"Yuhuuuu bebeb Aga," panggil seorang gadis secara lantang setelah masuk ke dalam sebuah kelas.
Begitu lantang nya sampai semua yang berada dikelas segera menutup kedua telinga mereka. Tak terkecuali seseorang yang namanya dipanggil tadi, bahkan ia menatap tajam gadis yang memanggil namanya itu. Namun yang ditatap justru cengar-cengir tanpa dosa.
“Hehehhe sorry-sorry. Suara gue menggema banget ya? Kayaknya gue harus banget ini ikut dangdut academy. Gue yakin banget bakal menang.” Ucap gadis itu cengengesan dengan menggaruk tengkuk nya yang sebenarnya tak gatal.
Emang agak gesrek gadis satu ini, gadis berambut hitam sebahu itu adalah gadis yang sangat bar-bar disekolahan. Gadis yang tak pernah sedikitpun untuk berdiam diri itu kerjaannya selalu mengganggu laki-laki yang ia panggil namanya tadi yang berada didepannya sekarang sambil menatap nya tajam dan tak lupa dengan wajah pokernya.
“Cil. Udah kayak kuntilanak aja Lo, masuk-masuk langsung ketawa-ketiwi,” ucap salah satu murid laki-laki yang tak berada jauh dari gadis yang sedang berdiri itu.
Yaps, gadis itu sebenarnya bukan dari kelas yang sama. Ia masuk kedalam kelas tersebut hanya pengen caper sama doi, iya doi yang ada didepan nya sekarang ini yang ia panggil Aga tadi.
Sebenarnya nama laki-laki itu adalah Agra. Agra Richie Dirgantara seorang laki-laki yang dingin kayak es kutub utara, orangnya juga cuek bin jutek, mukanya aja datar dan enggak pernah senyum kata anak-anak yang ada disekolah. Agra itu udah kayak tembok berjalan, tapi tenang meski orang nya kayak robot dia banyak yang suka kok tak terkecuali gadis yang memanggil namanya tadi bahkan Agra punya nama fans sendiri lho! Emang kalau good looking tu beda ya.
Sedangkan gadis yang memanggil Agra tadi bernama Luna. Alunaya Anjar Adikti, dari nama nya aja orang ngira pasti luna adalah gadis yang lemah lembut, anggun, msopan santun dan pendiam tapi nyatanya memang ekspetasi tak pernah sesuai dengan realita.
Karna sekarang bukti sudah terpampang jelas di depan mata dan tidak perlu di jelaskan lagi, bahwa seorang gadis yang bernama Alunaya Anjar Adikti adalah gadis yang yah begitulah pokoknya tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata yang ada panjang banget kayak lapangan buat upacara Agustusan, intinya gadis ini bikin orang darting terus alias darah tinggi terus.
“Lo kalau ngomong jangan sekate-kate ya beruk, gue cantik membahana gini dibilang kuntilanak? Mata lo katarak apa gimana?" Ujar Luna tak terima sambil mencak-mencak kayak garong.
“Nama gue itu Baron, bukan beruk. Lo gue bilangin ke bonyok gue baru tau rasa Lo udah ganti-ganti nama ganteng gue,” jawab laki-laki yang mengatai Luna tadi seperti kuntilanak sambil melotot karna namanya yang sangat indah sekali diganti oleh Luna menjadi beruk.
Udah alamat ini ma pasti perang dunia kelima, lihat aja nanti.
“Pffttttt, ganteng? Muka kayak comberan aja di bilang ganteng? Sok sono bilangin aja sama bonyok lo yang ada gue aduin rahasia Lo ke mereka.” Ujar Luna dengan tak kalah sengitnya sembari menahan tawa.
“Rahasia apaan Lun?" Tanya seorang laki-laki yang berada disebelah beruk eh maksud nya Baron.
“Rahasia kalau dia pernah nyolong ko___," belum sempat luna melanjutkan ucapan nya, Baron langsung berlari kearah Luna untuk menutup mulut gadis itu.
Seisi kelas pun langsung siaga satu, soal nya ini pasti sebentar lagi suara cempreng Luna akan menggelar ke seluruh penjuru kelas.
“BERUKKKKK... TANGAN LO BAU TAI. LO HABIS CEBOK YA?" Teriak Luna setelah menyingkirkan tangan busuk Baron dari bibirnya, yang kata pemiliknya sih bibirnya seksi.
Tuh bener kan? Baru di bilang udah nyerobot aja tu suara kegendang telinga, baru mau nutup telinga udah keluar aja itu suara dari bibir seksi Luna.
“Ya ampun bocil. Itu suara udah kayak radio rusak aja, lagian tangan gue wangi juga kalau gak percaya cium aja lagi nih tangan gue!" Ujar laki-laki yang menutup mulut Luna tadi yang tak lain adalah Baron sambil memajukan tangannya kearah hidung Luna lagi.
Emang minta dihajar oleh Luna laki-laki satu ini!
“Lo mau gue ton__," belum sempat Luna menyelesaikan ucapannya.
Pemilik suara bariton yang sedari tadi diam dan sangat jengah dengan perdebatan antara Luna dan Baron yang unfaedah tersebut langsung bersuara, siapa lagi kalau bukan Agra si tembok berjalan.
“Berisik!" Tukasnya lalu beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi untuk keluar kelas.
Luna dan juga Baron langsung terdiam sambil menatap punggung laki-laki tersebut yang pergi menjauh sampai tertelan tembok kelas.
Bahkan seisi kelas pun juga ikut terdiam, ya maklum suaranya udah kayak ah pokoknya seksi banget tapi sebenarnya menakutkan sekali dan ngeri-ngeri sedap gitu kayak mie indomie.
Tolong. Ini tidak di endorse ya!!!
“Gagal lagi, gagal lagi. Nasib orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan kok gini amat ya?" Gumam Luna lesu setelah wajah rupawan sang pujaan hati tak terlihat oleh matanya lagi.
.
.
.
.
.
gimana prolog nya suka gak,
iya guys aku sebenarnya gak masalah kalian mau vote apa enggak, cuma baca aja gpp. aku udah suka banget. :)
YOU ARE READING
LUNA'S DIARY (on going)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW AKU, thank you ini adalah cerita pertama aku maaf kalau ada typo, tandai aja!!! ini tentang luna, tentang hidupnya. tentang buku hariannya yg tak ia tulis dalam secarik kertas melainkan ia tulis melalui kehidupannya secara nyata...
