kamar

213 29 0
                                    

Tepat saat jam 4 sore Jimin berdiri di pintu kamar seseorang yang mengirim nya surat semalam.

Sebelum nya dia sudah meminta izin kepada eyang untuk bertemu dengan cucu nya yang tinggal di lantai 2 rumah milik nya.

Jujur saja jimin sangat gugup sekarang. cukup lama dia menyakinkan diri untuk mengentuk pintu berwarna coklat tersebut.

Sampai akhirnya Jimin mendengar kenop pintu berputar dan pintu terbuka berlahan menampakkan seseorang keluar menggunakan kursi roda.

Sampai akhirnya Jimin mendengar kenop pintu berputar dan pintu terbuka berlahan menampakkan seseorang keluar menggunakan kursi roda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kau akan tetap berdiri disitu?"
Tanya pria tersebut sinis.

Jimin sedikit terkejut,tapi tidak lama dia pun tersenyum.

"A-apa kau menunggu ku?" tanya Jimin seolah dia baik-baik saja walaupun sebenarnya jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Kau sangat percaya diri sekali" sarkas pemilik kamar dengan ekspresi datar dan dingin.

[Walaupun sebenarnya jantung nya tidak karuan melihat sosok pria Mungil bermarga park ini]

Jimin melangkah masuk kedalam ruangan yang cukup luas itu,ada satu bed cover yang berukuran besar,ada sofa,meja belajar,dan lemari kaca berukuran besar dengan banyak penghargaan di dalam nya,sangat mewah.tapi...hanya ada 1 penerangan di ruangan ini,

"Kenapa kau hanya menghidupkan 1 lampu? Apa kau tidak merasa disini gelap?" Tanya Jimin sambil menduduki sofa.

"Tidak ada yang lebih gelap dari masa depan ku." ucap pria tersebut sambil membawakan beberapa buku di pangkuan nya dan menjalankan kursi rodanya mendekati Jimin.

"Bagaimana kau tau tentang masa depan? Kau cenayang?" Balas Jimin.

"Aku bukan cenayang,tapi aku pria cacat.aku tidak bisa melakukan apapun kecuali berdiam diri di kamar, bagaimana orang seperti ku punya masa depan? Sedangkan aku tidak melakukan apa-apa." Katanya santai memberikan buku-buku tadi kepada Jimin.

Jimin terkejut dengan jawaban yang di lontarkan pria tersebut.entah tentang jawaban nya atau panjang nya Kalimat.

[ini Kalimat terpanjang yang Jimin dengar semenjak mengenal sosok misterius di hadapan nya ini]

Jimin menerima beberapa buku yang diberikan kepada nya lalu membaca sampul buku-buku tersebut.

Belajar cepat vokal
•Bermain keyboard otodidak
•Bermain gitar otodidak
•Bermain piano otodidak

"Ini semua adalah ilmu dasar jika kau ingin tau tentang musik.sebelum kau memainkan alat musik kau harus tau dulu fungsi dan kegunaan tiap-tiap bagian dari alat musik tersebut."

Jimin hanya mengangguk tanda mengerti.dan membaca salah satu buku yang diberikan kepadanya tadi.

Saat sedang fokus membaca, padangan Jimin tidak sengaja melihat pria itu di meja belajar nya tampak serius sekali.

Dengan ragu Jimin berjalan mendekatinya.

"Apa yang kau tulis?" Tanya Jimin takut-takut.

"Lirik lagu" jawab nya singkat tidak mengalihkannya pandangan sedikit pun.

Jimin semakin penasaran.

"B-boleh kah aku melihat nya?" -jimin

Barulah pria itu memutar kepalanya menghadap Jimin.

"Kemari lah" sambil menepuk kursi di sebelah nya.

Jimin lansung mendudukkan pantat nya,Saat Jimin melihat setiap bait lagu yang di tulis pria tersebut di buku catatan itu Jimin berdecak kagum.

"Apa kau yang menulis nya? Benarkah? Wah aku tidak menyangka tetangga sebelah kamar ku ini sangat berbakat" -jimin berbicara tulus

Tatapan mereka bertemu, yang ini cukup lama.tanpa mereka sadari sedari tadi posisi mereka sangat dekat.

Pria itu melihat bentuk wajah Jimin yang mungil,hidung nya yang mancung kecil,mata nya yang seperti bulan sabit, dan seakan hilang Ketika tersenyum, mata pria tersebut turun melihat bibir plum Jimin cukup lama, terlihat sangat cantik sekali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria itu melihat bentuk wajah Jimin yang mungil,hidung nya yang mancung kecil,mata nya yang seperti bulan sabit, dan seakan hilang Ketika tersenyum, mata pria tersebut turun melihat bibir plum Jimin cukup lama, terlihat sangat cantik sekali.walaupun dengan kurangnya penerangan di ruangan tersebut.

Jimin yang melihat sorot mata sang pemilik kamar ke arah bibirnya, membuat jimin tersedak ludah nya sendiri.

Menyadarkan keheningan di antara mereka.

Pria itu mengambil kan gelas yang berisi air putih di atas nakas dan memberinya kepada Jimin

"Aku harus pulang,ini sudah mau magrib ibu pasti mencari ku" pamit Jimin setelah minum.

Saat Jimin memutar kenop pintu

"Jeon jungkook, nama ku jeon jungkook."

Jimin memutar badannya

"Aku sudah tau."-jimin

Jimin terkekeh melihat Ekspresi bingung pria berbadan besar itu

"Aku sengaja tidak ingin memanggil nama mu jika bukan kau yang memberitahu nya sendiri." -jimin dengan wajah mengejek.

"Dan... tentang masa depan,kau tidak perlu khawatir. aku yakin Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang besar untuk mu."

Setelah mengucapkan itu Jimin menghilang di balik pintu.

I love myself and you (Jikook/Kookmin)Where stories live. Discover now