"Kalo nanti balik gimana?"
"Gak mungkin," jawab Maura seolah yakin. Dia tertawa kecil seraya menarik kursi tempatnya biasa duduk di samping Finda. Dan dulu, di seberang kursi Finda itulah kursi yang sering ditempati oleh Dewa.
"Dia pasti balik, Ra," ucap Nando seolah ikut yakin.
Maura enggan melanjutkan lagi, dia pun buru-buru membalik piring dan mengambil nasi.
"Emang lo suka kepala kakap juga, ya? Baru tau gue," kata Maura sambil menyendokkan sayur lodeh ke piringnya.
"Emang ada orang yang gak suka kakap?"
"Gue gak suka."
"Ohya? Kok gak suka? Kan enak, Ra," ucap Nando sambil gantian mengambil nasi.
"Gue kan alergi ikan, Nan."
Nando menatap Maura kaget. "Gue baru tau," ujarnya seperti kecewa.
Maura hanya tersenyum dan melanjutkan mengambil lauk lainnya, batinnya menyambung dengan miris, yang tau emang cuma Dewa doang kok.
"Terus alergi apa lagi?"
"Kenapa jadi pengin tau gitu? Haha."
"Supaya gue gak salah strategi buat deketin lo."
Gerakan menuang air mineral ke gelasnya tiba-tiba terhenti. Maura menurukan kembali teko air dan menatap Nando serius, seperti sudah siap untuk membicarakan hal ini dibanding saat di mobil tadi.
"Lo sadar gak sih kalo ini terlalu aneh buat gue, Nan?" tanya Maura sambil menatap Nando.
"Buat gue ini lebih aneh lagi, Ra."
"Ya makanya itu –maksud gue, kenapa bisa? Kenapa tiba-tiba jadi bisa, gitu? Gue masih gak percaya."
"Gue pun sama. Selama ini gue selalu menyangkal, tapi akhirnya gue yakin kalo gue beneran sayang sama lo. Bukan lagi sebagai sahabat."
"Lucu aja gitu, Nan, kita gak pernah ketemu tapi lo tiba-tiba bisa cinta sama gue."
"Kita selalu telfonan, Ra."
"Udah gak intens banget, Nan, selama dua tahun ini."
"Tapi cukup bikin gue kangen kalo gak telfon lo sehari."
Maura merasa nafsu makannya mendadak hilang gara-gara obrolan ini. Saking tak habis pikirnya, Maura bahkan sampai tertawa kecil. Menganggap kalau Nando sudah gila.
"Pantesan aja Mia marah banget. Karena emang gak masuk akal banget, Nan."
"Di mana letak kejanggalannya, Ra?"
"Apa yang bikin lo cinta sama gue?" balas Maura bertanya.
"Karena gue terbiasa sama lo mungkin."
"Mungkin?" Maura tertawa lagi. "Lo aja gak yakin sama diri sendiri."
"Yaa..., ya pokoknya gue ngerasa ada yang lain ke lo, rasanya kalo aja gue punya ongkos buat terbang ke Singapore, bakal gue lakuin dari dulu supaya bisa ketemu lo saking gue kangennya, Ra. Dan sejak nyaman sama lo, gue juga jadi udah gak ada rasa apapun ke Mia. Hati gue selalu lebih mikirin lo, Ra, selalu lebih tenang kalo lo udah ngabarin gue. Jelas itu namanya cinta, kan?"
"Nan, lo inget, gak? Waktu dulu gue bilang cinta sama lo, dan waktu itu ternyata gue keliru. Lo bilang gue terlalu pake logic, bukan hati. Dan ternyata lo bener, karena hati gue lebih memilih Dewa." Maura membuang napasnya panjang. "Sekarang kenapa malah jadi lo yang gantian begini, Nan? Lo tuh salah memahami hati lo. Yang lo rasain ke gue itu cuma karena lo pengin melindungi gue dan menjaga janji lo ke Dewa. Ini bukan cinta, Nan, lo salah banget udah ninggalin Mia."
"Enggak, gue yakin banget ini cinta, Ra. Gue sendiri yang tau isi hati gue, dan gue percaya sama apa kata hati gue."
"Jangan maksain gini terus, Nan."
Nando gantian membuang napas. Selera makannya pun juga jadi hilang, tetapi demi menghargai masakan Bi Kokom, dia pun akan menghabiskan setelah percakapan ini selesai lalu pulang ke rumah.
"Mungkin sekarang lo juga masih sama kagetnya kayak yang gue rasain selama setahun ini, Ra, masih selalu menyangkal dengan argumen-argumen logic. Nanti juga lama-lama lo ngerti sendiri kok kalo perasaan gue ini memang benar nyata," tutup Nando sebelum melipat tangan sambil memejamkan mata untuk berdoa dan makan.
Terimakasih Tuhan Yesus untuk berkatMu hari ini, semoga menjadi kekuatan bagi kami, kami sambut berkatMu. Semoga perempuan di hadapanku ini bersedia membuka hatinya. Haleluya Amin.
Maura tak sanggup berkata apa-apa lagi. Ia pun turut menengadahkan kedua tangan untuk berdoa.
Allahumma barrik lana fiima rozaktana waqina adzabannar. Aamiin.
***
YOU ARE READING
Goodbye, Memory! [SEKUEL HELLO, MEMORY!]
RomanceKetika kisah mereka telah menjadi masa lalu bagi orang lain, tapi baginya hanya seperti kemarin. Banyak hal berubah, tapi ia masih tetap di perasaan yang sama. Kedatangannya kembali ingin mengulang kisah yang dulu ia tinggalkan. Mengejar lagi seseor...
Goodbye Memory Ke-7!
Start from the beginning
![Goodbye, Memory! [SEKUEL HELLO, MEMORY!]](https://img.wattpad.com/cover/107761384-64-k558045.jpg)