i wasn't with them [part 2]

Start from the beginning
                                        

"Dih, najis, banyak banget," balas Kak Ace dengan raut julid. Kemudian ia beralih kepada Eliza, "Kalo lo, El? Ngapain? Bolos?"

Eliza yang tengah menjelaskan tentang betapa enaknya Gudeg Permata Bu Narti mendadak harus terpotong dengan adanya todongan pertanyaan sinisme dari Kak Ace.

"Gak usah fitnah dulu lo! Dosen gue sakit, kelasnya diundur."

"Oh."

"Eh, omong-omong bahas gudeg gue jadi laper deh. Makan dulu yuk Beb? Aku laper," ajaknya kepada Felix. 

Uniknya sosok Eliza yaitu ia bisa menyangkutkan satu topik dengan beragam hal di sekitarnya dengan mudah. Selain itu, ia juga tipe yang mudah teralihkan, membuat pembahasan sebelumnya yang belum selesai pun berujung terlupakan akibat terdistraksi dengan hal lain yang baru saja terjadi atau terpikirkan olehnya.

"Yaudah ayo, tapi cepet ya, habis ini aku kelas." Kak Felix menatap arloji yang melingkar dipergelangan tangannya dengan teliti.

"Oke." Ia kembali menatapku, "Eh, Keira, mau ikut makan di kantin gak?"

Aku buru-buru menggeleng, "Enggak, tadi udah makan kok."

"Terus habis ini mau kemana? Pulang?" Tanyanya peduli.

Aku mengangguk, "Iya pulang, soalnya kelas lagi nanti sore banget."

"Oalah oke deh, kalau gitu hati-hati di jalan, aku sama Felix duluan ya!"

Bahkan Eliza sama sekali tidak berpamitan kepada Kak Ace yang berada di sampingnya.

"Bro, cabut dulu," pamit Kak Felix kepada Kak Ace yang langsung diselingi anggukan. Kemudian lelaki itu beralih menatapku, "Keira, duluan ya."

Aku mengangguk dan selang beberapa detik, mereka ditemukan sudah berjalan menjauh dengan obrolan nyaring yang disebabkan oleh Eliza. Kepergian mereka juga turut menciptakan kecanggungan diantara kami yang begitu asing. Baik aku dan Kak Ace sama-sama tak bergerak di tempat, seolah masing-masing dari kami serempak kebingungan harus saling menyapa seperti apalagi setelah kejadian kemarin yang masih membekas.

"Gimana? Jadi berminat ikut?" Kak Ace pada akhirnya bertanya.

Aku menoleh dengan raut sedikit terhenyak, "P-Pengen sih, Kak. Tapi nanti deh aku pikirin dulu."

"Kenapa? Aku bisa bantu bilang ke Ayah kamu kok kalau emang gak bisa."

"Bukan masalah itu aja sih Kak."

"Terus?"

Aku menunduk seraya memainkan jemariku gelisah, "Gini, uhm, aku kan habis terlibat kejadian kemarin, terus beberapa temen kakak kayak Kak Felix, Eliza, Kak Raihan udah pada tau. Belum lagi dari pihak BEM kayak Kak Julia. Atau mungkin anak seni kriya yang infoin ke kakak kemarin. Mereka semua tau aku dapet masalah besar tapi malah ikut jalan-jalan ke Jogja. Kayak agak gak sopan aja. Dikiranya yang kemarin drama doang, dan—"

Ia mengambil satu langkah mendekat, "Gak usah terlalu dipikirin, mereka semua baik kok. Aku juga udah kasih pesan ke Julia, Felix, sama Leon buat pastiin supaya gak bocor ke siapapun."

Mendengarnya berucap begitu, membuatku merasa amat bersyukur karena ia telah banyak berkontribusi terkait merahasiakan kejadian kemarin. Atau mungkin, ia juga yang membantu meyakinkan BEM bahwa kejadian kemarin bukanlah hal yang sangat fatal sehingga tidak perlu dibawa ke ranah forum besar.

"M-Makasih banyak Kak." Aku menatap wajahnya lebih seksama. Dan sedikit lebam yang tercetak dipipi kirinya membuat jantungku seolah diremas kuat. Entah itu karena Adam atau sisa pukulan dari sosok bernama Bas pada beberapa hari lalu. "L-Luka kakak gimana?"

"Selama wajahku masih ganteng tandanya gak ada luka yang parah." Ia berusaha narsis dengan memasang wajah jenaka. Gelagatnya seperti ia enggan membahas hal itu kepadaku.

"Iya deh iya." Aku terkekeh.

Ia sempat menyisir ke arah sekitar sebelum pada akhirnya bertanya kepadaku, "Kamu mau langsung pulang?"

"Iya Kak, ini masih jam 10, kelas aku nanti jam 4 sore."

"Karena masih lama, gimana kalau kamu ikut aku dulu?"

Aku mengerutkan kening, "Kemana?"

Ia tidak menjawab pertanyaanku, "Ayo."

Setelah itu, kedua kakinya pun bergegas meninggalkan lokasi kami yang mulai ramai akan orang-orang berlalu lalang. Sedangkan aku hanya mampu menatap bimbang punggungnya yang menjauh selama sepersekian detik. Hingga pada akhirnya, seolah telah tersihir oleh lensa gelap indahnya, tungkai ini mampu tergerakkan dengan mudahnya ke arah kemana sosok itu melangkah pergi.


[1] man-rek = manajemen proyek 


p.s.

ralat untuk nama bas ->> awalnya baskara ->> sekarang menjadi bastian ya.
supaya ada gambaran cast bisa dilihat sebagai berikut:

eliza diperankan chaewon le sserafim
bastian diperankan lee jeno nct
raihan diperankan han jisung stray kids
ruben diperankan kim seungmin stray kids
ian diperankan yang jeongin stray kids
gabi diperankan lee chaeryeong itzy
reanna diperankan shin ryujin itzy
julia diperankan choi jisu itzy
erik hardy diperankan kwon jiyong bigbang
david diperankan song minho winner

ini gambaran sebelum aku selesain banner untuk cast(s) di bab paling awal, karena kebetulan project canvaku ke hapus jadi harus ulang dari awal huhu</3

with love,

baby-gyu

if only,Where stories live. Discover now