Sisi Gelap

98 9 0
                                    

Kuseka keringat yang mulai bercucuran pada pelipis dan dahiku dengan tangan. Kupandang dari kejauhan suamiku menghampiriku dengan tersenyum.

Hari ini kami sedang bekerjasama membersihkan rumah, sejak Nippont menduduki Hindia-Belanda, kami yang dulunya berpenghasilan melimpah karna panen kita jual sehingga bisa memperkerjakan banyak buruh dan memberikan gaji yang sesuai, kini harus kita kerjakan sendiri karna Nippont telah mengambil semua hasil panen kami.

"Maafkan saya"
Kata suamiku memandangku sambil tangannya menggenggam erat tanganku.

"Saya tidak bisa melindungi keluarga saya dari dampak penjahat seperti Nippont"

Kuusap tangan besarnya dengan lembut, kemudian memandang matanya dengan tersenyum.

"Tidak apa-apa, manusia hanya bisa berusaha. Tuhan yang menentukan. Apa yang Tuhan beri saat ini, mungkin harus kita jalani dulu. Kuncinya Sabar dan Ikhlas, InsyaAllah kita bisa menjalani semua ini"

"Aku bahagia suamiku, punya suami yang baik sepertimu, punya anak-anak yang lucu. Sudah lebih dari cukup bagiku"

"Saya memang tidak salah memilihmu menjadi istriku Kasminah. Wanita baik yang tak pernah mengeluh dan menerima segala kekuranganku. Terimakasih karna sudah selalu ada untukku"

"Suamiku, aku ini hanya orang jawa yang beruntung dipersunting lelaki kulit putih sepertimu, kamu selalu memberikan yang terbaik untukku, keluargaku dan warga sekitar. Terimakasih sedikit banyak karna Hindia-Belanda dan kebaikan sang Ratu negara ini jadi lebih maju. Mereka mendapat upah dan makanan juga ilmu dari para mandor Belanda"

Kami berpelukan erat, sambil memberikan kehangatan yang selama ini jarang kita lakukan karna kesibukan masing-masing.
***

Di masa kedudukan Jepang tahun 1943, pemerintah Balatentara Penduduk Dai Nippon sangat tidak manusiawi kepada kami para pribumi dan kaum putih. Mereka semakin menjadi-jadi.

Setelah terbunuhnya Maria dan Luchan, seminggu kemudian orang sipit berkulit kuning itu semakin bringas karna kematian Akihiro ditangan papa mertuaku dan beberapa rakyat pribumi.

Kematian Akihiro ditangan papa membuat pimpinan Dai Nippont marah besar karna perlawanan orang kulit putih dan kaum pribumi. Maksud papa mertuaku membunuh Nippont sebenarnya bertujuan tragedi yang memilukan, menyuramkan dan menakutkan itu tidak terulang kembali.

Pasalnya penduduk Jepang, pemerintah Balatentara Penduduk Dai Nippon telah memperkosa ribuan gadis-gadis Belanda, Indo, maupun Pribumi dan mengambil mereka tanpa sepengetahuan dan seizin orang tua mereka. Jika Meneer Belanda dulu menikahi kaum pribumi atas izin dari orangtua mereka, namun tidak dengan jepang.

Tanpa mereka ketahui para gadis yang berusia 14-20 tahun dibawa dengan iming-iming untuk belajar ke Tokyo atau Singapura oleh pemerintah Jepang. Ternyata pada kenyataannya hanya dijadikan pelacur atau gadis penghibur, dikenal dengan sebutan Jugun Ianfu. Mereka tidak lebih hanya sebagai pemuas nafsu birahi tentara Jepang. Kehormatan dan masa depan mereka terampas.

Awal Jepang datang ke Hindia -Belanda dengan semboyan Tiga A adalah propaganda Kekaisaran Jepang pada masa Perang Dunia II yaitu:
"Nippon Pemimpin Asia",
"Nippon Pelindung Asia" dan
"Nippon Cahaya Asia"

Gerakan Tiga A didirikan pada tanggal 29 Maret 1942. Pelopor gerakan Tiga A ialah Shimizu Hitoshi. Ketua Gerakan Tiga A dipercayakan kepada Mr. Syamsuddin. Ternyata semua semboyan yang selama ini mereka ciptakan itu tidaklah benar, karna mereka menciptakan semua itu semata-mata hanya untuk menarik simpati kaum pribumi agar menang dari penjajahan Belanda.

