REASONS (16)

377 61 28
                                    

Baru saja ia berencana mengumumkan tentang status Seola dan Dawon di hadapan publik, namun kejadian tak diinginkan justru terjadi. Malam itu semua terlihat baik-baik saja. Tak ada tanda-tanda jika kedua putrinya berniat akan pergi.

Yuri mengingatnya, senyum lembut Dawon malam itu. Seandainya ia mengerti arti senyuman itu, mungkin ia akan memilih untuk tetap berada di rumah sakit.

Yuri tersenyum lirih, betapa Dawon pintar mengelabuhinya, memintanya pulang untuk beristirahat. Tak di sangka jika Dawon memanfaatkan waktu itu untuk pergi bersama Seola.

Yuri menatap sekeliling kamar Dawon. Kamar yang hanya sesekali di tempati pemiliknya karna Dawon lebih sering menginap di rumah sakit. Dan sekarang kamar itu benar-benar kosong.

"Apa terlalu berat untuk kalian menjadi bagian dari Kwon." gumam Yuri lirih. Ia menatap coat abu-abu milik Dawon di tangannya. Mendekapnya erat seolah ia mendekap pemiliknya.

"Pulanglah Nak, tempat kalian di sini." ucap Yuri kembali di iringi isak tangis.

.

.

.

Eunseo memasuki mansion dengan langkah gontai. Ia baru tiba saat hari menjelang malam. Menatap sekeliling mansion yang terlihat sepi.

Sejak hari itu semua berubah.

Kepergian Seola dan Dawon justru membuat keadaan semakin buruk. Sang Ayah yang semakin sibuk guna mencari keberadaan kedua saudarinya. Lalu Yuri yang sering terlihat melamun.

Tak bisa di pungkiri jika kabar mengenai kepergian saudarinya membuatnya begitu terkejut. Dirinya yang selalu menyangkal jika ia mulai peduli. Bersikap acuh padahal sebenarnya menaruh sedikit perhatian pada Seola dan Dawon.

Eunseo baru menyadarinya, ia memang peduli, ia diam-diam menyayangi, dan ia tersakiti dengan kepergian Seola dan Dawon.

Menyesal?

Eunseo berusaha untuk tak memperlihatkannya. Diam-diam sepulang kuliah ia akan berkeliling. Berharap bisa menemukan kedua saudarinya yang pergi entah kemana.

Mengapa baru sekarang ia melakukannya? Mengapa setelah keduanya pergi tanpa jejak, hatinya baru tergerak untuk mencarinya?

"Pulang malam lagi?" Luda terlihat menuruni anak tangga. Ia menghampiri Eunseo yang tampak baru datang.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan di luar sana sampai pulang terlambat Eunseo-ya?"

Ini bukan kali pertama Luda mendapati Eunseo pulang tak tepat waktu. Mereka satu kampus, meski berbeda jurusan, namun Luda cukup tau semua jadwal kuliah adiknya.

Akhir-akhir ini Luda juga banyak melihat perubahan pada Eunseo. Adiknya itu lebih banyak diam, bahkan lebih sering menghabiskan waktu di luar.

"Aku lelah, biarkan aku pergi ke kamarku."

Bukannya menjawab, Eunseo justru mengambil langkah dan berniat pergi menuju kamarnya.

Namun dengan cepat Luda menahan lengannya.

"Jangan kira Unnie tak tau apa yang kau lakukan Eunseo."

Wajah Luda berubah serius, ia menatap tegas pada adiknya.

"Kau mencari mereka?"

Kecurigaan atas sikap Eunseo yang menurutnya berubah, membuat Luda diam-diam menyuruh seseorang untuk mencari tau apa yang Eunseo lakukan. Ia geram saat mengetahui jika adiknya mencoba mencari keberadaan Seola dan Dawon.

"Apa yang kau bicarakan." Eunseo melepas tangan Luda dari lengannya. Ia berusaha menghindari kontak mata dengan Luda.

"Kau berbohong padaku? Mengatakan ingin mencari bahan tugas padahal tidak."

REASONSWhere stories live. Discover now