part 11.

12.4K 742 5
                                    

p.o.v Reza.

Dimanapun kamu..

kemanapun kamu..

Aku akan mengejarmu,
saat kamu telah di nyatakan, benar benar kembali...

Aku akan membuatmu, menjadi milikku satu satunya!, tidak akan, dan tidak akan pernah aku lepaskan lagi..!!

*****

  Ini benar benar gila!!, ini bukan tipeku samah sekali, aku tidak tahu harus marah atau berterima kasih kepada Satria atas ide gilanya, tapi aku akui jika aku harus berterima kasih, karna ide gilanya, dia kembali, dia, Humairah Anastasya Swan, pemilik hatiku.

Aku harus bersabar, dua minggu lagi, dia akan kembali, "Oh ayolah ini hanya dua minggu, tapi kenapa rasanya berabat abat lamanya??".

Dua minggupun berlalu, tapi aku harus menunggu lagi satu minggu, sampi hari itu datang hari pertemuanku dengan perusahaan Swan Comoniti.

Yah akulah Ciend yang tidak tahu malu itu!, yang meminta pemimpinya langsung turun tangan, bukan pemimpin sembarangan, melainkan pemimpin dari induk perusahaan di Turki sana, timur tengah.

Aku tidak peduli seberapa besar bajet yang aku keluarkan!, yang aku pedulikan, adalah apa yang akan aku dapatkan.

Ini semua gara gara Mom, yang mengancamku, untuk segara menikah, satu tahun ini.

Maafkan aku Aira, karna aku yakin, jika aku tidak menyeretmu kembali, kamu tidak akan kembali.

Sebenarnya Rio sangat menentang keras, bahkan tidak ingin menerima permintaan kerja sama kami, tapi setelah aku yang memintanya langsung, dan mengatakan tujuanku, akhirnya dia menerimanya, dengan satu syarat aku harus membahagiakannya, dan tidak ada satu tetes air matapun yang keluar dari pelupuk matanya.

Aku senang bukan kepalang, tampa di mintapun aku akan melakukannya, aku berjanji akan membahagiakannya, tidak akan aku biarkan, satu setes Airmatapun keluar dari mata indahnya itu, kecuali air mata kebahagiaan, tekatku dalam hati, insyaallah.

***

Hari Ini, hari minggu, tapi aku masih bekerja, aku butuh pengalihan pikiran, karna jika tidak aku tidak yakin, dan pasti akan, jika aku akan berlari menemuinya, mendekapnya dengan sangat erat, mengatakan, aku sangat merindukan dan sangat mencintainya!.

****

Aku melihatnya, di Restoran yang sengaja aku bangun untuknya, tiga setengah tahun lalu, bekerja sama dengan Hamdam dan Pak Kumis, kami berbagi hasil.

Hamdam yang mengelolanya, karna saya sendiri  mempunyai tanggung jawab yang besar di perusahaan.

Aku hanya mengawasinya, jika ada pihak pihak tertentu yang menyeleweng, atau berhianat.

Kami juga sudah membuka cabang di berbagai daerah, aku hanya mengunjungi restoran di saat saat tertentu saja, seperti sekarang ini, di saat aku sedang jenuh atau  lelah menunggu.

Dia berjalan dengan lesu, dan cemberut memasuki Restoran, "kenapa?", tanyaku dalam hati, dia menghampiri dua orang perempuan, yang tengah memanggilnya dengan bersemangat, tetapi dia hanya menanggapinya cuek, dan duduk tepat menghadapku, tidak biasanya Aira seperti itu, Aira yang aku kenal selalu tersenyum, penuh semangat, dan ceria, apa ini semua karna aku?, ya ampun maafkan aku Sayang, aku berjanji akan menggembalikan Airaku yang dulu, tekatku dalam hati.

Apa ini juga sebabnya Rio, memaki maki aku lewat telefon, beberapa bulan yang lalu, dan menggantung permintaan aku!, Rio memang kakaknya, yang paling sadis, tetapi jangan sekali kali kau, berurusan dengan kakak tertua, Aira, kelihatan kalem, murah senyum tapi, kalau sudah berurusan dengannya, membuatnya marah, Kafkah akan sangat mengerikan!.

Setidaknya aku harus, sedikit bersyukur karna berurusan dengannya, Rio.

Dia tidak melihatku, kami di batasi sebuah kaca hitam besar, yang aku bangun khusus mengawasi semua pengunjung Restoran, bersambungan dengan ruang kerjaku, mata kami bertemu, dia terus melihat kearah kaca besar yang memisahkan kami, sambil berpikir, mengerutkan kedua Alisnya, ingin rasanya aku mengetahui isi kepala cantiknya itu.

