PROLOG

30K 2.2K 86
                                    

Mulai ditulis: 12 Desember 2022

Mulai ditulis: 12 Desember 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Anwar~ Anwar~"

Adit menoleh ke rumah di seberangnya, di mana Mona memegang mangkuk kecil berisi makanan kucing. Mona mondar-mandir di depan gerbang rumah dengan daster batik dan rambut digelung ke atas. Khas keseharian Mona di pagi hari. Nyari Anwar.

"Anwar~ Makan dulu, yuk, Anwar~"

"Mona, kucing kamu tadi bapak lihat di rumah Pak Bayu," sahut bapak-bapak yang tengah memberi makan burung di kandang. Bapak itu tetangga sebelah Mona. Sudah pensiunan dan lebih senang mengurus burung dibanding lemak yang berkumpul di perut.

Mona tersenyum lebar ke arah bapak tersebut. "Makasih, Pak Anwar."

Iya. Nama kucing Mona dan nama tetangganya sama. Entah apa yang mendasari Mona memberi nama kucingnya Anwar. Padahal Anwar Manusia dan Anwar Kucing tidak ada mirip-miripnya.

Mona bergerak ke arah rumah di sebelah rumah Adit—rumah Pak Bayu. Sekali lagi, perempuan itu memanggil nama Anwar. Seekor kucing tiga warna abstrak muncul. Abstrak karena memang warnanya seperti tercampur ke sana-sini, bukan bercak atau totol-totol.

Mona membawa Anwar dalam satu gendongan. Ia hendak berjalan kembali ke rumahnya, sebelum tersadar dan tiba-tiba menoleh ke arah Adit. Tentu saja Adit yang tengah duduk di teras sambil menyeruput kopi, agak terkejut dengan tatapan riang penuh gembira Mona.

"Adit, selamat pagi~"

Seperti biasa, Mona menyapanya ringan. Adit mengangguk kaku. Mona kembali berjalan dan kini hilang dari pandangan Adit begitu perempuan itu menutup pintu rumahnya.

Seharusnya, Adit nggak ada di sini. Seharusnya, Adit ada di Jakarta, bukannya di Sukabumi. Seharusnya, ini tahun Adit bisa meraih kesuksesannya sebagai penulis. Seharusnya, Adit nggak bertemu Mona.

Tetapi, takdir tampaknya memiliki rencana lain.

***

I think I need a fresh start. Maka dari itu, aku menulis cerita baru ini. Semoga teman-teman suka!

Di Seberang RumahWhere stories live. Discover now