Part 24.

16.4K 727 27
                                    

Hari keenam di Kalimantan, aku lalui seperti hari sebelumnya, kerja dan kerja, tidak ada yang lain yang aku lakukan.

Aira sama saja, dia tidak menghubungiku, bahkan meminta maaf, menjelaskan apa yang aku lihat, atau sekedar berusaha menghubungiku pun tidak dia lakukan.

"Hmmm....", aku menghela nafasku berat, melihat kearah Pak Akmal, seorang kontraktor yang membantuku menangani pekerjaan membangun sebuah Apartemen di pusat kota Kalimantan.

"Pak apa masih ada pekerjaan yang harus aku tangani?", tanyaku langsung.

"Sejauh ini baik baik saja Pak, tidak ada kendala berat yang kita lalui", jawabnya mantap.

"Kalu begitu hari ini saya akan kembali ke jakarta, jika ada kendala Bapak bisa segera menghubungi saya", balasku mengemukakan kepulanganku, mengulurkan tanganku kearahnya.

"Pasti Pak, kehadiran Bapak saat ini sudah banyak membantu kami", jawabnya membalas jabat tanganku.

"Terimah kasih Pak", kataku bangkit dari dudukku, saat ini kami berada di sebuah Restoran di pusat kota Balik papan, membicarakan pekerjaan.

"Sama sama Pak", jawabnya tegas, juga bangkit dari duduknya.

Kami sama sama berjalan kearea parkiran menuju Mobil kami masing masing, sedikit berbincang bincang, dan masuk kedalam Mobil masing masing.

Entah mengapa hatiku, menginginkan segerah kembali.

****

"Assalamu alaikum..", sapaku masuk kedalam rumah.

Hari sudah malam, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam sesampaiku di rumah di jakarta, tadi setelah pertemuanku dengan Pak Akmal, aku segera kehotel dan menuju Bandara.

"Waalaikum salam, Den Reza..", jawab Bik Ratih, salah satu pembantu rumah tangga kami.

"Dimana orang orang
Bi' ?", tanyaku setelah masuk kerumah, dan mendapatkan kesunyian di dalam.

"Eh!, Den', enggak tahu?", kata Bik Ratih, balik bertanya.

Sedikit rasa tidak enak menyeruak di dalam hatiku, "Ada apa Bi' ?", tanyaku mulai tidak sabar.

"Kemarin Non' Aira di temukan pinsan di kantor, dan sekarang berada di rumah sakit", jelasnya membuatku terdiam di tempatku.

"Apa yang terjadi pada Istriku??", teriak batinku gusar.

___

Aku berlari menyusuri koridor rumah sakit, setelah mendapatkan di rumah sakit mana Aira sedang di rawat, tidak peduli dengan rasah lelah yang menyerangku, yang jelasnya sekarang aku harus berada di samping Istriku!!.

"Assalamu alaikum...", salamku segera masuk kekamar inap Aira.

"Waalaikum salam ,Reza..", jawab Mom yang berada di samping Aira yang terlelap, sedikit kaget melihat kedatanganku.

"Kenapa Mom?", tanyaku duduk di samping Mom, pelan, aku sangat khawatir .

Mom tersenyum bahagia kearahku membuatku bingung, "Aira hanya kelelahan, dan selamat sebentar lagi kamu akan menjadi seorang Ayah..., Mom akan jadi Oma..!", jawab Mom langsung memelukku, senang, aku membalas pelukan Mom dengan sama eratnya, sangat bahagia mendengar kabar gembira ini, tapi sedetik kemudian aku terdiam melepaskan pelukan Mom.

"Bagai mana reaksi Aira Mom?, kenapa pula Mom tidak memberi tahukanku?", tanyaku sangat ingin tahu bagai mana reaksi Aira.

"Ya bahagialah sayang, tapi Aira kebanyakan murung saat kamu meninggalkannya, hari harinya dia lalui dengan bekerja dan bekerja, pergi pagi pagi sekali dan pulang saat larut malam, ini semua gara gara kamu!, menantu kesayangan Mom jadi setres..!", jelas Mom membuatku meringis, memandang Aira dalam, sungguh aku sangat menyesal.

LoVe is You? {Story 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang