bingkai foto

263 28 0
                                    

Hari demi hari Jimin jalani kehidupan nya di tempat baru, keluarga Jimin memutuskan untuk tinggal di desa terpencil ini karena pekerjaan ayah nya.

Sebenarnya tidak masalah untuk Jimin, di kota atau pun di desa Jimin menyukai keduanya.

Hanya saja dia sangat merindukan teman-teman nya di kota.

Saat sedang berjalan pulang Jimin tidak sengaja melihat dari seberang jalan ada  seorang wanita paruh baya ingin menyeberang tapi sepertinya wanita itu tampak ragu melangkah kan kakinya,Jimin lantas menyebrang untuk membantu wanita tersebut,Jimin menggenggam tangan nya, membuat yang di genggam mendongak kan kepalanya.

Jimin tersenyum "mari eyang, aku bantu."

Jimin menuntut tangan keriput itu sambil melihat kiri dan kanan.

[Setelah sampai]

"Terimakasih terimakasih banyak nak Jimin" - eyang

Jimin tersenyum "apakah eyang akan pulang kerumah? Kalau begitu mari kita pulang bersama" -jimin

"Cucu ku seumuran mu, mungkin jika kejadian itu tidak terjadi dia akan pulang sekolah bersama mu"

Wanita itu membuka obrolan

(Huh? Apakah yang di bicarakan nya adalah si pria misterius?) Monolog Jimin dalam hati

"Dia sangat mencintai musik,dia menulis lirik dan pandai membuat lagu,nanti akan ku kenalkan kau padanya"

Jimin mengangguk setuju

Tak terasa Jimin dan wanita itu sampai di halaman rumah berwarna biru.

"Mari masuk,akan aku siapkan minuman dingin untuk mu"

Jimin memasuki rumah bernuansa biru putih tersebut,dan melihat sekelilingnya.

"Tunggu sebentar aku ke dapur dulu,duduk lah"

"Tidak perlu repot-repot air putih saja sudah cukup."

Jimin memperhatikan setiap bingkai foto yang terpanjang di dinding,ada satu foto yang mencuri perhatian Jimin,foto itu adalah foto seorang lelaki tampan berbadan besar dengan senyum lebar memainkan gitar,tampak sangat bahagia sekali.

Jimin memperhatikan setiap bingkai foto yang terpanjang di dinding,ada satu foto yang mencuri perhatian Jimin,foto itu adalah foto seorang lelaki tampan berbadan besar dengan senyum lebar memainkan gitar,tampak sangat bahagia sekali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Foto itu mirip dengan seseorang yang dia temui di seberang balkon kamarnya.yang dia yakini adalah cucu dari wanita paruh baya itu.

Jimin melihat setiap foto yang terpajang di dinding Hingga tanpa sadar kaki nya menaiki setiap anak tangga.

Hingga saat dia Sampai dilantai 2 rumah berwarna biru tersebut, Jimin melihat ada beberapa kain putih yang menutupi berbagai macam alat musik yang tampak usang dan berdebu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hingga saat dia Sampai dilantai 2 rumah berwarna biru tersebut, Jimin melihat ada beberapa kain putih yang menutupi berbagai macam alat musik yang tampak usang dan berdebu.

Hingga saat dia Sampai dilantai 2 rumah berwarna biru tersebut, Jimin melihat ada beberapa kain putih yang menutupi berbagai macam alat musik yang tampak usang dan berdebu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kotor sekali" monolog Jimin sambil membuka kain putih yang menutupi piano besar disudut ruangan.

Jimin menarik kursi yang tidak jauh dari piano tersebut lalu dia dudukan pantat nya. Jimin tersenyum.dengan jemarinya menekan setiap node membuat nada-nada yang indah.

"There's nothing like us
There's nothing like you and me
Together through the storm
There's nothing like us
There's nothing like you and me together, oh"

Jimin bernyanyi sangat menghayati sehingga ia tidak sadar sedari tadi ada seseorang menatapnya.

Saat Jimin memutar tubuhnya

"AAAAAAAAA ASTAGAAA" Jimin kaget bukan main hampir saja jantung nya pindah ke lambung.

"Siapa kau? Kenapa kau bisa Disini?" Tanya orang itu dengan ekspresi dingin dan datar.

"a-aaku park j-jimin,aku penghuni baru di rumah sebelah, a-aaku di-"

Belum selesai Jimin menyelesaikan penjelasan nya,pria tersebut memotong.

"Sekarang pergilah" lalu menjalankan kursi roda nya tanpa memperdulikan Jimin yang tersinggung oleh ucapan nya.

"Boleh aku tau siapa namamu?"-jimin

Perkataan Jimin membuat yang ditanya mengentikan jalan kursi rodanya menatap Jimin tepat di matanya, pandangan mereka bertemu beberapa saat sebelum pria itu memutuskan pandangannya pada lelaki bermarga park.

"Kau tidak perlu tau."

"Aku harus tau,agar aku bisa memanggil mu dengan namamu bukan pria misterius lagi" -jimin

Pria tersebut tidak mengindahkan perkataan Jimin,dia tetap menjalankan kursi roda nya masuk kedalam kamar dan menutup pintu dengan keras.

Pria tersebut tidak mengindahkan perkataan Jimin,dia tetap menjalankan kursi roda nya masuk kedalam kamar dan menutup pintu dengan keras

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jimin menuruni anak tangga 

"Apa kau sudah bertemu dengan nya?" Tanya wanita tua meletakkan segelas jus jeruk di atas meja

"Maaf kan aku eyang,aku tidak sopan mengelilingi rumah mu tanpa seizin mu" Jimin meminta maaf dengan menundukan kepalanya tanda menyesal.

Wanita tua itu hanya terkekeh pelan dan mendekati Jimin menarik tangan nya untuk duduk di sofa.

"Maaf kan sikap cucu ku yang menyakiti perasaan mu ya, semenjak kejadian itu dia menjadi sangat tertutup dan tempramen,dia selalu mengurung diri nya di dalam kamar" terdengar helaan nafas yang begitu berat dari bibir wanita tua.

I love myself and you (Jikook/Kookmin)Where stories live. Discover now