06

752 121 5
                                    

Nasib.

Mereka bertiga kompak menyikat setiap sudut WC yang berkibar; menyingsingkan aroma pesing dimana-mana. Taehyung mengeluh, lipat lengan kemeja dengan poni depan yang diikat kuncir menggunakan karet gelang.

Jimin sibuk mengabsen nama-nama binatang sambil menyirami air bersih. Tendang bokong Taehyung yang sedang berjongkok sebelum tutup hidung menggunakan dasi seperti cosplayer mumi.

“Tuh, degem lo masih cemberut. Minta maaf sana, tadi sempet nangis juga.”

“Berasa ngurus bocil gue, Jim.”

“Salah sendiri deketin dia. Lo suka sama si Jungkook apa?” tuding Jimin curiga sembari gemetar menahan mual. Fuck, siapa sih yang kencing disini? Padahal ada pohon keramat deket lapangan. Nambah kerjaan, aja.

“Dih, kagak ya. Cuma hiburan doang.”

Manusia tolol.

Jimin menggeleng tak habis pikir, lemparkan tatap iba pada punggung Jungkook yang sibuk mengusap keringat dari dahi juga leher. Taehyung ikut mengintip, undang rasa bersalah menyusupi rongga hati terlampau menyakiti.

Gemes sih, mana mirip bawang putih waktu disiksa ibu tiri sama bawang merah.

Sisi lembut Taehyung 'kan jadi tersentuh seketika.

“Dek, istirahat aja gih. Biar gue sama Jimin yang lanjutin.”

Jungkook bersikeras mau membantu. Dia berniat menyelesaikan hukumannya sendiri agar tidak merepotkan si kakak kelas tapi paksaan Taehyung begitu menatap dengan buas total runtuhkan sifat keras kepala Jungkook.

Ia duduk santai dipinggir tangga musholla, kibaskan kerah seragam sebab gerah sebelum tersentak kaget begitu sensasi dingin menempel di pipi kanan tiba-tiba. Tidak tahu siapa.

“Nih, buat kamu. Tadi aku denger dari Yeri kamu lagi dihukum sama mereka.”

Im Nayeon tersenyum tipis menampilkan sedikit celah gigi kelinci teramat manis. Mata jernih dia menyoroti Jungkook sedikit lembut, ikut duduk bersebelahan mumpung jam sekolah sudah berakhir alias waktunya pulang. Sayang, Nayeon terlalu enggan membiarkan Jungkook tersiksa seorang diri.

“Kok bisa sih kamu ikut keseret sama mereka buat kabur?”

“... Gak sengaja.”

“Lain kali dengerin nasehat Seulgi sama Yeri. Gaul sama mereka tuh gak baik buat kamu.” kata dia seraya tekan pipi si lelaki main-main.

Kening Jungkook berkerut samar, jelas tersendat gusar sebab ingin membantah dan bilang kalau ia senang mengenal Jimin apalagi Taehyung. Meskipun sedikit nakal tapi bagi Jungkook kepribadian kedua sahabat itu cukup baik memberinya kesan hangat.

Jungkook lihat bagan komposisi dari minuman botol bermerek, pocari sweat. Belah bibir dia terbuka sekilas namun urung saat suara dingin malah menyambar dan tarik Jungkook agar menjauh dari entitas gadis bernama Im Nayeon.

“Bantuin, gue capek!” Nada bicara Taehyung agak tinggi, lirik minuman segar di tangan Jungkook sebelum merebut lalu lempar kasar kepada Nayeon.

“Gue beliin yang lain nanti, lo ambil air dulu sana.”

“Kak.”

“Apaan? Gak boleh pacaran disini, kata emak gue kalau cowok tuh harus berani jaga jarak sama cewek. Bukan muhrim, lo mau dapet dosa ekslusif terus masuk neraka jalur unlimited?!”

Jimin memutar mata dengan cibiran mengejek, belum lewat 10 menit Taehyung bilang kalau Jungkook cuma sekedar hiburan tapi sekarang malah lari takut kecolongan.

Roman Picisan | KV ✓Where stories live. Discover now