Pentingkah sebuah mimpi

545 33 7
                                    

Aku adalah seorang koki.

"Pesanan meja 05"

"Hai"

"Mohon maaf menunggu, White Sea Dish - Skyfish Sautee.. Silahkan"

Aku sudah memasak dari masa kanak kanak, hinggaku lupa kapan tepatnya aku mulai.

"Kau memasak lagi?! Untuk tikus!!!"

"Sanji! Keluarga bangsawan tidak melayani siapapun"

Kata-kata otousan tak pernah pergi dari benakku. Itu tertanam sejak kecil.

~~~

Demo...

"Otousan... tou-san hiks hiks sanji takut maafkan aku.."

Sejak umurku 7 tahun. aku selalu dikurung dan ditinggalkan sendirian di penjara bawah tanah. Yang menemaniku lantai dingin dan besi.

"Tolong keluarkan aku tou-san hiks hiks"

Otousan melakukannya karna aku nakal, itulah anggapannya. Katanya aku perlu belajar dari kesalahanku.

Terlalu sering...

Dan selalu ditinggalkan...

"Sanji! Masuk sel!" - judge

Sampai kurasakan sel ini lebih nyaman dari kamarku. "Aku menjadi terbiasa"

Dengan ruangan sempit dan gelap tanpa seorangpun.

"Anda ingin dapur lengkap di sel bawah tanah ini?"

"Eum" Anggukku pada penjaga bawahan tou-san.

"Baiklah akan saya katakan pada judge-sama"

~~~

"Ini..." Aku terkejut.

Penjaga mengangguk dan tersenyum padaku.

Aku sedikit ragu dengan apa yang ku lihat. Sampai aku bingung untuk bereaksi.

"Judge-sama meminta ahli untuk menyiapkan perlengkapan memasak anda di sini, di sana dia juga bahkan menyiapkan buku untuk anda belajar soal memasak dan seluk-beluk mengenai menjadi seorang koki profesional"

"Otousan tau aku ingin menjadi koki"

Otousan juga yang mendukungku.

"Ahhh saya keceplosan"

~~~

aku jarang bertemu otousan dan okaasan. Mereka sibuk dengan urusan sosial dengan elit lain sedangkan aku sibuk sebagai koki hingga aku tak ingat kapan terakhir bertemu mereka.

Besok adalah hari ulang tahunku yang ke 23 tahun tepat dengan hari ujian sertifikasi koki profesional yang akan diuji langsung oleh koki favoritku owner Zeff.

~~~

Hari yang kutunggu sejak kecil. Lewat begitu saja.

"Dimana dia?" Aku mendengar suara lembut. Itu suara Okaasan, ada isakan lolos disuaranya.

"Sanji"

Dia mendekat, semakin dekat dan sekarang di sebelahku.

"Sanji nak sayang..Sanji.." Aku merasakan sentuhan di rambutku.

Ada pria tinggi berada di belakangnya. Itu... "Otousan"

Pandanganku Buram, aku tak bisa melihat wajah Otousan. Tapi aku tau dia bahkan..

Red Thread (LawSan) - EndS1 - OngoingWhere stories live. Discover now