Kami terus seperti itu, sampai pada akhirnya seorang Irregular muncul di kerajaan Zahard dan menarik atensi kami berlima.
Dia adalah Arianna yang kini resmi menjadi keluarga Zahard.
Ia memancarkan aura yang menarik perhatian kami. Bukan aura jahat, bukan juga aura baik. Tapi dia memiliki pesona dan kharisma nya sendiri. Atau bisa dibilang dia itu 'Spesial'.
Karena itulah aku yang tersegel di dalam senjata memutuskan berbincang dengan Edahn dengan menyerahkanku kepadanya. Aku membuatnya percaya dengan berkata Aria memiliki potensi yang akan setara dengan para kepala keluarga dan suatu saat nanti akan membawa perubahan.
Dia memberikanku secara cuma cuma kepada Aria jika gadis itu mampu meninjunya. Dengan mudah, Aria melakukannya dan ia kini menjadi tuan baruku.
Memang aneh, tapi aku senang dipegang oleh orang yang berpotensi mampu menggunakan seluruh kekuatanku.
• • •
Author POV.
"Oh. Gitu."
Tanggapan singkat dari Aria itu sukses membuat Abaddon emosi bukan main. Dia sudah cerita panjang panjang, dan direspon dengan dua kata singkat.
Ia menggunakan tangannya untuk menampar lengan Aria namun berhasil ditahan dengan sebuah perisai.
"Ulala, jangan kasar sama anak kecil." ucap Aria lalu menepis tangan Abaddon dengan perisa nya yang ia hempaskan.
Abaddon menggeram. "Diluar ada Shilial, apa mau bertarung?"
Aria menatap ke sekitar dimana ia merasakan keberadaan Shilial yang kini sepertinya tengah berbincang dengan Hatz.
"Tidak. Urusanku bukan dengannya. Aku hanya akan kembali kalau benar benar genting."
Ia lalu merebahkan dirinya di tanah penuh hamparan daun berguguran. Ia melepas hoodie nya sebagai bantalan kepala.
"Wow, badan mu lumayan." puji Abaddon ketika melihat perut Aria yang ideal, dan sedikit membentuk abs.
Selain itu, "Tapi kamu tepos ya? Kecil banget dadamu."
Aria langsung terbelalak dengan kalimat Abaddon yang terlaku nyeplos itu. Dia tau dia memang nggak punya dada, bahkan di usianya yang udah 22 tahun.
"Sopankah anda berkata demikian sementara dada anda sendiri malah cuma kerangka tulang rusuk?" balas Aria lebih menohok membuat Abaddin bungkam
"Oh iya juga, namanya juga cuma roh." lanjutnga dengan tawa mengejek.
Hujatan itu membuat Abaddon bungkam. "Halah, aku dulu kuran B-Cup!"
"Yang boong! Aku C-cup di kehidupan pertama ku."
"BOONG! GA MUNGKIN!"
"IRI BILANG BOS! MANTAN C-CUP NIH BOS! SENGGOL DONG!"
Detik itu juga, keduanya saling baku hantan di alam bawah sadar Aria.
• • •
Aeden di tempat Aguero dan Bam sekarang dihadang oleh sosok satu dari 10 penguasa Stasiun Name Hunt, si manusia limbah.
"Dia bagianmu." Ucap Aeden dan tanpa permisi, menyeret kerah kemeja Aguero ke belakang.
"Hei, lepaskan!" Ucap Aguero tidak terima karena kerahnya ditarik begitu saja oleh Aeden.
Siapapun yang melihat interaksi mereka akan gemas. Aeden yang begitu menjulang tinggi nampak seperti seorang majikan yang mengangkat kulit tengkuk si kucing peliharaan.
Belum lagi Aguero memasang wajah tak terima yang sangat sangat menggemaskan. Ia menatap tajam Aeden seolah memaksa lelaki itu untuk menurunkannya.
Sesuai kemauan Aguero, Aeden melepaskan tangannya dari kerah Aguero lalu membenarkan sedikit pakaiannya yang agak kusut karena ulahnya.
"Ck, hanya karena kau tinggi, jangan mentang mentang." Ucap Agero kesal lalu menatap Bam yang mulai bertarung.
"Kau saja yang terlalu kecil, Aguero." Balas Aeden. "Saudaramu tinggi tinggi semua tuh."
Saudara yang dimaksud oleh Aeden adalah Maschenny, Asensio, dan Lyboric. Ia hanya berusaha memancing emosi Aguero dengan candaanya.
Tapi sepertinya, pemuda berambut biru itu sudah mengetahui niatnya terlebih dahulu.
"Setidaknya aku lebih tinggi dari Endorsi."
• • •
YOU ARE READING
Missing Control • TOG Fanfiction
FanfictionKecelakaan maut beruntun merenggut nyawa seorang mahasiswi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kampus di semester ke 3 nya, namun naas, nyawanya telah direnggut terlebih dahulu. Dan ketika membuka matanya, ia melihat sosok pria tinggi berambut pira...
Missing Control • S2 • 21
Start from the beginning
