Chapter 1

204 54 3
                                    

Silakan tekan ⭐
Jangan segan berkomentar ya. 😀

Follow:

💐 FP: Azuretanaya
💐 IG: _azuretanaya

Happy reading
🍂🍂🍂🍂🍂

Shanon menanyakan keberadaan orang yang memintanya mendatangi restoran kepada resepsionis. Setelah beberapa hari tidak ada kabar, seolah ditelan bumi, akhirnya laki-laki yang digosipkan akan menikahi putri tunggal dari general manager di tempatnya bekerja mengiriminya sebuah pesan singkat. Laki-laki tersebut tanpa basa-basi mengajaknya bertemu di restoran yang dulunya menjadi langganan mereka. Tanpa banyak bertimbangan, ia pun langsung menyanggupi ajakan tersebut. Ia ingin mendapat penjelasan langsung dari orang yang sedang menjadi buah bibir di tempat kerjanya.

Mimik wajah Shanon datar saat melihat punggung laki-laki yang tengah dicarinya. Laki-laki tersebut sedang duduk memunggunginya sambil berbicara di telepon. Tanpa memutus tatapannya, ia bergegas mendekati keberadaan laki-laki tersebut.

Setelah berdiri beberapa langkah di belakang laki-laki tersebut, Shanon merasa darahnya mulai mendidih ketika mendengar orang yang memintanya datang tengah bermesraan melalui telepon. Ia sangat ingin memukul sekeras-kerasnya kepala laki-laki yang ternyata benar bermain api di belakangnya. Laki-laki yang tidak pernah terpikirkan akan mengkhianati dan membuat hatinya hancur berkeping-keping. Ia menahan keinginannya tersebut agar tidak membuat keributan di tempat umum, yang ujung-ujungnya akan mempermalukan dirinya sendiri. Ia menarik napasnya dalam-dalam untuk mengurai sesak yang kian memenuhi rongga dadanya. Ia juga membiarkan laki-laki di depannya tersebut lebih dulu menyelesaikan kegiatannya bermesraan.

"Apa penjelasanmu mengenai kabar pernikahanmu yang tengah ramai dibicarakan oleh teman-teman kantor?" Pertahanan Shanon akhirnya runtuh setelah melihat laki-laki yang mengundangnya, menyudahi aktivitas meneleponnya. Tanpa meminta izin, ia langsung menduduki kursi kosong di hadapan laki-laki yang hingga detik ini masih berstatus sebagai kekasihnya.

Laki-laki yang tadinya ingin mengambil buku menu setelah kesibukannya dengan ponsel berhenti, terkejut saat mendengar pertanyaan tiba-tiba dari wanita di depannya, sebab ia tidak menyadari kedatangan Shanon.

"Sebaiknya kita pesan makanan dulu, tidak baik membahas persoalan dalam keadaan perut kosong. Aku janji akan menjelaskan semuanya kepadamu," ujar laki-laki tersebut tanpa menjawab pertanyaan Shanon terlebih dulu. "Kamu mau makan apa, Sha? Biar aku pesankan ya," tanyanya dengan santai. Bahkan, ekspresi wajahnya sedikit pun tidak memerlihatkan rasa bersalah.

"Kedatanganku ke sini bukan semata-mata ingin mengisi perut, jadi langsung saja ke inti pembicaraan," Shanon menanggapinya dengan nada dingin dan penuh penekanan. Kontrol dirinya sudah sangat menipis melihat reaksi dan tingkah laku laki-laki di hadapannya.

"Baiklah kalau kamu tidak mau makan, tapi biarkan aku memesan makananku dulu. Saat ini perutku benar-benar sangat lapar." Richard Pratama, laki-laki yang biasa disapa Richo dan sangat dicintai Shanon membalasnya dengan sangat santai. Bahkan, ia tidak terintimidasi atau marah melihat sikap dingin Shanon.

Emosi Shanon benar-benar tersulut melihat sikap dan ekspresi tanpa bersalah Richard saat membalas tanggapannya, padahal laki-laki tersebut sudah tertangkap basah bermain api di belakangnya. Bukan orang lain yang menangkapnya, melainkan oleh dirinya sendiri.

"Bagaimana jika benihmu berkembang di rahimku setelah kita melakukan hubungan itu?" Tanpa bisa dicegah lagi, mulut Shanon langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Richard tersentak. "Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku, Ric?" Shanon kembali menanyakan saat mulut Richard masih bungkam atas pertanyaan yang dilontarkannya.

The Secret of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang