🍎 #001 - The Watcher

4 2 0
                                    

Zaman dahulu kala, dimana peradaban di Bumi baru tercipta, dan baru memasuki era pembentukan. Manusia dengan jumlah yang dapat dihitung, pada suatu tanah yang mereka usahakan, yang dititipkan dan dikelola oleh mereka.

Salah satunya adalah En. Pemuda yang menginjak usia kurang lebih 20 tahunan. Lelaki yang baru saja berbuah matang dari pohonnya.

Saat itu kehidupan belumlah sedamai zaman keemasan. Perburuan, pembunuhan, pengembaraan itu merupakan konflik yang umum dan menjadi alasan bagi mereka dapat bertahan hidup, termasuk En yang berada ditengah-tengah kehidupan berkemelut seperti demikian.

En muda yang memasuki tahap kedewasaan saat itu memutuskan untuk berdiam diri pada suatu bukit diantara hamparan padang bebatuan. Di atas sana, entah kenapa dia merasa seperti terbang ke nirwana. Matanya seolah mendapati hal-hal yang dipenuhi ketidakwajaran. Pupilnya yang mengecil saat terkena cahaya, begitu menyilaukan.

En bingung sekaligus merinding, dia melihat sosok yang begitu besar. Namun dengan wujud yang tidak beraturan. Wujudnya bagaikan raksasa bertubuh manusia, namun bukan pada wujud fisik, melainkan spiritual. Bulatan bola cahaya saat itu pun dapat tertutup sebab terhalang karena kedatangan mereka.

Tidak, lebih tepatnya bola cahaya itu kalah, sebab mereka jauh lebih menyilaukan. En bergumam namun sulit untuk berkata.

"Salam sejahtera kepadamu, wahai makhluk yang dipenuhi oleh kebaikan, manusia."

En merinding sesaat mendengar suara yang dikeluarkan. Telinganya terasa berdenging, suara itu bergema. Tentu dia sulit untuk membalas perkataan dari wujud spiritual tersebut.

"Kami mengerti apa yang engkau rasakan dalam dirimu. Sebab kedatangan kami kesini bukan tanpa alasan, kami ingin memberitakan kabar padamu. Namun bukan untukmu ataupun juga orang-orang disekitarmu..."

En memperlihatkan ekspresi bingung, itu terlihat sekali pun dia masih dalam posisi ketakutan.

"Melainkan untuk yang terkemudian...! Ya, yang akan datang..."

Makhluk itu menghampiri En, dia pun hanya bisa berdiri tanpa suara. Mencoba menelan ludahnya sendiri, keringat yang bercucuran pun begitu deras.

Seketika semua gelap, dia merasakan tidak lagi berpijak pada tanah tempatnya berdiri. Seolah melayan, telap kakinya berkeringat dan tersapu oleh angin kecil. Namun, sekali lagi disana tidak terlihat apa-apa. Dia tidak dapat menyentuh apapun, namun kian beberapa saat sinar itupun muncul menyeruak menumpuk kegelapan yang membungkusnya.

"Makhluk hidup sudah berkembangbiak dan mengisi seluruh tanah di bumi. Namun mereka larut akan ambisi yang dipenuhi hawa nafsu..."

Suara yang menggema kembali terdengar.

"Makhluk-makhluk yang bertugas sebagai pengawas, menampakkan dirinya. Dan ikut turut langsung dalam membangun peradaban, hal itu bukanlah suatu kesalahan. Namun justru menjadi bencana terkemudian..."

En sekali lagi sambil terpaku, penuh tanda tanya.

"Apa yang mereka lakukan...?" Kalimat ini yang menggantung penuh dikepalanya.

"Bersekutu...! Namun terjerumus pada lembah yang amat dalam..."

En terdiam akibat hentakan suara yang cukup keras.

"Shermon Mountain, merupakan tempat penghubung antar dimensi. Darisini segalanya berasal..."

"Lalu apa yang harus ku lakukan?"

"Sampaikanlah berita ini. Agar mereka tetap pada jalan yang dipilih, dan tidak tersesat ke dasar jurang. Percayalah, didalam lembah itu dipenuhi kehampaan yang membuat sengsara..."

Seketika kegelapan mulai pudar, dan En bisa merasakan kakinya memijak sesuatu, seperti bongkahan bebatuan. Dia berada ditempat sebelumnya berada.

Itulah akhir dari penggalan kisah yang selalu disampaikan dari massa ke massa, hingga manusia yang tiba pada zaman peradaban keemasannya. Bahkan melewati titik klimaks tersebut.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Aug 28, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

The Ruins Heavenly VoidHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin