REAL[YoonMin]✅

Jimin Cemburu ~ Part 2 (END)

"Iya, tapi gue nunggu Jimin kesini dulu baru pulang deh, mau pamit. Ya kan?"

Yoongi menghela nafas panjang mendengar jawabannya,"Jimin sekarang dimana?" Yoongi berujar terdengar putus asa, ia akan menemui Jimin dan membicarakan masalah ini.

"Di dapur dia katanya mau bikin ramy-" belum selesai sungwoon berucap, yoongi yang berwajah datar sudah pergi dari sana. Berjalan cepat menuju kearah dapur. Terdengar suara barang jatuh sedikit keras, segera sungwoon menoleh ternyata itu adalah tiga kantong plastik berisi makanan yang kini tergeletak dilantai naas. Juga tergeletak tas hitam milik Yoongi yang ikut terjatuh atau memang sengaja dijatuhkan.

Yoongi ingin segera sampai, ia ingin membicarakan semua ini dengan Jimin, ini sungguh tidak bisa dibiarkan. Yoongi cemburu jika jimin membawa teman lelakinya datang ke apartemen dan bersamanya hingga tengah malam, sebagai kekasih wajar bukan ia cemburu. Meskipun dia adalah sahabat Jimin tapi yoongi tidak bisa mengelak rasa cemburunya yang begitu besar.

Yoongi mendapati Jimin yang sedang berdiri disamping stand dapur sembari tangannya sibuk membuka beberapa bungkus ramyeon yang berada di tangannya. Ia tidak menyadari bahwa yoongi sudah berada di belakangnya.

Yoongi lantas mendekat, ia menyederkan tubuhnya pada lemari es dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"Apa maksudnya ini semua Jim?" Yoongi berucap terdengar jelas nada bicaranya tidak seperti biasanya. Matanya tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Jimin.

Jimin terkejut, ia bahkan sempat melonjakkan tubuhnya saat suara berat yoongi menginterupsi telinganya, ia lantas menoleh menatap Yoongi yang kini menatapnya datar. Jimin sempat bingung, ia tidak bisa berkata kata ia hanya bertemu tatap dengan yoongi cukup lama.

"Jimin jawab pertanyaanku!!" Yoongi berucap lagi, kali ini dengan nada suara yang sedikit tinggi, mendengar itu Jimin semakin terkejut. Ia hanya diam menatap yoongi penuh arti, dengan jari yang saling bertautan di depan perutnya.

"Kamu kenapa bentak aku?"Jimin akhirnya berucap, kedua matanya sudah memerah. Ia menatap yoongi kecewa. Sedangkan yang ditatap seketika merasa bersalah luar biasa.

Yoongi menghela nafas sebentar, ia baru sadar jika ia membentak Jimin, Ya tidak seharusnya yoongi melakukan nya. Namun fikirannya juga kalut, ia lelah baru saja selesai kerja dan ingin cepat beristirahat namun ia masih harus mengurus hal seperti ini lagi. Yoongi sudah sangat lelah.

"Maaf aku ga sengaja. Aku bener bener marah, maafin aku " yoongi mengusak surainya kasar ia menatap Jimin dengan penuh penyesalan.

"Kenapa kamu selalu bentak aku kalo marah? Kamu fikir aku suka dibentak?" Jimin menatap yoongi nyalang.

"Aku minta maaf, sekarang jelasin ke aku, kenapa sungwoon masih ada disini sampe jam segini?" Yoongi mendekat ia berdiri di hadapan Jimin, tatapannya berubah menjadi lembut, yoongi meraih tangan Jimin dan menggenggamnya erat.

"Dia sahabatku, kenapa ga boleh?" Jimin hendak menarik tangannya, namun yoongi menahannya.

"Iya aku tahu. Tapi ini udah malem Jim, hampir tengah malem," yoongi kini menarik tangan Jimin, hingga yang terkasih mendekat lantas yoongi merangkul pinggang Jimin lembut dengan satu tangan, dan yang lainnya masih setia menggenggam tangan mungil itu.

"Ini apartemenku, jadi terserah aku mau nerima siapapun dan kapanpun itu." Jimin berujar cukup tenang, meskipun terlihat sorot matanya ragu.

Mendengar jawaban itu, yoongi mendesah pasrah, ia melepaskan genggaman tangannya pada Jimin, membuat si manis terkejut, Jimin lantas menatap yoongi lagi eskpresinya sudah hampir menangis sekarang. Yoongi meredam semua amarahnya ia menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sungguh ia sudah sangat lelah hari ini namun masalah sepertinya tidak henti-hentinya datang padanya. Kepalanya rasanya hampir meledak jika ia terus berdebat dengan Jimin.