PROLOG

3 3 0
                                    


Kalo seandainya waktu bisa diputar kembali, gue cuman minta satu hal. Balik ke tahun itu... tahun terindah dalam hidup gue dan mengubah satu hal terburuk yang terselip dalam kenangan indah gue itu.

 tahun terindah dalam hidup gue dan mengubah satu hal terburuk yang terselip dalam kenangan indah gue itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Senyum terus ya, seberat apapun masalah yang kamu hadapi, aku bakal berusaha buat kamu lupa sama masalah kamu itu" ucap Alvin.

"Makasih Al, hari-hari gue mungkin gak akan seberwarna ini kalo gak ada lo" Aca tersenyum seraya menatap mata teduh Alvin.

"Tapi kamu harus inget Ca, senyum ketika kamu emang lagi bahagia, nangis ketika kamu lagi sedih, jangan ngelakuin hal yang gak sesuai sama hati dan pikiran kamu apalagi didepan aku" Alvin mengusap lembut pucuk kepala Aca, kemudian mengajaknya untuk pulang karena hari sudah larut malam.

Aca baru saja sampai dirumah setelah pergi bejalan-jalan dengan Alvin. Tak lama setelah membuka pintu rumahnya, ia langsung disambut dengan lemparan guci yang hampir mengenai kepalanya jika saja ia tidak menghindar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Fery, ia adalah Ayah kandung Aca yang selalu sibuk bahkan terkadang hanya pulang 2 minggu sekali kerumahnya. Jika kalian berfikir Ayah Aca sibuk karena bekerja ataupun sering keluar kota, itu salah. Ayahnya adalah seorang pemabuk, selalu main wanita, dan entahlah pekerjaannya apa, yang jelas Aca sudah terbiasa dengan kelakuan Ayahnya itu.

BRAKK

Aca dikejutkan dengan lemparan guci yang mengenai pintu di belakangnya, ia cukup bersyukur karena guci tersebut tidak melukai kepalanya. "Camera roll, action!" batin Aca.

"Kemana aja kamu?! Jam segini baru pulang, mana gak ada makanan dirumah!" ujar Fery dengan nada tinggi, bisa saja para tetangganya mendengar.

Aca menunduk menatap lantai putih dibawahnya, namun dalam hati ia terus mengumpat. "Shit! Ayah yang kemana aja, udah seminggu nggak pulang" batinnya. Aca berfikir tidak ada gunanya ia menjelaskan, ia tahu Ayahnya itu pasti sedang mabuk, mau sepanjang lebar apapun Aca menjelaskan tetap saja amukan Ayahnya yang ia dapat. Membuang tenaga saja, pikirnya.

Tak lama kemudian, Aca berlari kecil menuju ke kamarnya untuk menghindari ocehan Ayahnya dan segera menutup pintu kamar. Enak saja mood nya yang sedang baik karena baru bertemu dengan Alvin, hancur begitu saja hanya karena perkataan kasar dari Ayahnya.

 Enak saja mood nya yang sedang baik karena baru bertemu dengan Alvin, hancur begitu saja hanya karena perkataan kasar dari Ayahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

1992Where stories live. Discover now