3. The 2nd Tryst - Macau

2.3K 342 66
                                    

Kalau menjadi MATE Kimhan adalah sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh Chay sebelumnya, maka menjadi MATE Macau lebih tidak masuk akal lagi. Mereka sudah berteman -setidaknya ini menurut Chay- selama hampir tiga tahun sejak pertama kali masuk High School bersama. Keduanya kenal karena pernah menjadi satu kelompok pada masa awal penerimaan siswa baru, dan kemudian selanjutnya mereka berdua satu kelas selama tiga tahun berturut-turut.

Namun meskipun begitu, mereka tidak begitu dekat. Yaa, sebenarnya dekat karena bagaimanapun mereka adalah teman sekelas. Namun disaat bersamaan juga tidak terlalu dekat karena keduanya sama-sama memiliki teman sendiri-sendiri.

Intinya, menjalani takdir menjadi calon MATE dengan Macau adalah sesuatu yang Chay anggap sedikit konyol. Bisa membayangkan tiba-tiba harus menjalani hubungan romansa dengan temanmu sendiri?

Tapi dia juga tidak boleh terlalu judgemental sejak awal. Mengingat bagaimana Great Omega Pete mengatakan bahwa setiap takdir pasti ada alasannya, makai ia juga yakin pasti ada alasan kuat dibalik kenapa harus Macau yang menjadi salah satu calon MATE-nya ini. Jadi, dia juga tidak boleh berat sebelah dan menjalani takdirnya dengan sukarela.

Termasuk agenda Tryst-nya dengan Macau.

"Lama sekali." Baru saja Chay keluar dari rumah, namun Alpha itu sudah mengoceh. Alis tebalnya menekuk, bibirnya yang bulat penuh itu juga maju beberapa centi. Mau tidak mau membuat Chay tertawa geli karena Macau yang berekspresi seperti itu terlihat imut. Berkebalikan dengan penampilannya sekarang yang garang dengan jaket kulit hitam dan duduk diatas sebuah Ducati merah.

"Ya kamu aku bilang masuk dulu tidak mau."

"Katamu tidak ada orang dirumah? Daripada menimbulkan fitnah kan lebih baik aku menunggu diluar."

Satu toyoran diberikan Chay kepada Macau. Sok suci sekali anak ini berbicara tentang fitnah.

Jadi dengan dumelan singkat, Chay segera meraih helm yang terikat di bagian belakang motor besar tersebut, kemudian mengenakannya. Sementara Macau juga segera memasang helm full-facenya sendiri. Menahan saat Chay naik ke atas motor, dan segera menancap gas setelah dirasanya Porschay sudah siap.

.

.

Porschay sama sekali tidak memiliki ide kemana Macau akan membawanya. Namun dari awal dia sebenarnya sudah menebak bahwa tempat tujuan mereka tidak mungkin tempat biasa saja. Setidaknya, tidak biasa untuknya.

Dan benar saja, saat ducati merah itu membawanya ke sebuah arena luas yang menunjukkan banyak sekali orang lain sedang bermain dengan skateboard atau one-wheel mereka, Chay jadi paham. Macau ini suka sekali hal-hal yang tidak biasa.

Dan melakukan kencan pertama di arena seperti ini.... tidak biasa kan?

"Turun." Macau bergumam begitu sudah sekian detik dia menurunkan standar ducatinya tetapi Chay sama sekali tidak bergerak. Dan ketika dia menoleh, Macau menemukan Porschay yang hanya menatap kedepan dengan pandangan bingung.

"Turun dulu." Dia mengulangi kalimatnya. Dan omega tersebut baru menurut dengan segera menuruni motor besar tersebut dan ikut melepaskan helm. Begitu juga ketika Macau sudah mulai turun ke arena kemudian menghampiri seseorang disana. Berbincang sebentar sambil sesekali menoleh dan menunjuk ke arahnya.

"Siapa?" Dia baru memberanikan bertanya ketika Macau sudah kembali ke arahnya dan sekarang beralih menuntunnya ke arah lain. Ke sebuah tempat teduh yang terdapat semacam kursi-kursi panjang.

"Temanku. Aku pinjam one-wheel untuk bisa kamu pakai."

"Aku?!" Chay melongo. Namun Macau justru mengabaikannya dan malah melepaskan jaket kulitnya hingga meninggalkan kaos lengan pendek berwarna putih saja.

TRYST [KimChay, MacauChay]Where stories live. Discover now