enam ; malioboro menjadi saksi

157 18 0
                                    






I'm back






Semoga suka~






Don't be silent readers!


"Mbak, dicariin mami tuh,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mbak, dicariin mami tuh,"

Jojo membuka pintu kamar sang kakak dan mendapati seonggok tubuh berbalut selimut tebal tengah duduk di tengah-tengah ranjang—sembari menghadap laptop. Suhu di kamar itu tidak sedingin biasanya, sebaliknya terasa sangat hangat hingga membuat Jojo kegerahan.

"Ada apa?" Gita menjawab dengan menampilkan wajah pucatnya yang membuat Jojo prihatin melihatnya.

Terhitung sudah 4 hari sang kakak meringkuk lemah diatas kasur. Dokter mengatakan bahwa kakaknya itu sedang kelelahan akibat terlalu memforsir tenaga tanpa ampun. Hampir pula ia dilarikan ke rumah sakit agar menjalani rawat inap saja, namun Mami dan Papi menolak mentah-mentah dan meminta dokter untuk memberikan rawat jalan saja kepada Gita. Tentu saja, dengan diberi pengawasan ketat seperti kapan waktu yang tepat untuk minum obat dan lain-lain.

"Disuruh makan," Jojo menjawab seraya memegang gagang pintu. Menahannya sedikit agar pintu tetap terbuka.

"Nggak mau!" Gita menggeleng membuat Jojo berdecak mendengarnya. Pasalnya ini sudah kesekian kalinya sang kakak menolak untuk pergi makan.

Tanpa berpikir panjang, Jojo melangkahkan kakinya menghampiri sang kakak. Dengan gerakan tiba-tiba ia menggendong tubuh Gita ala karung beras—dan membawanya keluar dari kamar. Tidak peduli seberapa keras dan barbarnya tingkah Gita saat memberontak. Jojo hanya peduli akan satu hal—yaitu kesehatan kakaknya sendiri.

Kedatangan mereka ke ruang makan disambut tatapan terkejut dari Mami dan Papi. Sepasang suami istri itu hanya mampu menggelengkan kepala mereka melihat perilaku sang anak bungsu kepada si sulung. Disamping itu, mereka juga turut merasa lega karena pada akhirnya Jojo berhasil membawa Gita ke ruang makan.

"Lo kenapa sih Jo? Gue bilang nggak mau, ya nggak mau!" Gita menggerutu sembari merapikan piyamanya yang sedikit kusut. Salahkan saja Jojo yang tiba-tiba saja menggendongnya seperti tadi huh!.

"Makan dulu mbak. Mau sampai kapan sih mogok makan terus?" Jojo yang geram menimpali dengan nada suara kesal. Ia tidak habis pikir, kakaknya dan sifat keras kepalanya masih saja belum luntur.

"Gue nggak mogok makan ya, Jo. Gue tuh lagi males makan aja," bela Gita.

Mami menghela napasnya kemudian tersenyum hangat, "Masalahnya mbak kan lagi sakit. Kalau nggak makan banyak nanti lemes,"

"Tapi Mi, Gita lagi nggak napsu makan,"

Papi menjulurkan telapak tangan kirinya hingga menyentuh pucuk kepala putri sulungnya. Diusapnya lembut surai brunette milik Gita dengan lembut.

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang