Extra Chapt:End

3.1K 251 50
                                    

"Jangan terlalu keras sama mereka"

Bible berjalan mendekati biu yang duduk di sofa kamar mereka, wajahnya yang kesal terpampang jelas di wajah biu saat ini.

"Kalau itu Batara aku sedikit memaklumi nya bib, tapi ini Bryan, dia hampir gak pernah bohong, tapi apa sekarang, aku gak mau kalau anak-anak jadi pembohong seperti itu"

"Mungkin Bryan punya alasan untuk itu, kamu bahkan gak mau ngasih celah buat mereka ngejelasin"

"Hahh sudahlah, aku pusing"

"Biu, mereka udah bukan anak kecil lagi, biarin mereka bebas, selagi itu bukan hal yang aneh-aneh biarin aja jangan terlalu di kekang"

Biu menarik nafasnya pasrah, yang di bilang bible memang ada benar nya, dia tidak tau kalau nanti semakin dia larang-larang mereka akan semakin jadi pembangkang.

"Udah jangan terlalu di pikirin, kita tidur aja"

"Aku mau lihat anak-anak dulu, kamu tidur duluan aja"

Bible mengangguk mengerti dan membiarkan biu pergi untuk memberi ruang dengan anak-anaknya.

Biu pergi ke kamar Bianca terlebih dahulu karena jarak kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Bianca, biu membuka pelan pintu kamar agar tidak menciptakan keributan yang bisa membuat Bianca terbangun dari tidurnya.

Hanya ada cahaya remang-remang di ruangan ini, namun biu masih bisa melihat jelas wajah anaknya yang tertidur dengan sangat manis, biu mengusap helaian rambut Bianca dengan sangat hati-hati lalu mencium kening nya.

"Mimpi indah putri cantiknya bubu"

Setelah menutup kembali kamar Bianca, biu berjalan menuju kamar Batara yang terletak di samping kamar Bianca, lampu kamar Batara masih menyala, biu hanya menggeleng menatap tidur Batara yang tidak beraturan, setengah badan atasnya di tepi kasur, sedangkan setengah badan bawahnya tetap lurus, melihatnya saja biu sudah sakit pinggang, bagaimana bisa dia tertidur dengan cukup tenang meskipun posisinya seperti itu, di tambah lagi Batara masih menggunakan baju yang dia pake untuk pergi tadi.

"Kadang bubu tuh kesel sama kamu kenapa Ndablek banget gak bisa nurut, tapi setelah bubu pikir-pikir dulu bubu juga gak pernah nurut sama ayah" ucap biu sambil membenarkan posisi tidur Batara agar lebih nyaman.

Biu menarik selimut Batara hingga menyelimuti setengah badan nya, memeluk tubuh Batara sebentar lalu menciumnya.

"Bubu minta maaf kalau sering marahin kamu, itu karena bubu sayang kamu" biu mencium kening Batara sekali lagi lalu mematikan lapu tidurnya sebelum pergi.

Terakhir biu turun ke bawah untuk ke kamar si bontot Bryan, kamar yang selalu rapih, biu mendekati Bryan yang sudah memejamkan matanya dengan posisi miring, biu memperhatikan wajah Bryan yang begitu damai satu tangan nya mengusap lembut pipi Bryan.

"Ini pertama kalinya bubu marah sama kamu,bubu harap kamu gak bakal ngulangin kesalahan yang sama seperti ini, bubu mau kamu tetap seperti Bryan yang bubu kenal, penurut dan gak pernah bohong" ucap biu pelan lalu mencium pipi Bryan dengan lembut.

"Bubu sayang kamu"

"Aku juga sayang bubu" ucap Bryan setelah biu pergi dari kamarnya, se jujur nya dia belum tidur, ketika mendengar suara langkah kaki Bryan buru-buru mematikan lampu di kamar nya dan berpura-pura tidur.

******

Pagi ini Batara dan Bianca sudah ada di kamar Bryan, mereka sama sama menunjuk satu sama lain untuk meminta maaf kepada biu yang masih belum mengajak mereka berbicara.

"Ryan lo duluan yang nyamperin bubu" ucap Batara.

"Kenapa harus gw, sekarang giliran lo lah" jawab Bryan kesal

Hate To Be Love || EndDär berättelser lever. Upptäck nu