kesepakatan

211 28 1
                                    

Jimin berdiri cukup lama di depan pintu kamar jungkook.niat nya untuk masuk terhenti ketika mendengar suara eyang di dalam ruangan tersebut.

"Besok Paman mu datang, dia ingin kau mengikuti Fisioterapi di rumah sakit"- eyang berbicara sambil meletakkan dua gelas yang berisi sirup dan beberapa cemilan.

"Tidak perlu"-jawab Jungkook singkat tanpa mengalihkan perhatian nya dari gitar yang ada di pangkuan.

"Apa maksudmu tidak perlu? Apa kau tetap ingin begini? Bagaimana sekolah mu? hobi dan bakat mu? Bagaimana dengan masa depan jeon jungkook? -eyang

Pertanyaan bertubi-tubi di lontarkan sang eyang membuat Jungkook menghentikan aktivitas nya yang sedang mengatur Senar gitar untuk ia gunakan mengajari jimin nanti.

"Kenapa? Apa kau keberatan jika aku akan merepotkan mu di masa depan?"-bukan nya menjawab jungkook malah balik bertanya.

Tak ada jawaban.hanya helaan nafas yang keluar dari bibir wanita tua itu.

Sungguh perasaan nya sakit sekali.
Bagaimana bisa sang cucu meragukan kasih sayang nya.

Ia berjalan keluar sambil membawa nampan kosong.dan menghapus setitik air yang lolos dari kelopak mata nya.

Saat membuka pintu ia dikejutkan oleh kehadiran Jimin.begitu pula dengan Jimin yang kaget ketika pintu itu tiba-tiba terbuka.

"Jimin? Kau sudah datang? Masuk lah, sudah aku sediakan minuman dan cemilan untuk mu"-eyang

"Eh? Baik, terimakasih banyak eyang"-jimin

Jimin melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan dan menutup pintu secara hati-hati.

Jimin mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ingin ia temui, ternyata sosok itu sedang menatap luar jendela di atas kursi roda nya.

"Ehm"-jimin mencoba memecahkan keheningan.

Namun ia tak mendapatkan respon apapun dari sang empunya.

"Jungkook,Kau baik-baik saja?"-jimin bemberanikan diri untuk lebih dekat dengan tempat Jungkook berada.

"Apa yang dikatakan eyang ada benarnya Jungkook,kau tak boleh seperti ini,masa depan mu masih panjang, sayang sekali jika kau berhenti sekarang"-jimin

Jungkook menoleh kearah Jimin.

"Kau mendengar nya?"-jungkook

"Iyaa"-jawab Jimin jujur.

"Tak sopan"-jungkook

Jimin mem pout kan bibirnya dan itu tampak amat sangat menggemaskan bagi jungkook.

Jungkook tersenyum tipis,tipis sekali.

"Hmm bagaimana jika kau mengajariku tentang dunia musik dan aku akan menemanimu fisioterapi? Kebetulan ayah ku seorang Ahli fisioterapi,kita akan saling menguntungkan"-jimin

Jungkook memicingkan matanya "maksudmu,kita akan menjadi semakin dekat karena membutuhkan satu sama lain?"

"aku tidak bilang begitu,tapi jika memang seperti itu aku tidak akan keberatan"-diakhir Kalimat Jimin mengecilkan suaranya dan memainkan jemarinya.

"Baiklah,aku terima tawaran mu park Jimin"-jungkook menatap Jimin tepat Dimata.

*******


Kini tugas Jimin adalah memberi tau sang ayah Tentang kesepakatan yang telah dia dan jungkook buat.

Kesalahan Jimin adalah tak meminta persetujuan ayah nya terlebih dahulu, sedangkan ia menyangkut pautkan sang ayah di kesepakatan itu.

Jimin dan kedua orang tuanya sedang menikmati makan malam bersama.jarang sekali mereka melakukan ini karena ayah dan bunda nya yang super sibuk.

Sang ayah merasakan kegelisahan yang Jimin rasakan.

"Ada apa nak?"

"Hm..hmm.."-jimin menimbang akan mengatakan atau tidak.

"Kenapa sayang? Ada sesuatu menganggu mu? Apa teman-teman baru mu menjahili mu?"-kini bunda yang berbicara.

"Tidakk..."-sangah Jimin cepat

"Lalu apa?"-tanya ayah Jimin.

"Hmm jika aku mengatakan ini aku harap ayah tak marah"-cicit jimin

"Tergantung"

"Ishh ayahhh..."

"Haha baiklah,katakan saja."

"Aku membuat kesepakatan dengan teman ku"

Sang ayah mengerutkan keningnya
"Kesepakatan? Kesempatan apa?"

"Aku dan teman ku bersepakat untuk menguntungkan satu sama lain,dia akan mengajari ku musik dengan imbalan..."

"Apa imbalan nya?"

"Hmm ayah membantunya untuk fisioterapi"-cicit jimin tapi masih dapat didengar kedua orang tua nya.

"Ayah tidak keberatan"

"Benarkah?"-tanya Jimin dengan mata yang berbinar.

Sang ayah mengangguk "tapi lain kali kamu harus memberitahu ayah terlebih dahulu apalagi ini menyangkut pekerjaan"

"Iya ayah,tapi..."

"Tapi?"

"Teman ku ingin fisioterapi dirumah bukan dirumah sakit"

"Kenapa?"

"Teman ku tidak ingin bertemu banyak orang"

"Teman mu yang mana?"-ini bunda yang penasaran dengan sosok teman yang sedari tadi Jimin bicarakan.

"Pemilik kamar disebelah kamar ku"

I love myself and you (Jikook/Kookmin)Where stories live. Discover now