Luka yang Berakhir Bahagia

747 100 2
                                    

"Nangis sebentar boleh nggak sih? Rasanya capek banget."

Boleh. Boleh banget!

Nangis bukan berarti tandanya kamu lemah kok. Hanya saja rasa sabar yang menumpuk di hati kamu perlu dikeluarkan. Entah itu dengan tangisan atau bahkan dengan teriakan.

Tapi jangan sampai kamu lukai tubuhmu ya!

Kalo capek nangis dulu enggak apa-apa. Keluarin semuanya, supaya hatimu bisa lega. Rasa sesak yang ada pada dadamu juga biar sedikit berkurang.

Udah?

Capek banget ya?

Pelan-pelan tarik napas mu, lalu buang secara perlahan. Ada masalah apa sih, sampai buat orang secantik ini sedih?

Udah berapa banyak air mata yang keluar dari sudut mata kamu?
Udah seberapa sering dadamu sesak karena menahan tangisan?
Udah berapa kali kamu lukai diri kamu sendiri?
Udah seberapa sering kamu bangun dengan mata yang sembab?

Sakit banget ya?

Kalo saya minta untuk tetap bertahan dulu bisa?

Ada yang ingin saya katakan, dan kalo bisa jadikan sebuah motivasi agar kamu bisa tetap bertahan.

"Bertahan dulu ya. Setiap luka pasti akan berakhir bahagia, kok. Kalo kamu nggak percaya, coba buktikan sendiri."

"Caranya gimana?"

"Ingat! Bahagiamu kalo bukan sekarang berarti di masa yang akan datang. Bertahan sampai tahun depan, jika tahun depan kamu belum juga bahagia, maka bertahan lagi sampai tahun depannya, dan jika masih sama lakukan hal itu sampai kamu bahagia. Sampai Tuhan benar-benar menempatkannya pada suatu kebahagiaan yang nggak pernah terduga. Sampai kamu kebal dengan yang namanya luka. Sampai Tuhan mengatakan bahwa kali ini giliran mu yang bahagia."

"Aku nggak yakin aku bakal kuat."

"Tuhan aja yakin sama kamu, masa kamu ragu sama dirimu sendiri. Jangan pernah meragukan apa yang sudah Tuhan berikan padamu. Kalo cobaanmu berat berarti tandanya cuma kamu yang bisa menyelesaikannya. Hebat banget kamu ya."

Rasa sakitnya emang akan terus terasa, karena obat yang ada pada luka itu masih bereaksi buat nyembuhin. Nanti kalo udah kering, pasti nggak sakit lagi kok.

Katanya mau sembuh, masa gini aja nyerah?

Nggak nyesel? Udah jalan jauh banget loh.

"Kamu sudah berjalan jauh, dan kamu tahu kalo kamu sudah setengah dari perjalananmu. Hanya saja memang garis finishnya belum terlihat, tapi kamu yakin selama apa kamu berjalan, selambat apa kamu berlari, di depan sana ada garis finishnya. Tapi, karena kamu nggak hati-hati ada sebuah batu yang menyebabkan dirimu jatuh dan terluka. Terlihat luka itu memang cukup besar hingga menyebabkan kamu menangis dan terduduk lemas tanpa bisa berjalan kembali. Namun, seiring berjalannya waktu luka itu perlahan sembuh, dan dengan sangat tertatih kamu bisa berjalan kembali, bahkan berlari. Meski tidak dengan waktu yang cepat, tapi sembuhmu selalu di waktu yang tepat."

Pahami kata-kata di atas.

Jika belum juga paham, biar saya jelaskan.

Setiap orang berjalan pada jalannya masing-masing, dan jalan itu tidak selalu mulus. Kadang jalannya penuh bebatuan, kadang licin, kadang berlubang, bahkan terkadang jalan itu buntu dan mengharuskan kamu untuk mencari jalan lain agar sampai di garis finish.

Bahkan jalan buntu saja kamu bisa putar balik, dan mencari jalan lain loh. Apalagi jalan bebatuan, licin dan berlubang? Itu sangat mudah dilewati, tapi harus dengan hati-hati.

Namun, suatu hari kamu terjatuh dan menyebabkan lutut dan tangamu terluka hingga menyebabkan kamu menangis. Satu jam, dua jam, tiga jam, bahkan berjam-jam kamu menangis akibat luka itu, tapi akhirnya tangisan itu berhenti.

Kamu yang sebelumnya hanya menangis, kini mulai mencari cara untuk menyembuhkan luka itu meski sangat sulit. Kamu obati dan rawat hingga luka itu kembali pulih. Perlahan kamu mulai berdiri kembali dan berjalan untuk mencapai garis finish.

Kamu terjatuh hanya karena batu kecil. Perjalananmu juga sudah jauh, kamu memang tidak tahu seberapa jauh perjalananmu, tapi kamu yakin jika kamu pasti akan sampai pada garis finish.

Cara satu-satunya adalah tetap terus berjalan. Jika terluka obati! Jika ada batu yang menghalanginya singkirkan! Jika batu itu besar dan kamu tak mampu menyingkirkannya, maka kamulah yang harus menyingkir, dengan cara mencari jalan lain.

Seandainya ada batu yang menghalangimu, bukankah kamu harus menyingkirkannya, bukan kamu yang berputar dan berjalan mundur ke garis start?

Jika ada lubang di tengah jalan, bukankah kamu pasti menghindarinya? Jikalau lubang itu besar, pasti kamu tetap melewatinya dengan hati-hati?

Anggap saja batu itu masalahmu, dan jalan panjang itu adalah perjalananmu. Sebesar apapun itu masalahmu pasti akan ada jalan keluar, sejauh apa perjalananmu pasti akan ada akhirnya.

Tidak perlu khawatir, Tuhan sudah menyiapkan kebahagiaanmu di depan sana. Memang tidak terlihat, tapi kamu harus percaya bahwa itu nyata adanya.

Jika lelah, istirahat dulu. Jangan justru kembali ke garis start, yang secara tidak sadar jalan itu juga sangat jauh dan semua perjalananmu akan sia-sia.

Semua ini akan berakhir, percayalah. Di dunia tidak ada yang abadi bukan? Termasuk semua masalah, beban hidup yang kamu pikul, semua itu sementara. Jika waktunya sudah tepat,maka Tuhan akan menggantikannya dengan berlipat-lipat kebahagiaan yang akan kamu rasakan.

Saya tahu kamu lelah, tapi jangan mencoba untuk menyerah. Ingat, seberapa pedih dirimu berjuang hingga sampai titik sekarang.

Jika ingin menyerah, ingat perjuanganmu sampai kamu bisa sekuat sekarang.

31 Oktober 2022.

°°°°°°
TBC...

Sebuah GoresanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang