REAL[YoonMin]✅

Jimin Cemburu ~ Part 2 (END)

"Masih masalah kemarin, kencan kita yang batal? Kamu masih marah soal itu?" Yoongi berucap tanpa melepaskan tangkupan pada wajahnya, ia merasa putus asa menghadapi kelakukan jimin rasanya.

"Iya! Aku marah! Kamu ga pernah punya waktu buat aku, bahkan sekarang apa? Kamu pergi ke studio lebih lama dari biasanya, kenapa? Projek ini penting banget buat kamu?" Jimin mendengus, suaranya sedikit berteriak kearah yoongi. Membuat yoongi menyingkirkan telapak tangannya dari wajah lusuhnya, ia sudah lelah ditambah sangat mengantuk, namun masih harus berdebat meladeni Jimin seperti ini.

"Apa kamu bilang? Projek ini penting banget buat aku? Ini kerjaanku Jim! Bukan jadi penting karena siapa yang ajak aku kolaborasi tapi ini penting karena aku produserin lagunya. Cuma itu, aku ngelakuin hal yang harus aku lakuin." Yoongi menatap Jimin heran, ia merasa tertuduh saat Jimin menyudutkannya padahal sudah jelas, Ia tidak punya maksut apapun selain bekerja. Hanya itu.

"Kamu suka disebut sebut pasangan yang serasi? Kamu juga suka dirumorin punya hubungan lebih?" Yoongi semakin menggeleng tidak percaya saat Jimin mengatakan hal itu, omong kosong apalagi ini yang Jimin ucapkan, ia mengakui jika jarang menemani Jimin karena ia harus fokus pada projeknya, namun bukan berarti Jimin bisa menuduhnya melakukan hal yang tidak tidak seperti ini.

"Kamu mabuk? Kamu bicara hal hal yang ga masuk akal" yoongi ingin mendekat namun Jimin sudah berjalan menjauh, ia juga tidak mengerti mengapa Jimin seperti ini.

"Udahlah aku ga mau berdebat sama kamu," Jimin ingin menjauh, namun yoongi kembali berucap dengan nadanya yang kian meninggi.

"Kamu kenapa si Jim? Aku ga ngerti sama sikap kamu!!" Tak terasa emosi yoongi juga kian memuncak, ia mendekati Jimin lantas menggenggam pergelangan tangan Jimin erat.

"Ga usah bentak bentak!" Jimin berusaha menepis tangan yoongi, namun yoongi justru menggenggamnya lebih erat.

"Aku udah bicara lembut ke kamu tadi, aku minta penjelasan dari kamu, tapi apa? Kamu justru nuduh aku yang macem macem"

"Tapi bukan berarti kamu bisa bentak bentak aku seenaknya! Yang aku ucapin itu semuanya bener kan? Kalo ga bener kenapa harus marah?!" Wajah Jimin sempurna memerah, segelintir air matanya keluar lantas mengalir cepat sampai ke dagu.

"Jim, Kamu nuduh aku! Kamu nuduh aku ngelakuin hal yang sama sekali ga pernah aku lakuin. Salah kalo aku marah?" Yoongi menatap marah pada Jimin, ia merasa Jimin sudah keterlaluan terhadapnya.

"Buktinya kamu hampir ga pernah ngabarin aku? Bahkan kesalahan kamu kemarin, apa kamu berusaha minta maaf ke aku? Engga kan!" Jimin menunjuk yoongi dengan jarinya tepat di depan wajahnya, tindakan jimin membuat yoongi semakin marah, ia tidak bisa menahan emosinya lagi. Semuanya rasanya ingin meledak sekarang.

"Kemarin aku telfon kamu berkali berkali kamu ga angkat? Aku udah berusaha buat minta maaf ke kamu, tapi kamu ga pernah kasih aku kesempatan!" Jimin menggelengkan kepalanya, ia menatap yoongi tidak percaya, bagaimana bisa yoongi sepercaya ini dengan dirinya sendiri? Padahal kesalahannya sangat fatal.

"Apa? Telfon? Kamu batalin kencan kita berdua secara sepihak. dan kamu mau minta maaf lewat telfon? Hah!" Jimin terkekeh hatinya sangat sakit saat menerima kenyataan bahwa yoongi tidak berusaha untuknya seteguh dulu, saat yoongi masih memperjuangkannya dulu. Kenapa yoongi tidak lagi manis padanya?

"Kamu kapan bisa ngertiin aku Jim? Aku ga bisa temuin kamu disini karena aku lagi ada projek, aku bener bener sibuk."

"Seharusnya aku yang bilang itu, kenapa kamu ga pernah ngertiin aku?" Jimin menepis tangannya yang digenggam yoongi, ia segera memundurkan tubuhnya.

"Jim, aku baru pulang dari studio setelah seharian,aku dateng kesini karena aku mau ketemu kamu, tapi begitu sampe sini apa yang aku liat? Kamu berduaan sama dia di apartemen sampe jam segini? Ini jam 11 malem Jim!"