3 Bulan pertama

2 0 0
                                    

Hari selasa pertama di bulan Oktober, meski matahari sudah bersinar begitu terang, rasa sejuk masih tetap terasa, seolah menolak untuk pergi.

Di rumah Freya tengah sibuk menyiapkan sarapan, sementara Milo masih terlelap. “Milo! Milo!” sampai urusan Freya selesai, gadis itu pergi ke kamar Geldin untuk membangunkan Milo dengan mengguncang tubuh besar tersebut. “Milo ayo bangun, kita sarapan.” Ucap Freya tak henti sampai Milo membuka mata. “Milo ayo!!!” dengan sekuat tenaga Freya menarik tangan Milo agar tubuh itu bangkit dari pembaringan.

Milo yang masih setengah sadar mencoba untuk menatap Freya. Tak jelas, sebab kotoran masih mengendap di sekitar mata. Freya tak berucap lagi, gadis itu ikut mendudukan dirinya di samping Milo, tangannya meraih gelas yang terletak di atas meja kecil di dekat ranjang yang lalu ia berikan kepada Milo seraya berkata “Milo tidur terus ih,”

Milo yang tak terima mendorong tubuh Freya. “Terus kamu fikir siapa yang waktu itu tidur di kamar aku dari senja sampa besok fajar? Abis gitu tidur lagi, yang tidur setelah sarapan dan bangun hanya untuk makan siang? Lalu tidur lagi dan mungkin nggak akan bangun kalau aku nggak ngajak jajan.” Tajam mata Milo memandang.

Freya terkekeh, matanya tertutup sebab pipi yang mengembang sehingga menarik kelopak mata bawah naik ke atas. “Jadi siapa yang tidur terus?” Milo menyudutkan Freya membuat Freya tak dapat menjawab, gadis itu malah bangkit dan pergi.

“Ditunggu di ruang makan, jangan lupa mandi.”teriak Freya setelah dirinya berada di luar kamar. Milo yang melihat tingkah lucu Freya pun tertawa.

Setelah selesai dengan urusan pribadinya, Milo pergi ke ruang makan menyusul Freya yang sudah duduk manis menunggu kehadirannya. Sepasang sahabat tersebut memakan makanan yang Freya buat dengan begitu banyak gurauan keluar dari mulut keduanya.

Hingga setelah semuanya selesai, Milo pergi ke rumah untuk mengambil motornya, sedangkan Freya sibuk mempersiapkan diri juga berkas yang harus ia bawa.

“Widih, mau ke dokter atau ke pesta? “Milo bergurau sebab Freya memakai gaun sebetis dengan rambut lurus panjang sepantat yang ia sulap dengan seutas tali agar rambut tersebut memendek hingga mencapai pundak saja, nampak seperti Velma dalam film Scooby-doo.

“Aku nggak sakit, ngapain aku harus pakai sweeter sama celana panjang?”meski benar tujuan mereka adalah rumah sakit, tapi tetap saja, Freya tak mau dirinya dianggap sebagai orang berpenyakit.

Freya pergi ke rumah sakit tempat biasa ia check-up, namun yang tak biasa adalah kali ini ia pergi ditemani oleh Milo, “Milo, aku nggak suka check-up, lama nunggunya.” Freya menggerutu sebal sebab ia harus menunggu giliran. “Belum nanti nebus obatnya harus ke apotek, bukan di sini, jadi serasa aku teh detektif yang lagi nyelesain masalah.” Gadis itu menyandarkan kepalanya di dada Milo seraya memeluk tubuh besar pemuda itu.

Tak terbayang oleh Milo betapa bosannya Freya yang harus selalu menunggu seperti ini saat jadwal cheek-up, “Sabar, nikmati saja,”Milo tahu ucapan tersebut tak akan dapat membuat Freya terhibur, tapi setidaknya pemuda tersebut mengabaikan ucapan Freya.

Freya tak berucap kembali, ia hanya memandang Milo dengan raut cemberut yang terpasang di wajahnya. Hingga Milo melebarkan tangannya agar tubuh Freya dapat masuk ke dalam pelukannya.
“Aku nggak suka, sumpek, pusing,”dengus Freya.

Bagaimanapun juga Milo harus memutar otak, mencari topik pembicaraan agar Freya tak bosan. “Kalau Freya masuk, Milo tunggu di sini atau ikut masuk juga?” Milo membuka topik pembicaraan yang nantinya akan Milo coba sambungkan kemana-mana.

“Di sini saja, sebentar lagi kok, Cuma di cek cek doang da, tapi ya gitu weh.” jawab Freya tak melepas pelukanya. “Tapi aku takut.”gadis itu semakin erat memeluk Milo.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Nov 04, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

My Baby BaymaxDonde viven las historias. Descúbrelo ahora