Cukup lama aku memandangnya lekat lekat, dan berakhir di  matan indahya, aku sangat merindukannya!, sangat.

Aku berusaha untuk tidak menerjang, kaca pemisah kami, meneriakkan semua rasa yang aku miliki, oh tuhan ini sangat mengiksa, dimana kau hanya melihat orang yang sangat kau cintai, tampa sepengetahuannya, tampa bisa kau, meneriakinya, kalau kau, ada di sini, beberapa meter di hadapannya.

Beberapa menit kemudian, dia mengalihkan pandangannya, mengelilingi seisi restoran, berdecak kagum, tidak mempedulihan pelayan yang menanyakan pesanannya, dan orang orang yang melihatnya memuja.

Aku melihat salah satu temannya yang memakai hijab, sama sepertinya, yang memesankannya makanan.

Aku bangkit, menuju dapu, berniat mengganti pesanannya dengan makanan kesukaannya, Sate tiga porsi yang aku jadikan satu dalam piring, aku tahu porsi makannannya, jika berhadapan dengan yang namanya Sate, Aku tersenyum memikirkan tingka konyolnya dulu, yang selalu meminta Sate bagianku, aku juga memberinya, es krim Rasa Vanila Blue, satu gelas besar, dan jus jeruk, sendiri yang membuatnya.

Setelahnya aku segera kembali keruanganku ingin tahu bagai mana expresinya.

Aku tersenyum senang melihatnya, matanya yang berbinar binar melihat makanan yang ada di depannya, berdoa sejenak, dan dia memakan makanannya dengan sangat lahap, tidak peduli dengan tatapan kedua temannya, yang heran melihat pesan yang mereka pesankan bukan pesanan yang sama.

Tapi lama kelamaan, keduanya mengangkat kedua bahunya, tidak ambil pusing, melihat temannya tengah makan dengan lahap,  ikut  memakan pesanannya, masing masing.

****

Di mata kamu kamu...

Di dalam pikitran kamu..

Cinta, tidak dapat menenggelamkan...

Bahkan jika kita terpisah jauh bahkan jika kita tersembunyi...

Cinta akan menemukan jalannya, jalan untuk kembali...

Cinta kamu....

Kerinduan yang telah di sapu angin, di saat kedua mataku melihat bayanganmu...

Saya berharap Angin ini, membawa perasaanku kepada kamu...

Aku mencintaimu ...

Humairah Anatasya Swan..
_
_

"Pengecut loh Bang!!", suara Hamdam, membuyarkan lamunanku.

Aku menapatnya sekilas, "Ada waktunya aku bertemu dengannya, bukan sekarang!", jawabku cuek dan tegas secar bersamaan.

"Cak..!!, liat gue yah Bang!", ucap Hamdam berapai api, mungkin gemas melihatku, Aku hanya tersenyum samar, setelah mengatakan itu dia berlalu keluar.

Aku melihatnya menghampiri Aira, membawa sebuah cangkir, aku menautkan alisku melihatnya.

"Nekat juga dia...", gumamku pelan.

Awalnya Aira tidak mengenalinya, tapi setelah Aira mengenalinya, Aira langsung menyuruhnya duduk di sampingnya, aku mendengus, apa Aira akan melakukan hal yang sama jika dia melihatku nanti?, pikirku kesal.

Mereka terlibat pembicaraan yang seru, tertawa bersama, saat ada pembicaraan yang menarik, sesekali Hamdam memandang dinding kaca di depanya, tempatku duduk sekarang, seakan mencibirku, "Nih lihat aku, wee!! :P".

"Cakk.. kurang ajar sekali dia!!", desisku gemas, di dalam ruanganku, jika dia ada di sampingku sudah aku jitak kepalanya, atau aku tendang jauh jauh.

Aku bangkit dari duduk, segera kembali kerumah, Sofi sudah sedaritadi menyuruhku untuk segera pulang!, entah ada urusan apa lagi dia, jengah juga di sini, dipanas panasi oleh bocah itu, aku sumpahi dia, kalau jantuh cinta nanti, dia akan mendapatkan hasil lebih para dariku!, bukannya apa, aku geram, setiap ada kesempatan selalu di ledek olehnya, dan sekarang!, tambah para!, mengetahui kehadirannya.

******

Hmmm... Setelah di baca baca di sini author banyah nulis kesalahan kesalahan dalam membuat cerita, tulisan ini harus di rombak semua...

LoVe is You? {Story 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang