Bab 43 - Meyakinkan Ibu

128 32 5
                                    

"Bu, aku juga malas mengajari Maria bagaimana supaya dia bisa bersih-bersih dengan baik dan memasak, serta berbagai kegiatan mengurus rumah lainnya," kata Arya kemudian. Ia pura-pura tidak melihat tatapan sebal dari Maria karena Arya bersikap seolah-olah Maria itu payah sekali.

Arya melanjutkan bicara dengan mulut manisnya untuk mencoba mempertahankan Maria di Batavia bersamanya. "Ibu tahu kan aku tidak mudah bisa menyesuaikan diri dengan orang lain? Aku tidak nyaman kalau harus menggaji pelayan untuk tinggal di sini dan mengganggu rutinitasku."

Ibu hendak memutar mata mendengar kata-kata Arya yang tiba-tiba sok bersikap seperti orang paling introver sedunia yang tidak suka bertemu orang baru dan tidak nyaman tinggal bersama orang yang tidak dikenalnya dekat.

Ia sangat mengenal anaknya itu. Arya adalah seorang ekstrover yang senang berinteraksi dengan orang lain dan dapat dengan mudah menyesuaikan diri. Arya akan baik-baik saja jika ia menggaji pelayan di rumah ini dan membiarkan pelayan itu yang mengurusi semua kebutuhannya.

Namun, sepertinya Arya berkeras ingin agar Maria tidak ikut ibu pulang ke Bandung. Ada apakah gerangan?

Ibu mengerling ke arah Maria yang sedang duduk di sebelah Arya dengan tangan memegang kuat sebuah buku jurnal kedokteran. Ia lalu menatap Arya dalam-dalam.

Aahh... apakah Arya mengira Ibu masih akan memperlakukan Maria dengan buruk jika mereka pulang ke Bandung dan tidak ada Arya yang menengahi hubungan mereka?

"Ayolah, Bu... Aku lebih nyaman kalau Maria saja yang mengurusi rumah di sini dan membantuku. Aku bisa lebih berkonsentrasi belajar kalau aku tidak diganggu oleh orang asing di rumah ini."

Arya menatap ibunya dengan puppy eyes terbaiknya. Ia tahu ibunya tak akan dapat menolak. Semua orang selalu memenuhi permintaannya kalau ia sungguh-sungguh meminta. Bahkan kakeknya yang terkenal keras dan galak juga tak berdaya. Bagaimanapun Arya adalah cucuk lelaki satu-satunya.

Ibu menatap buku tebal di tangan Maria, lalu pada Arya. Ahh... mungkin tidak ada salahnya ia membiarkan Maria tinggal di sini. Gadis itu sangat pandai. Ia bisa menjadi teman belajar bagi Arya. Kalau ada Maria, Arya akan menjadi lebih termotivasi untuk belajar.

Ibu harus memikirkan kepentingan Arya.

Akhirnya wanita separuh baya yang masih cantik itu mengalah. "Baiklah. Maria boleh tinggal di sini dan membantumu, sampai kau menemukan pelayan yang bisa menggantikan tugasnya... atau sampai keluarga kita menemukan istri untukmu yang bisa mengurusimu di Batavia."

Raden Arya AdinataWhere stories live. Discover now