui bahwa ternyata Neisya berselingkuh. Ia sering terlihat diantar jemput oleh seorang laki-laki, tapi bukan seseorang yang aku kenal. Bukan laki-laki yang sering menanyakannya. Aku bingung, harus memberitahu pacarnya yang aku kenap atau tidak. Aku takut salah langkah, lalu kemudian disalahkan.

Ah ya, nama laki-laki itu adalah Alfarezel Arfan. Ia laki-laki seumuranku tapi kami berbeda sekolah. Lewat Neisya lah kami bertemu lalu banyak bercerita.

Setelah Arfan mengetahui bahwa Neisya berselingkuh darinya, ia mulai mendekatiku. Ah ya, bukan aku yang memberitahunya soal Neisya yang main belakang, melainkan ia tahu sendiri dan tiba-tiba saja Neisya meminta putus darinya. Katanya.

Setelahnya ia kini lebih sering berkomunikasi denganku, entah menanyakan keseharian kita, atau hal-hal random yang kami temukan sepanjang hari. Banyak sekali obrolan-obrolan yang kami buat beberapa hari itu.

"Btw kamu punya pacar Tha?" Tanya nya tiba-tiba saat kami bercengkrama di telpon.

Aku sudah tahu bahwa ia mulai mendekatiku, terlihat dari cara dia memperlakukan ku beberapa hari ini juga kata-kata rayuan maut yang biasa laki-laki lontarkan untuk sang perempuan. Tapi aku berusaha untuk tidak goyah, ia baru putus dengan pacarnya bisa jadi mendekatiku hanya untuk pelampiasan semata saja.

"Hmm gimana ya, dibilang punya sih ngga tapi kalo yang deket mah ada sih." Jawabku hati-hati.

"Ahh kirain beneran ngga ada cemceman," Katanya lagi.

Nah kan, rayuan buaya mulai ia lontarkan.

Aku berusaha untuk tidak terbawa perasaan, apalagi dia adalah mantan pacar dari temanku. Bisa perang dunia nanti si Neisya ngamuk-ngamuk.

Saat itu aku masih menutup diri, mencoba untuk tidak membuka hati.

Sampai pada akhirnya, kedekatan yang mulai aku rasakan sudah muali mencurigakan. Arfan yang biasa selalu mengabariku tiap saat kini mulai menghilang. Tidak ada lagi chat darinya, tidak ada lagi bunyi telpon darinya. Ternyata dia mulai lupa bahwa aku pernah ada untuknya.

Boom! Ternyata ini yang namanya ghosting.

***

Sekian, jangan lupa vote sama komennya guys. Aku membuka kritikan dari kalian. Maaf maaf ye kalo banyak kurang, masih belajar nih jangan dihujat wkwk

tq

Garis TakdirWhere stories live. Discover now