Chapter 70. One must Die Tonight

4.1K 473 37
                                    

content warning!
⚠️kekerasan, benda tajam, darah

***

Chapter 70. One must Die Tonight

"Ibu?? bapak??"

Saat ini, Tania sudah tiba di bangunan kosong yang letaknya jauh dari rumah. Bangunan ini merupakan pertokoan yang tak lagi terurus.

Tania terus melihat sekeliling, sembari menyalakan senter di ponselnya sebagai penerang, sebab di dalam sangat gelap dan tak ada lampu sedikitpun.

Sedari tadi tubuh Tania gemetaran karena rasa takut yang menyelimuti. Kedua matanya yang basah terus melilihat sekeliling, mencari keberadaan ibu dan ayahnya.

Tania yakin mereka ada disini. Ini adalah lokasi yang tertulis di kertas tadi. Ia tidak mungkin salah.

"Ibu!! bapak!!'

Tania kembali berjalan dengan tergesa. Ia berteriak, berusaha mencari kedua orangtuanya.

Tiba-tiba suara samar sebuah pintu terdengar, membuat Tania merinding hebat.

Tania berjuang melawan rasa takutnya, kemudian mengikuti arah suara tersebut. Ia menerangi jalannya dari barang-barang rongsok yang berserakan di dalam bangunan ini.

Hingga akhirnya Tania menemukan tangga menuju ke bawah, ke sebuah ruangan bawah tanah.

Jantung Tania berdetak kencang. Ketakutannya semakin menjadi, setelah melihat ada pintu di bawah sana yang sedikit terbuka, seolah memberitahu Tania untuk masuk ke dalam.

Karena tak ada lagi yang ia pikirkan selain keselamatan kedua orangtuanya, Taniapun segera menuruni tangga yang gelap tersebut, kemudian ia masuk ke dalam ruangan itu dengan tergasa.

Sama seperti di luar, di dalam ruang basement yang luas ini, juga begitu gelap, sehingga Tania harus mengarahkan senternya ke sekeliling untuk mencari.

Tania dapat mendengar suara laki-laki yang seperti berusaha berbicara namun kesulitan. Hal tersebut membuatnya semakin yakin bahwa ayah dan ibunya berada disini sekarang.

Benar saja, Tania menyenter ke arah jauh di depan sana, seorang laki-laki dan perempuan yang duduk di kursi, dengan kondisi terikat.

Tania tidak bisa melihat mereka dengan jelas karena senternya yang tidak terlalu terang, namun ia yakin bahwa mereka adalah ibu dan ayahnya.

Kini Taniapun segera berlari dengan tergesa ke arah sana. Ia berlari kencang dengan perasaan yang tak karuan.

BRAKK!!

Tiba-tiba Tania menyandung sesuatu di tengah larinya, membuatnya langsung terjatuh kencang di lantai.

Tania dapat merasakan lututnya perih, karena tergesek lantai yang terbuat dari semen kasar hingga menggesek kulitnya.

"Mau kemana lo?"

Suara itu kini terdengar. Tania yang terduduk di lantai refleks menengok ke belakang.

Bughh!!

Tendangan kuat Tania terima di wajahnya sesaat setelah menengok. Begitu kencang hingga ia terpental dan mendarat dalam posisi tengkurap.

Kini lampu di basement tiba-tiba menyala, membuat Tania bisa melihat dengan jelas.

Sambil mengatur nafas dan menahan rasa sakit di wajahnya yang barusan di tendang, Tania melihat ke arah sana, ke arah ibu dan ayahnya yang terduduk dan diikat.

Ada dua orang yang berdiri di dekat mereka sekarang, dan keduanya sama-sama memegang pisau di tangan.

"Ibu.. bapak.." ucap Tania, dengan kedua mata yang kembali membendung air.

I'm in Love with a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang