Bab IV

465 65 31
                                    

















.....

"Alkisah dulu yang sekarang ada."

.....

















│DYNASTY

















"Bagaimana kondisinya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bagaimana kondisinya?"

"Sejauh ini terlihat baik. Namun belum ada tanda-tanda dia sadar."

Samar-samar suara percakapan itu terdengar di telinga Jisung. Ia perlahan membuka matanya dan mengedipkan beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Hei, lihat. Dia sudah sadar."

Jisung mengedarkan pandangannya kesekitarnya. Sebuah tempat yang lumayan asing baginya. Juga dua sosok yang saat ini berdiri di depannya. Jisung tidak mengenal mereka.

"Kau sudah sadar? Apa yang kau rasakan saat ini?"

Jisung menatap sosok itu sejenak. Ia tidak menjawab dan hanya bangkit untuk mendudukkan dirinya.

"Jangan terlalu banyak bergerak. Kau masih-"

"Berhenti disana." sergah Jisung ketika salah seorang itu hendak mendekatinya.

"Dimana Ace?" tanya Jisung. Sejak tadi ia tidak melihat keberadaan saudaranya itu.

"Ace? Si pirang itu yang kau maksud?" tanya orang dengan wajah tengil itu yang kemudian mendapatkan tatapan tajam dari Jisung.

"Saudaramu kami letakkan di ruang bawah tanah." ucap seorang yang terlihat cukup ramah dan baik.

"Kalian mengurungnya?" dingin Jisung. Nada bicaranya sudah terdengar mulai marah.

"Tidak, kami tidak mengurungnya. Hanya saja, di tempat itu dia bisa lebih aman."

"Apa maksudmu?"

"Saudaramu itu sepertinya sedang masa heat. Bau feromonnya begitu kuat saat kami menyelamatkan kalian yang pingsan di pinggiran hutan. Beruntung, kami bisa menahan diri sampai membawa kalian ke tempat kami. Dan hanya di ruang bawah tanah, bau feromon saudaramu tidak akan tercium alpha lain." jelas orang yang berwajah tengil itu.

"Dimana tas yang kubawa?" tanya Jisung kemudian. Ia terlihat cukup panik saat ini.

"Ada disana."

Jisung melihat orang itu menunjuk kedekat sebuah meja. Disana ia bisa melihat tasnya. Tanpa berpikir panjang, Jisung segera turun dari tempat tidur dan menyambar tasnya. Tangannya mengobrak-abrik isi tasnya dan mengeluarkan satu botol berwarna putih.

Jisung berbalik badan dan menggenggam erat botol putih itu di tangannya. Dua orang yang berdiri di hadapannya saling menatap bingung. Sorot mata Jisung terlihat tajam dan dingin kali ini.

DYNASTY  || CHANGLIXWhere stories live. Discover now