06

34 4 0
                                    


"itu ada apaan si Lang rame-rame gitu? "tanya Nara yang penasaran dengan kerumunan didepannya itu. Galang yang ditanya itu hanya menggelengkan kepalanya.

"gak tau gua ra, mau coba liat? "tanya Galang yang mendapat gelengan dari Nara.

"gak usah gua laper kita kekantin aja. "jawabnya seraya berjalan mendahului Galang yang diikuti oleh cowok itu dari belakang.

Galang dan Nara jalan bersisian dengan Galang yang melemparkan candaan yang membuat Nara geleng-geleng kepala dengan tingkah cowok disampingnya itu.

Galang menatap Nara dalam yang membuat Nara menaikan sebelah alisnya. "kenapa Lang? "tanya Nara penasaran yang mampu membuat Galang salah tingkah hanya karna mendengar pertanyaan yang dilontarkan Nara.

"gua boleh m-megang tangan lu? "tanya Galang yang diangguki oleh Nara. Bak mendapat jawaban dari Nara, Galang pun langsung menggenggam tangan itu.

Nara langsung melepas genggaman yang berada ditangannya itu membuat Galang mengerutkan keningnya. "kok dilepas? "tanyanya bingung yang membuat Nara menatapnya.

Nara menunjuk segerombolan manusia yang kini sedang menatapnya. Galang pun yang penasaran dengan arah yang ditunjuk Nara ia pun mengikuti arahan itu. "itu ka Vender sinis gitu keknya ngeliat kearah kitanya. "ujar Galang yang bingung dengan tatapan yang diberikan oleh kakak kelasnya itu kepadanya.

"siniin dah tangan lu. "ucap Nara yang membuat Galang menuruti perkataannya dan memberikan tangannya kepada Nara.

Nara tersenyum mengejek kearah kakak kelasnya itu seraya menggenggam tangan Galang yang membuat cowok itu salah tingkah dibuatnya.

Berbeda dengan Galang, kini Alden menatap datar pemandangan didepannya. Ia cemburu melihat Galang serta Nara yang sedang berpegangan tangan itu.

"apaan nih pegang-pegangan tangan gini. "ujar Alden seraya menghampiri Kedua orang itu yang membuat keduanya menatap kearahnya.

"sirik bilang. "sindir Nara yang membuat Galang terbelalak dibuatnya berbeda dengan Alden yang menatap Nara dengan wajah garangnya.

"lo tuh cewek ngapa-"

"lu tuh cowok ngapain si gangguin hidup orang mulu. "ujarnya dengan nada sinisnya yang memang sengaja memotong ucapan kakak kelasnya itu yang membuat Alden menghela napas kasarnya saat mendengar ucapan Nara.

"gua udah ngasih tau lu baik-baik tapi lu nya gitu. Jadi jangan ngeluh kalo gua jadi kasar sama lu. "ujarnya yang mampu membuat Nara menatap tidak percaya kearahnya.

Berbeda dengan Galang yang menahan sakit pada pergelangan tangannya karna perbuatan kakak kelasnya itu. "mau lu apasi? "tanya Nara seraya menatap wajah cowok didepannya itu dengan wajah datar andalannya.

"lu tanya mau gua apa? "tanyanya balik seraya mengikis jarak diantara Nara dan dirinya yang membuat Nara berdehem sebagai jawabannya.

Seraya menatap Nara dalam ia pun kemudian menggenggam tangan Nara dengan lembut. Yang membuat Nara masih tetep memasang wajah tanpa ekspresinya itu. "jadi babu gua. "ujarnya yang mampu membuat Nara geleng-gelang kepala mendengarnya.

Nara tertawa mendengar kalimat yang diucapkan oleh kakak kelasnya itu. Kemudian ia pun menatap sinis Alden seraya menampilkan senyum mautnya yang membuat Galang mampu bergidik dibuatnya.

"sinting. "ujar Nara dengan nada sinisnya seraya menghempaskan tangan Alden dengan kasar yang membuat Alden tersenyum licik. Kemudian Nara pun beralih menatap Galang yang kini sedang menatapnya. "ayo Lang balik. "ajaknya seraya menggandeng tangan Galang kemudian ia pun menatap Alden dengan wajah tidak bersahabatnya dan melewatinya begitu saja.

Guru MatematikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang