Prolog

42 2 1
                                    

Hallo Readers!!

Kacha Comeback!!

Sedikit bocoran, cerita ini Kacha adopsi dari cerita realife lingkup pergaulan Kacha

Dimaklumkan kalau ada Typo / feel-nya kurang sampai, hehe.

AYO MASUK-!!

***

Seorang gadis tengah duduk di dalam bus bersama teman-temannya. Kedua tangannya menggenggam ponselnya erat, ia rindu dengan seseorang.

"Sebentar lagi kita sampai di hotel, silahkan kalian bisa berkemas." Ujar Bu Elyana-Pengawas kelas.

"Nis, Lo sekamar sama kita kan?." Tanya Lia-Azerlia Jingga Arunia.

Annisa Flavia Maysara.

Aku hanya mengangguk, kemudian tanganku ditarik pelan oleh Lia untuk mengikutinya ke kamar.

Sesampainya di kamar hotel, aku segera memasuki kamar mandi dan mencuci mukanya.

Setelah berganti baju, aku memainkan ponselnya seraya merebahkan diri di kasur.

"Semoga aja rencanaku nyari dia berhasil, Ya Allah bantu aku dalam bertemu sahabat kecilku." Ujarku dalam hati.

"Sa, mau ikut kita nggak? Mau makan malem nih." Tanya Najla, Najla Almadina. Salah satu temanku mengajakku keluar.

"Loh, bukannya abis Isya' nanti?." Tanyaku. Pasalnya dalam pemberitahuan, makan malam diadakan nanti setelah shalat Isya'.

"Maksudnya ke supermarket depan sebentar beli camilan, aku udah izin sama pengawas." Ujar Najla menjelaskannya.

Soal study tour yang aku ikuti, aku di Jakarta selama satu minggu. Setelahnya aku kembali bersekolah seperti biasa.

Dipikir-pikir lumayan juga untuk mengistirahatkan badan dan pikiran.
.

.
Aku dan kedua temanku-

Oh tidak, ada tiga laki-laki dan tiga perempuan termasuk aku yang ikut disana. Aku tidak mengenali laki-laki itu. Mungkin dari kelas lain.

Berkali-kali aku berinteraksi dengan salah satu lelaki itu. Dia bernama Arka, yang ternyata adalah ketua tim basket di sekolahku.

Bagiku, Arka sangatlah humble dan pintar sekali memilih topik yang tak membosankan.

"Nisa!."

Aku menoleh ke sumber suara yang memanggil namaku, ternyata hanyalah Arka yang memanggil.

"Jangan teriak-teriak gitu. Ada apa?" Tanyaku pada lelaki berkacamata itu.

"Kamu mau ice cream?." Tanya Arka padaku seraya menunjukkan kulkas box ice cream.

Mendengar itu, aku tertawa kecil menanggapi perlakuan Arka saat itu. Bisa-bisanya lelaki itu teriak memanggilnya hanya karena ingin menawarkan es krim.

"Kenapa kamu tertawa? Adakah yang lucu dariku?." Tanya Arka seraya menatapku aneh.

Walaupun tatapannya saat menatapku tidak dengan rasa marah atau emosi, namun alisnya yang tebal dan matanya yang tajam mendukung seperti berekspresi marah.

Dia Gadisku!!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant