.
Hujan kenapa ikut menangis menemani jaemin?
Lihatlah, sekarang laki-laki itu hanya bisa menatap kosong dari jendela kamarnya ke luar dimana hanya hujan yang terlihat memutih saking derasnya dia membasahi bumi
Siwon sudah dikebumikan tiga jam yang lalu dengan jaemin yang berakhir pingsan di pemakaman tadi
Ini kenyataan
Jaemin tidak akan bisa lagi melihat kehadiran sosok itu dibelahan bumi manapun
Hanya foto yang apik dalam bingkai
Mata jaemin menoleh, di dinding kamarnya ada banyak sekali foto dirinya bersama siwon dan juga jaehyun dan yoona disana
Ada satu foto dimana terlihat disana jaemin yang digendong sama siwon dengan wajah keduanya yang tampak sangat bahagia dalam foto itu
Ini sakit
Sangat sakit buat jaemin
Mata jaemin sudah bengkak tapi air matanya pun belum habis dan puas untuk keluar
Perlahan tubuh lemah jaemin berjalan mendekati foto itu, tangannya bergetar menyentuh wajah ayahnya yang tercetak jelas disana
Semenjak perceraian kedua orangtuanya jaemin nggak pernah lagi melihat wajah ayahnya tertawa lebar seperti itu
Hanya ada kemarahan dan pukulan setiap kali jaemin bersama ayahnya
Dan terakhir
Hanya ada tubuh kaku tak bernyawa yang jaemin saksikan
"Ayah..... "
Jaemin kehilangan suaranya untuk berucap lirih karena tenggorokannya tercekat
Kepalanya tertunduk dengan mata terpejam menahan gejolak sesak yang semakin memilukan untuk menerima kenyataan ini
Bekas infus di tangannya bahkan belum hilang
"Lihat.... Bahkan nana belum sepenuhnya sembuh, kenapa ayah malah pergi? " Tanya jaemin
Suara suara makian dan sakit karena pukulan siwon dulu kepadanya seolah hilang gitu aja karena kepergian siwon. Kenapa rasa sakit dan dendam itu lenyap karena kematian?
Bukan karena permintaan maaf yang tulus?
"Ini nggak adil" Ucap jaemin
Kepala jaemin menggeleng, dia nggak pernah menerima setiap apa yang sudah terjadi sampai saat ini
Kenapa hanya sakit yang dia dapatkan selama bertahun-tahun bukannya bahagia?
"Ini nggak adil buat aku" Ucap jaemin lagi
Tangannya mengepal, kepalanya menoleh ke sekeliling kamarnya yang sama sekali tak pernah berubah.
Lagian siapa yang akan merubah semuanya disaat hanya dia dan ayahnya yang selama beberapa tahun terakhir ini tinggal disini?
Kamar gelap
Jaemin beranjak, satu persatu foto dan beberapa barang yang ada di kamarnya mulai hancur berserakan. Seprai kasurnya pun jadi pelampiasan buat jaemin
Dia harus nyalahin siapa?
Tuhan?
Kemana Tuhan itu? Dimana dia? Kenapa semua sakit dan sesak ini selalu diberikan padanya?
"Arrrgghhhhhh" Jaemin menjerit
Dia belum puas
Suara hujan, suara kaca pecah, barang-barang yang dihempasin menjadi beradu diikuti suara geraman jaemin
YOU ARE READING
Happy Ending •NoMin (END)
FanfictionJaemin hanya bejalan, mengikuti alurnya Tuhan sampai Tuhan sendiri yang bilang kalau perjalanannya sudah selesai. Terlalu lelah menebak alur yang selalu membuatnya kecewa atas harapan yang tak pernah sesuai Juga Tentang Jeno dan jaemin yang juga ter...