Tentu saja sifat orang pribumi yang saat itu mudah terpengaruh dan polos sangat mudah tertipu oleh muslihat Jepang. Mereka percaya bahwa dengan berpihak pada Jepang makan negara mereka lebih maju, dan bisa merdeka tanpa campur tangan Belanda. Nyatanya kebalikannya yang terjadi.

Dimana mereka hanya bisa merampas semua hasil bumi kami, merampas tenaga dan waktu kami, dan tidak ada infrastruktur dan bangunan yang mereka bangun untuk memudahkan aktifitas kami.

Masih mending pemerintah Belanda yang masih memberikan kami upah, makanan, dan ilmu walaupun hanya sedikit karna upah para pribumi dari Belanda yang sudah dikorupsi oleh pemimpin maupun mandor pribumi. Padahal korupsi ini menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat serta negara.

Sebenarnya, dari cerita suami londoku di awal kekuasaan VOC, mereka rutin untuk melaporkan keuangan dan dapat dikatakan bahwa tidak ada kasus korupsi yang terjadi. Tetapi pada masa-masa akhir kekuasaan VOC pemasukan mereka menurun karena sudah masuk kepada kantong pribadi masing-masing.

Tindakan korupsi yang terjadi pada masa kolonial itu terjadi pada semua kalangan atau lapisan masyarakat. Masyarakat kelas atas yang punya kedudukan dan masyarakat kelas bawah yang tidak punya kedudukan semuanya melakukan korupsi.

Kuli bumiputra sering membongkar dan mengeruk tanah di lahan yang baru diberikan pupuk. Tanah itu dikeruk dan dibawa pulang oleh para kuli tersebut dan digunakan sebagai penyubur tanah untuk kebun atau sawah pribadi mereka. Kemudian untuk mandor, mereka biasa memasukkan banyak nama kuli ke daftar para kuli yang dipekerjakan. Tapi nyatanya kuli tersebut tidak ada, dan pengeluaran untuk gajinya akan diambil oleh mandor itu sendiri.

Lalu untuk kasus korupsi yang dilakukan oleh golongan yang lebih tinggi seperti manajer, tentu jumlahnya jauh lebih besar. Mereka sering memperbesar anggaran untuk belanja perusahaan serta sering menerima suap dari kolega perusahaan.

Dampak dari korupsi ini dapat kita lihat dari kehidupan masyarakat Hindia-Belanda pada masa itu, masyarakat kita hidup "tertindas" dan berada dalam status sosial yang rendah. Mayoritas masyarakat kita saat itu hidup dalam kemiskinan karena upah yang sedikit atau tidak diberi upah sama sekali dalam melakukan pekerjaannya. Padahal pemerintah Belanda sendiri sudah memberikan anggaran yang akan dijadikan gaji bagi pekerja kaum bumiputra.

Akan tetapi, karena kasus-kasus korupsi itulah mengakibatkan kaum bumiputra tidak mendapatkan upah yang seharusnya menjadi hak mereka, lalu kita sekarang sering sekali menganggap jika penjajahan Belanda tidak manusiawi.

Memang tidak ada yang baik dari penjajahan, namun seharusnya penjajahan tidak akan menimbulkan kerugian sebesar itu jika tidak ada campur tangan juga dari kaum bumiputra yang mempunyai kepentingan sendiri pada masa itu.

Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa kita kaum pribumi sendirilah yang telah menyusahkan bangsa sendiri. Jadi sejatinya penusuk berasal dari orang terdekat. Itulah sebabnya kenapa seringkali aku lebih nyaman pada mereka yang berkulit putih daripada sesuku denganku, mereka yang terlihat polos terkadang lebih kejam.

Mereka yang memuja dan mendekatiku saat keuangan keluarga kami dalam keadaan bagus saja. Mereka mendekat saat kami sedang diatas. Memang tidak semua, tapi sebagian besar yang aku rasakan seperti itu. Tanggapan suamiku tentang hal itu bagaimana?

Suami londoku selalu berkata, "biarkan saja mereka, tetaplah berbuat baik sesuai ajaran Tuhan". Aku belajar berbesar hati karna ajaran suami, dan perintahnya wajib aku jalankan, karna bagaimanapun aku hanya manusia biasa yang bisa marah.

Nyai KasminahWhere stories live. Discover now