B.18

13.7K 673 30
                                    

⚠️little harsh words+🔞🌚️⚠️

"Gue Bara. Cowok pertama yang ada di dalam hidup pacar lo!"

Hampir saja Bara kehilangan kendali diri. Ia nyaris berkata bodoh, walau kenyataannya ia memang laki-laki pertama dalam hidup Brigitta. Beruntungnya yang keluar dari mulutnya saat itu adalah "Gue Bara, sahabat Gitta", setelah itu Bara memilih undur diri. Berlama-lama di sana hanya akan membuat kendali diri Bara memburuk.

Melihat Brigitta dipeluk bahkan dicium oleh laki-laki lain di hadapannya langsung, membuat sebagian hatinya tidak terima. Bukan karena cemburu, melainkan karena takut kalau laki-laki itu bukan laki-laki baik.

Bara tahu sekali kalau Brigitta tidak pernah sedekat itu dengan laki-laki. Hanya dengan dia. Kalaupun dekat dengan lawan jenis, itu hanya sekadar berteman biasa atau berbicara soal pekerjaan. Tidak lebih dari itu. Maka, saat melihat Brigitta tiba-tiba memiliki kekasih, Bara tidak percaya. Mungkin ia juga tidak terima.

"Anjing!" umpat Bara dengan memukul angin.

Sebagai sahabat dan sudah menganggap Brigitta seperti keluarganya sendiri, Bara merasa kecolongan karena ia tidak tahu menahu perihal gadis itu memiliki kekasih. Bayangkan saja, belum genap dua bulan gadis itu menyatakan cinta padanya, tiba-tiba gadis itu sudah memiliki kekasih. Secepat itu?

Buku-buku jarinya memutih. Bara mengepalkan tangannya begitu kuat. Juga rahang yang mengetat. Ia menatap satu titik lamat-lamat.

"Gue harus cari tahu siapa laki-laki itu."

***

"Gue Bara, sahabat Gitta."

Kata-kata itu terus keluar dari bibir Bryan dengan nada mengejek. Laki-laki itu terlihat sangat puas mendengar kalimat yang keluar dari mulut Bara.

"Aww! Sakit Bri!" keluh Bryan yang merasakan Brigitta mengerok bahunya dengan keras.

Setelah aksi jadi pacar pura-pura di hadapan Bara, Bryan meminta tolong pada Brigitta untuk mengerok punggungnya karena sudah merasa seperti masuk angin. Lagi-lagi Brigitta tidak bisa menolak, karena secara tidak langsung, Bryan sudah membantunya menjauh dari Bara.

Ya, hubungan Brigitta dan Bryan memang tidak lebih dari sekadar balas budi. Terus saja seperti itu.

Kali ini Brigitta menumpahkan banyak minyak kayu putih di punggung terbuka laki-laki itu. Tidak tanggung-tanggung, ia menggosok koin itu pada kulit punggung Bryan tanpa ampun. Hingga kulit itu berwarna kemerahan.

"Kalau lo ngebacot lagi soal Bara, gue jadiin ayam geprek juga lo!!!" sungut Brigitta yang dengan ogah-ogahan menggosok punggung Bryan.

Sementara itu, Bryan hanya terkekeh sembari menahan nyeri gara-gara kebar-baran Brigitta.

"Gue cuma seneng aja kalau inget ekspresi lo tadi, Git. Syok-nya bikin gemes!" balas Bryan yang membayangi ekspresi tidak percaya dari wajah Brigitta. "Lo harus inget, kalau Bara emang anggap lo sebagai sahabatnya, nggak lebih. Dan keputusan lo emang udah paling bener jadiin gue pacar pura-pura, siapa tau jadi pacar beneran, kan?" lanjutnya.

Tidak ada balasan dari Brigitta, melainkan Bryan umerasakan sebuah toyoran cukup keras di kepalanya.

"Nggak usah diperjelas cuma sahabatnya, bisa? Gue juga sadar diri, anjir!" Brigitta mendengkus kesal.

Rasa sedih yang sempat bersemayam di hati Brigitta, karena berharap bukan kata-kata itu yang keluar dari bibir Bara, kini sudah menguap gara-gara kelakuan Bryan yang lebih menguji kesabarannya.

Another BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang